l'M So Special?

72 14 1
                                    

Drttt lagi-lagi ponsel Edelwis yang bernada dering getar itu bergetar dengan nomor yang tidak ia kenal sama kejadiannya seperti tadi siang, Edelwis lagi-lagi tidak menjawab telepon masuk tadi

Drtt,kali ini ponsel Edelwis bergetar bukan karena telepon masuk tapi pesan masuk, Edelwis membaca pesan masuk tersebut

"Gue Bianca,tmnya Arra,gppa kalau Lo gamau angkat tlpn dri gue,tapi satu hal yg harus Lo tau,jangan pernah deketin Arra lagi,krn kalau dia Deket sama Lo,dia malah mrsa menderita!!"isi pesan itu

Pesan itu sukses membuat Edelwis tercengang
Yang ada dipikirannya sekarang adalah 'kenapa gue ga bisa deketin Arra' dan 'kenapa gue buat Arra menderita'

Sekarang Edelwis yang menyembah dan bermohon agar Bianca menerima telepon Edelwis

'angkt tlp gw'balas Edelwis singkat

Kemudian Edelwis mencobanya sekali lagi dan kemudian ada suara di sebrang sana

"Halo"ucap Edelwis

"Apaan gue kan udah bilang jangan deketin Arra lagi ,Lo ngeri nggak sih"ucap Bianca di seberang sana

"Kenapa?"ucap Edelwis dingin. "apanya?"bingung Bianca

"Yang tadi Lo bilang"tanya Edelwis tetap singkat

"Gue gamau sahabat gue disakitin gara-gara lo" ujar Bianca

"Ga pernah"elak Edelwis yang tetap kekeuh berkomunikasi dengan nada dingin karena memang seperti inilah cara dia hidup selalu dengan kata-kata yang singkat

"Gue ga ngerti apa yang lo bilangin,Lo singkat bgt jawabnya ,pokoknya gara-gara lo Arra di sakitin sama fans lo bay"tuuuut sambungan telepon itu berhenti karena Bianca yang mematikan sambungan teleponnya dengan Edelwis

"Jadi tadi Arra dilabrak sama fans gue,kok gue ngga tau ya,arggh pasti itu sijuni bangsat "gumam Edelwis sendiri menyesali dirinya karena tidak tahu apa yang terjadi semalam

                                     🐥🐾🐥

Edelwis masih setia menunggu Arra dihalte simpang rumah Arra,ia ingin langsung kerumah Arra tapi apalah daya seorang Edelwis yang baru mengenal sosok Arra yang sekarang menghantuinya,ia tidak tahu dimana rumah Arra,ia pikir halte ini adalah tempat menunggu yang baik.

Sembari menunggu Edelwis hanya diam dan melamun,dia tidak suka yang namanya handphone, karena menurutnya benda itu membuang waktu saja dia memakai benda itu apabila ingin mendengar music itupun jarang sekali. Tiba-tiba ada suara langkah kaki yang menghentikan lamunannya

"Loh,kak Edelwis ngapain disini?"tanya cewe yang sedari tadi ia tunggu yah dia Arra Nania Pratama cewe yang selalu meraungi pikirannya

"Nunggu lo"jawab edelwis"oh,gue duluan kak"ucap Arra sambil memberhentikan angkot,namun Edelwis menariknya secara paksa

"bareng sama gue,mas gajadi naik angkotnya"ucap Edelwis sambil memegang kedua bahu Arra"lo kemarin diapain sama sijuni?"Arra menggeleng

"lo seneng kalau ga deket gue lagi"Arra tercengang tidak mengerti apa yang dikatakan oleh kakak kelasnya yang satu ini"temen lo semalem telepon gue, bilang jangan deket-deket lo lagi,gue stress"ucapnya sambil melepaskan pundak Arra yang sedari tadi ia pegang

"Kakak kenapa?"tanya Arra dengan wajah polosnya "gapapa gue,gue mau nanya apa yang kurang dihidup Lo?"tanya Edelwis.Arra menggeleng"gue tau Lo bohong"Arra menatap Edelwis lekat ia ingin mengatakannya tapi ia takut Edelwis tertawa"jangan ketawa ya"ucap Arra, Edelwis menganggukkan kepala mengiyakan

"Kasih sayang"jawab Arra "maksudnya?lo pengen ngerasain kasih sayang?Pacaran lo!"ucap Edelwis

"Jangan bilang sama siapa-siapa ya kak"cicit Arra Edelwis hanya mengacungkan jempolnya

"Gue,anak yang ga paling beruntung banget di dunia ini,kakak pasti seneng banget sma keluarga kakak yang sayang banget sama kakak,lahh gue....."Arra memutuskan ceritanya,wajahnya sudah basah,lalu ia menggeleng tidak kuat dengan yang terjadi pada hidupnya.

Edelwis memeluk Arra dengan tulus layaknya seorang pacar kepada kekasihnya"lo gausah nangis begitu,gue bakal buat Lo bahagia"Arra menggeleng"gausah,karena gue gatau apa yang namanya bahagia,gue selalu hidup dalam kekerasan dan kesedihan,jadi gausah kak biar Arra aja yang nanggung semua ini,gue kuat kok"

Pengakuan Arra membuat Edelwis terpaku,ia dilanda perasaan senang dan sedih,ia senang karena,ia merasa istimewa karena Arra bisa-bisanya mengatakan semua tentang kehidupannya yang pahit itu,disisi lain ia merasakan kesedihan yang dirasakan Arra gadis polos yang tak pernah merasakan layaknya seorang anak,ia ingin membuat gadis ini merasa bahagia tapi alangkah sedihnya ia ketika Arra menolak padahal Edelwis mengatakan itu dengan keyakinan dan kepercayaan diri.

"nangis terus? gamau sekolah? gih gue antar"ajak Edelwis dengan senyum manisnya,siapapun gadis yang melihat itu pasti langsung terpesona

"Ngga mau ah,gue naik angkot aja"tolak Arra

"Ga bakal ada yang nyakitin lo,terutama fans gue"ucap Edelwis sambil menarik tangan Arra,tapi Arra malah menengang ditempat, Edelwis menariknya"ikut atau gue gendong"ancam Edelwis,mendengar hal itu Arra langsung duduk di jok kereta Edelwis

"Ayo kak,buru telat elah"ucap Arra sambil melihat Edelwis yang sedang tersenyum.
Hobinya sekarang adalah mengancam Arra gadis polos yang sudah membuatnya sering tersenyum,berkata lebih panjang,dan selalu memikirkannya.

"Gue duluan ya kak"pamit Arra kepada Edelwis,Arra melenggang pergi tapi malah dicekal Edelwis"kakak sekarang hobi banget ya narik tangan Arra"goda Arra Edelwis hanya diam.

"Arra,jika selama ini hidupmu penuh dengan kesedihan dan kekerasan,maka Edelwis akan membawamu ketitik kebahagiaan dan kelembutan,jadi sudah siapkah Arra memulainya?"ucap Edelwis membuat pipi Arra merah merona,tetapi alangkah kecewanya Edelwis malah pergi mendahului Arra

"Aku ngga ngerti apa yang lo bilang"teriak Arra,namun Edelwis tetap berjalan dengan santai
.
.
.
.
.
.
Ada babang Edel diatas!Punya siapa hayo??
.
.
.
.
.
.
.
Gue udah post*fiks dah ketepati janji gue sama kalian yang merengek minta post terutama Edelwis dengan Arra...
*Kenapa lama amat postnya Thor?
  Gue lagi sakit kemarin+fokus ujian elah,jangan ngambek
*Jangan diulang ya?
Ok.sip!

Ini udah 1000kt,Jan blg dikit amat Ok!

Adegan I EDRA sweetsweetan❣❣❣❣😂😂😂
Dede pengen dibahagiain juga bg kayak Arra
Don't forget vote&coment guys❣❣

EDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang