Satu - Senin

1.4K 57 10
                                    

Happy Reading! ❤

HARI ini adalah hari yang sangat tidak disukai Rey atau mungkin semua murid, apalagi kalau bukan hari 'Senin'.

Rey selalu membenci hari ini, menurutnya hari Senin sangat melelahkan.

Semua orang tahu, di hari Senin ada upacara bendera yang membuat para murid berdiri di tengah lapangan dan merasakan terik matahari.

Walaupun Pagi hari, tetap saja sinar matahari terasa panas bagi para pelajar di Nusa Harapan International High School.

Ditambah kemacetan kota Jakarta saat ini, membuat Rey semakin muak dengan keadaan seperti ini. Kendaraan orang sibuk yang ingin memulai aktivitasnya berlalu lalang menghiasi kota Jakarta.

Setelah hampir satu jam Rey menghadapi kemacetan yang ada, akhirnya Rey sampai di depan gerbang sekolah milik orangtua nya, Nusa Harapan International High School.

Rey menghela nafas lega, 'untung aja gerbang belum ditutup' batin Rey.

Rey turun dari motor ninja nya dan langsung menuju ke kelas 12-IPA-1.

Ia berjalan melalui lorong yang berada di sekolah milik orangtua nya tersebut sambil mendengarkan lagu dari iPod-nya.

Sesampai di kelas, Rey melepas iPod yang masih tersangkut pada telinga nya dan membuka buku pelajaran.

Jam pertama adalah pelajaran Fisika, pelajaran yang sangat disukai dan dikuasai oleh Rey.

Rey memang ahli dalam semua pelajaran. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, Ia selalu mendapat peringkat pertama, dan selalu memenangkan olimpiade kecerdasan.

Ia mulai membaca dan mencoba memahami semua rumus yang tertera di buku nya. Tiba-tiba dua sahabat Rey yang bernama Kevin dan Aldo datang menghampiri Rey

"Woi Rey, serius amat lo baca buku nya." ucap Aldo sambil menggebrak meja Rey sehingga Rey sedikit terkejut

Rey diam, tidak memperdulikan sahabat nya satu itu.

"Denger-denger bakalan ada murid baru di sekolah kita bro." Lanjut Kevin.

Kevin merupakan siswa yang sama seperti Rey, disukai banyak siswi di Nusa Harapan International High School.

Ketampanan Kevin tidak kalah dengan ketampanan Rey. Namun sama hal nya dengan Rey, Kevin tidak ingin berurusan dengan perempuan.

Tidak seperti Aldo, Ia akan langsung mendekati wanita baru tersebut, apalagi jika wanita tersebut cantik. Bisa-bisa langsung diajak kencan sama Aldo hehe.

Rey membuka bibir nya sedikit dan berkata "Oh." Lalu Rey kembali menatap buku nya.

"Katanya murid baru nya cantik loh, gue yakin lo bakal terpikat sama tu cewek." kata Aldo dengan nada sok tahu nya.

"Ga akan." balas Rey singkat dan masih menatap buku pelajaran Fisika miliknya

Aldo berdecak. "Ya terserah lo deh, beruang kutub. Udah deh mending sekarang kita ke lapangan buat upacara." Mereka bertiga pun menuju lapangan.

Bruk!

Seorang perempuan terjatuh di lapangan. Lutut nya menghantam lapangan yang terbuat dari aspal sehingga meninggalkan luka yang berdarah. Rey yang menyadari bahwa ia baru saja menabrak seseorang mencoba membantu perempuan tersebut.

Entah apa yang Rey pikirkan saat ini, refleks ia mengulurkan tangannya namun perempuan di depannya ini malah tetap menundukkan kepalanya. "E-eh maaf kak. Aku ga sengaja beneran. A-aku tadi lagi ca-cari ba-barisan t-trus ga se-sengaja nabrak bahu ka-kakak." Badan perempuan tersebut bergetar. Ia cukup shock tapi dirinya tetap mencoba bangkit sendiri walaupun lutut nya terasa sangat perih.

My Ice PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang