6. Murid Baru, Masalah Dateng...

4.5K 214 2
                                    

Typo bertebaran
Ada beberapa kata kasar

Happy reading

---------------------------------


Author POV

Cahaya matahari mulai menerobos melewati celah-celah tirai jendela di sebuah kamar. Rose mulai mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya.

Kening Rose berkerut saat merasa perutnya tertimpa sesuatu yang berat. Kerutan itu semakin berkerut saat mengetahui ternyata benda tersebut adalah sebuah lengan kekar yang melingkar diperutnya.

Mata Rose terbelalak saat melihat pemilik lengan tersebut.

"WOY MONYETT APA YANG LOE LAKUIN DISINI?!!!!!!"teriak Rose sambil menendang tubuh Stefano sampai terjatuh dari ranjang.

Stefano mengerang saat tubuhnya terjatuh di atas lantai. Ia pun berdiri kemudian menatap Rose sengit.

"Apa loe liat liat?"gertak Rose garang. Pandangan Stefano berubah menjadi kesal.

"Kamu pagi-pagi kok udah marah-marah sih amore"keluh Stefano mengerucutkan bibirnya.

Rosem berjalan menghampiri Stefano. Ia memegang dahi Stefano. Seketika jantung Stefano berdetak dua ah bukan maksudnya seribu kali lebih cepat. Bahkan Sean, wolfnya sudah mengaung keras di pikirannya karena bahagia.

"Oh pantesan"ujar Rose mengangguk-anggukan kepalanya membuat kening Stefano megernyit bingung. Ia menatap heran Rose yang sedang menatapnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya dengan satu tangannya yang memegang dagunya.

"Loe panas mangkanya sakit stresss"sambung Rose tanpa dosa.

Stefano membelalakkan matanya tercengang. Baru kali ini ada seorang wanita yang menegejeknya, biasanya mereka akan memujinya agar medapat perhatian darinya. Wah ini harus dimasukkan ke buku rekor dunia sepertinya.

Menarik. Satu kata itu terlintas di pikiran Stefano saat melihat Rose mengomelinya yang menurutnya bukannya menyeramkan justru malah menggemaskan.

"Woy nyet loe dengerin gue gk sih?"ujar Rose membuat lamunan Stefano terhenti.

"Ha?kamu bilang apa?"tanya Stefano heran. Ia berusaha untuk fokus pada wanita di depannya ini.

Rose memutar bola matanya malas. Ia mencekal tangan Stefano kemudian menariknya. Sedangkan Stefano shock karena lagi-lagi baru pertama kalinya Rose mau memegang dirinya.

Hati Stefano menghangat saat Rose terus menarik tangannya. Ia pikir mungkin Rose akan mengajaknya sarapan bersama. Dengan senyum mengembang ia mengikuti Rose yang menariknya.

Akhirnya Stefano berada di luar kamar Rose. Ia berbalik menghadap Rose yang tadi berganti di belakangnya.

"Kita mau kemana Amore.."

Brakkk

Ucapan Stefano terhenti saat Rose menutup pintunya tepat di depan wajahnya. Ia pun membelalakkan matanya kemudian berusaha membuka pintu yang ternyata terkunci dari dalam.

"Amore buka pintunya"

"Amore"

"Amore kenapa kamu menguncinya?"

"Amore kumohon buka pintunya"

Merasa tidak ada sahutan dari dalam, akhirnya Stefano menyerah dan meninggalkan kamar Rose sambil menggerutu kesal.

Sedangkan Rose di dalam kamarnya, ia terus-terusan mengumpat. Bagaimana mungkin ia bisa tidur bersama pria yang mengaku matenya itu.

'Itu bukan akuan, tapi memang kenyataan'mindlink Lily.

The Bad Girl is Mate Alpha ItaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang