Episode 4

132 8 0
                                    

"Tapi sekarang, aku sangat khawatir. Haruskah aku berhenti saja?" ucap Soo Ho mengancam. Geu Rim panik mendengarnya dan saat itu juga Tuan Lee langsung tertawa bahagia.

"Lulus." Kata Tuan Lee. Soo Ho melonggo binggung begitu juga Geu Rim. Akhirnya Tuan Lee meminta maaf.

"Aku takut jikalau kau orang bodoh yang tidak bisa marah, meski kau di tindas, jadi aku sedang mengujimu. Aku terkejut... Ternyata Kau tahu caranya marah, dan kau datang tanpa manajermu. Kau sangat berbeda dari apa yang aku bayangkan." Ucap Tuan Lee. Soo Ho melirik sinis.

"Bukan maksudnya, aku tak suka... Tapi Maksudku, aku suka." Tegas Tuan Lee.

"Kita semua sudah tahu kalau kau orang yang sinting." Gumam Geu Rim melirik sinis pada Tuan Lee.

"Apa Kau tadi...mengujiku?" kata Soo Ho sinis. Geu Rim mengaku bukannya sedang menguji.

"Aku hanya ingin melihat emosi apa yang kau punya. Wajahmu sama sekali tak menunjukkan emosi. Saat kita melakukan acara, akan ada banyak situasi tak terduga. Aku juga ingin tahu, seberapa pandai kau berbicara."jelas Tuan Lee.

Soo Ho ingin tahu hasil seberapa pandai cara bicaranya, apakah lulus di bidang itu. Geu Rim mulai ketegangan meminta agar menghentikan saja. Tuan Lee mengaku kalau melihat kontrak yang ditulis Soo Ho dan merasa kagum sekali.

"Kau memang seorang profesional. Tidak heran jika kau adalah bintang terkenal. Kau tertarik pada naskah dan para tamu. Kau orang yang sangat teliti. Aku bisa mengetahui keterlibatan dirimu dengan pekerjaan. Jadi Bagaimana? Apa aku menafsirkan dengan benar?" ucap Tuan Lee. Soo Ho ingin tahu kalau memang iya bagaimana.

"Aku tahu itu.. Kau seorang profesional." Komentar Soo Ho lalu melihat Geu Rim yang ingin minum Soju.

"Hei.. Magnae.. Bukannya kau ingin belajar buat naskah? Bagaimana bisa kau minum?" tegur Tuan Lee. Geu Rim menganguk mengerti, lalu akhirnya Tuan Lee mengambil gelas dari tangan Geu Rim dan meminumnya.

Soo Ho menahan amarah karena tak suka melihat Tuan Lee menjadi kuda hitam untuk Geu Rim. Tuan Lee akhirnya mengajak mereka adakan rapat perencanaan resmi sebagai seseorang yang profesional. Soo Ho setuju mereka melakukanya Sebagai seseorang yang profesional.

"Tamasya dua hari satu malam." Kata Tuan Lee. Soo Ho kaget mendengarnya.

"Ya... Jika kau tidak mau pergi, maka yang pergi hanya Magnae dan aku. Jadi Tidak akan ada gunanya. Kita sudah saling menempel sepanjang hari." Ucap Tuan Lee. Soo Ho seperti menahan amarah kembali saat tangan Tuan Lee bersadar di pundak Geu Rim.

Ketiga keluar dari restoran, Geu Rim memberitahu kalau Rumahnya ada di lantai dua. Tuan Lee juga memberitahu kalau rumahnya ada disebelah Galeri Seni. Soo Ho menyindir, dengan bertanya apakah biasanya PD dan penulisnya tinggal saling dekat-dekatan, agar bisa bekerja.

"Lantai tiga nya masih kosong. Apa Kau ingin tinggal dekat dengan kami juga?" komentar Tuan Lee santai. Soo Ho pun hanya bisa terdiam.

"Ji Soo Ho, Aku berharap kita bisa benar-benar saling mengenal besok. Magnae dan aku harus bekerja bahkan begadang semalaman." Kata Tuan Lee. Soo Ho kaget keduanya akan menghabiskan malam bersama.

"Tuntutanmu di kontrak itu sangat tinggi sekali. Kita harus bisa mencapai naskah yang akan kau setujui. Jadi Ayo, Magnae." Ajak Tuan Lee.

Geu Rim menyuruh Tuan Lee pergi lebih dulu saja karena akan mengantar Soo Ho pergi. Tuan Lee menyetujuinya. Soo Ho mengeluh Tuan Lee yang selalu memanggil

Geu Rim dengan panggilan Magnae, karena jabatanya sebagai penulis utama sekarang. Tuan Lee dengan nada mengoda merasa Geu Rim itu akan selalu menjadi Magnae baginya

Radio RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang