Memikirkan kalimat yang kau ucapkan padaku rasanya aku harus berpikir keras ,seperti orang bodoh yang tak mengerti ilmu eksakta
~Arra
Happy reading❣Sepanjang jalan menuju kelas, Arra masih tetap dilanda rasa bingung,sangat bingung, salahnya jika saja ia mengerti apa arti yang Edelwis katakan maka ia tidak perlu menanyakan hal ini kepada Bianca,ia takut Bianca nantinya akan berpikir yang tidak-tidak.
'Arra,jika selama ini hidupmu penuh dengan kesedihan dan kekerasan,maka Edelwis akan membawamu ketitik kebahagiaan dan kelembutan,jadi sudah siapkah Arra memulainya?'
Selama proses belajar berlangsung Arra benar-benar tidak fokus karena pikirannya,sangat aneh baru kali ini ia memikirkan hal bodoh, biasanya disaat sedih ia memikirkan keluarga kecilnya itu,tapi sekarang ia malah memikirkan kalimat bodoh yang diucapkan oleh kakak kelasnya tadi pagi.
"Arra,jumlah partikel zat dirumuskan dengan rumus apa Ra?"tanya ibu selly,guru yang mengajarkan ilmu eksakta yaitu kimia,yang memperhatikan anak muridnya yang sangat pintar itu melamun dan tidak memperhatikan apa yang ia sampaikan
Mulanya arra bingung dengan pertanyaan ibu selly karena ia tidak memperhatikan apa yg dijelaskan ibu selly sedari tadi.Arra dilanda kebingungan yang luar bisa,tapi bukan Arra si gadis pintar namanya kalau tidak tahu apa itu ilmu eksakta.
Semua orang sangat takjub dengan kepintaran yang ia asah selalu,semua murid Budi Sakti ingin menjadi seperti dia.
"Jumlah partikel=n×6,02×10²³,buk"jawab Arra,matanya terarah ke arah papan tulis dan sedikit melirik ke arah ibu selly yg berada didepan papan tulis tersebut
"Dari mana kamu tahu,bahwa n harus dikali dengan 6,02 lalu dikali dengan 10²³,coba jelaskan kepada kami semua Arra"tanya ibu selly lagi,kali ini sedikit menantang karena ia tidak suka jika saat ia sedang mengajar tapi tidak diperhatikan,itu adalah kesalahan besar
"Baca buku Bu,karena 1mol itu terdapat 6,02×10²³ partikel Bu"suara tepuk tangan disambut oleh ibu selly, kemudian disusul dengan murid X1-ipa
"Benar sekali,saya kira kamu tidak tahu apa yang saya jelaskan tadi,karena saya perhatikan kamu melamun saja sejak saya masuk."ucap ibu selly
"Maaf Bu,saya sedang dilanda masalah,tapi saya sudah belajar dirumah kok buk"
"Kalian harus meniru,gaya hidup seperti Arra,Ok pelajaran kali ini selesai,selamat pagi semuanya"ucap ibu selly tersenyum dan menyusun buku yang ia bawa
"Pagi juga buk"ucap murid X1-ipa
Arra menelungkupkan wajahnya ke meja berharap kedamaian menghampiri dirinya
"Ra,lo ga ke kantin,ngantin yuk, Bi laper ini"
"Lo ganggu banget tau gak,gue lagi males ngantin bi,lo sama yang lain aja yah"ucap Arra dengan wajah lesu
"Ra,lo gitu sama gue,oke see you ra"Bianca berjalan keluar kelas namun dicekal oleh seseorang
"Ok,gue temenin lu bawel"ucap Arra memutar bola matanya dengan jengah
"nah gitu dong,makin sayang banget deh"balas Bianca sambil memeluk Arra dari samping🐤🌸🐥
Arra dan Bianca menyusuri kantin yang dipenuhi oleh murid Budi Sakti, Bianca yang sedari tadi bercerita sambil tertawa, Arra hanya bisa mengikuti dan mengiyakan apa yang dikatakan BiancaIa tetap masih dilanda rasa bingung akibat kalimat Edelwis diparkiran tadi,dan sekarang ia malah dilanda perasaan canggung karena ia melihat orang yang membuat dirinya bingung dari tadi sudah berada di satu ruangan bersama dengannya
KAMU SEDANG MEMBACA
EDRA
Teen FictionArra sosok perempuan dengan sifat yang berubah-ubah, dan selalu terkena dengan kekerasan Papanya, Edelwis laki-laki yang mengeluarkan dia dari keterpurukan kekerasan yang Papanya perbuat. *follow sebelum membaca,selalu budayakan vote and,comen gaess*