1 : Autumn

670 32 2
                                    



"Sebagai penutup Spring Radio siang ini, bagaimana jika kita akhiri dengan sebuah lagu. Yasudah mari kita dengarkan saja lagunya, Yesung-Here Iam. Selamat mendengarkan~."

Gadis itu―Kim Young Hee namun lebih suka dipanggil dengan nama belakang dari nama lahirnya―Aila langsung melepaskan headphonenya saat lagu itu perlahan mulai menggema seantero sekolah.

Gadis itu tersenyum seraya menarik napas untuk merasakan perasaannya ini. Ia selalu suka perasaan ini, perasaan setelah berhasil menyelesaikan satu lagi siarannya yang hanya berdurasi kurang lebih dari empatpuluh menit jika siaran sendirian. Tangannya terlipat dibelakang kepalanya, kakinya diangkat terlonjor diatas meja ikut menikmati lagu yang tadi direquest oleh salah satu teman sekelasnya.

Menjadi penyiar radio—walaupun sekarang hanya sebuah radio sekolah—sudah menjadi cita-cita gadis berumur tujuh belas itu—delapan belas jika dihitung dengan umur korea—sejak kecil. Motivasi berkat ibunya yang mengatakan pernah menjadi penyiar radio saat masih remaja.

Namanya lahirnya Autumn Taraka Aila. Berdarah campuran Indonesia dari ibunya-Korea dari ayahnya. Mereka berdua bertemu disebuah seminar tentang penulisan narasi—yang jelas ayah bukan peserta karena ayah tak pernah menyukai dunia tulis menulis—yang diadakan oleh perusahaan tempat ayah magang.

Mereka hanya berkenalan sebentar kemudian hilang kontak begitu saja.

Seperti takdir, mereka bertemu lagi saat ibu bekerja sebagai tour guide yang menjemput ayah dan rekan kerjanya dibandara. Mereka kemudian menjadi lebih dekat saat ayah dengan terang-terangan berkata kalau dia menyukai ibu.

Ditekannya tombol off air untuk menyelesaikan siaran saat lagu yang diputarnya telah selesai. Matanya melirik kearah jam yang menandakan istirahat makan siang hampir habis.

Mengingat itu, gadis itu mulai merapihkan alat-alat siarannya, kertas-kertas yang berserakan serta gelas-gelas minuman bekas teman-teman penyiarnya yang lain.

Baru saja tangannya akan menutup pintu kaca ruang siaran, pintu utama ruang siaran terbuka menampilkan sesosok tinggi kurus dengan balutan sweater merah muda yang mulai melangkah masuk. Wajahnya menyiratkan kegembiraan, membuat Aila bertanya-tanya.

"Coba tebak," ucap gadis itu seraya berjalan menuju kursi putar tempat Aila duduk tadi.

"Mwoga?"

Gadis itu, Lee Soo Yeon tiba-tiba tersenyum jahil, "Kim Mingyu menyiakan ajakan siaranku, Aila! Bukankan itu berita baik?" kata gadis itu menggebu-gebu. Raut senang itu belum hilang dari wajahnya.

"Lagi?" Aila menatap Sooyeon ragu, "Kau yakin itu bukan sekedar tipuan?"

Sooyeon menggelengkan kepalanya yakin, "Mmm.. tidak-tidak. Aku sangat yakin. Kali ini dia serius."

Aila memutar kedua bola matanya, "Sooyeon-ah, kemarin dia juga bilang seperti itu tapi kemudian membatalkannya sepihak."

Ingatan Aila kembali pada kejadian beberapa hari yang lalu. Aila sudah muak mendengar nama dari seseorang yang punya julukan Visual dream tree dan The man who can do anything itu.

"Mereka akan comeback, Aila. Mereka punya jadwal yang lebih penting. Mereka lebih sibuk dari yang kau kira," dalih Sooyeon, suaranya kemudian naik satu oktaf, "Lagipula kan kemarin dia sudah minta maaf!"

"Iya.. dan acara radio sekolah mungkin adalah hal bodoh bagi mereka," sahut Aila jengkel.

"Yaish!! Kau ini benar-benar pendendam. Seharusnya kita berterimakasih karena Mingyu menerima ajakannya."

Aila mendengus, "Heol.... untuk apa? Seharusnya saat itu dia bilang terlebih dahulu, untuk apa kita repot-repot membelikan ini itu untuk menjamunya, memangnya dia siapa?"

Capella [Hoshi, Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang