Bagian 8

3.3K 73 2
                                    

Saat aku memasuki sekolah menengah pertama, aku berusaha untuk mengacuhkan gangguan-gangguan yang selalu aku alami entah saat aku sedang bermain, disekolah maupun dirumah namun ada saja yang secara tidak sengaja terlihat olehku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat aku memasuki sekolah menengah pertama, aku berusaha untuk mengacuhkan gangguan-gangguan yang selalu aku alami entah saat aku sedang bermain, disekolah maupun dirumah namun ada saja yang secara tidak sengaja terlihat olehku. Di sekolah menengah pertama ini aku memiliki teman baik, dia adalah Gagah, Gagah adalah teman yang cukup dekat denganku. Sebenarnya Gagah adalah teman semasa aku ada di taman kanak-kanak, namun karena aku pindah rumah jadi kami tidak pernah bertemu dan baru bertemu setelah kami sama-sama mendaftar di SMP yang sama. Sedikit cerita temanku Gagah, dia sudah cukup terbiasa dengan kehadiran "mereka" karena mungkin salah satunya Gagah juga memiliki "teman" yang seperti "mereka". Seperti yang pernah aku baca di internet kadang orang dengan "kemampuan khusus" itu memiliki "teman", dari situ aku menyimpulkan kalau Gagah adalah seorang indigo sedangkan aku hanya seseorang yang apes karena selalu melihat "mereka". Sebenarnya sebelum aku menempati rumahku yang sekarang ini saat aku masih berada di taman kanak-kanak aku dan Gagah dulunya adalah tetangga, rumah kami hanya berjarak sekitar 10 meter. Sejak kecil aku dan Gagah memiliki teman mereka adalah anak-anak yang berusia 6 dan 8 tahun namun baik Gagah ataupun aku saat itu sama-sama tidak menyadari siapa mereka sebenarnya karena yang kami tahu mereka adalah anak-anak kecil yang suka bermain sama seperti kami. Saat kami masih bertetangga dulu, kami sering bermain bersama. Aku, Gagah dan dua anak kecil yang menjadi teman dekat Gagah. Kami biasa bermain di taman depan rumah Gagah ataupun di lapangan yang ada di komplek perumahan kami, sering sekali saat kami sedang bermain orang mengatakan kami berdua seperti anak hiperaktif yang suka bermain sendiri padahal jika diliat dengan teliti kami tidak hanya berdua karena kami sedang bermain dengan dua orang teman yang tak semua orang bisa melihat mereka.

Kesamaan yang kami miliki membuatku bisa berbagi cerita soal gangguan-gangguan yang aku alami tanpa ada yang mengatakan aku aneh ataupun mengucilkan aku seperti teman-temanku yang lain. Lanjut soal sekolahku, sekolahku ini terletak tidak jauh dari sekolah dasar tempatku bersekolah, sekolah menengah pertama ini memiliki beberapa bangunan, ada yang terletak didepan ada juga yang terletak dibelakang, kebetulan letak bangunan belakang ini berdekatan dengan parkiran sepeda. Bangunan yang ada dibelakang dekat parkiran merupakan bangunan lama yang berdiri sejak pertama sekolahan ini dibangun entah tahun berapa namun dari bentuk dan nuansa bangunannya terlihat bangunan ini sudah cukup lama berdiri.

Saat kelas satu, ruang kelas yang ku tempati adalah salah satu dari bangunan lama yang ada di bagian belakang. Awalnya aku tak merasa ada yang aneh semua biasa saja, tentram tanpa ada wujud-wujud yang menampakkan dirinya, hanya sesekali saja aku mendengar suara-suara aneh yang entah darimana sumbernya, terkadang suara kaki yang sedang melangkah bersama-sama ataupun suara-suara yang tidak jelas dengan sumber yang tidak jelas pula. Di caturwulan pertama(saat itu sistem pendidikan belum menggunakan semester)aku cukup nyaman beraktifitas apa saja dilingkungan sekolahku ini. Sampai aku memasuki caturwulan ke dua, saat itu aku mendapatkan tugas bahasa Indonesia dari bu Susi. Saat itu bu Susi meminta semua siswa membuat tugas yang disertai referensi dari sumber lain sehingga memaksaku untuk mencari referensi di perpustakaan (saat itu internet masih belum cukup populer), biasanya perpustakaan sekolahku buka sampai pukul 15:00 sore, karena aku pulang sekolah pukul 13:00 jadi ku putuskan untuk ke perpustakaan setelah pulang sekolah. Bel tanda sekolah berakhir berbunyi, aku berjalan menuju perpustakaan yang kebetulan letaknya cukup dekat dengan ruang kelasku. Perpustakaan sekolahku ini memiliki tempat yang cukup luas dengan beberapa rak buku yang ditata memanjang, beberapa rak buku dibuat berbentuk leter U yang di bagian tengahnya diletakkan beberapa meja kursi yang menyambung.

 Perpustakaan sekolahku ini memiliki tempat yang cukup luas dengan beberapa rak buku yang ditata memanjang, beberapa rak buku dibuat berbentuk leter U yang di bagian tengahnya diletakkan beberapa meja kursi yang menyambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*bagian dari ilustrasi

Setelah sampai aku mulai masuk ke perpustakaan saat itu kondisi perpustakaan tidak begitu ramai hanya ada beberapa orang saja, tanpa berlama-lama aku mencari buku yang akan ku jadikan referensi untuk tugasku. Aku mencari rak yang memiliki tulisan bahasa Indonesia, ditempat rak yang sejajar ini memiliki ruang jalan yang hanya cukup untuk dilewati dua orang, itupun dengan posisi miring. Setelah aku mencari, aku mendapatkan rak bahasa Indonesia ada di bagian belakang disitu aku mulai mencari bahan untuk artikelku, satu persatu buku aku ambil, dari depan ada seorang siswa perempuan yang berjalan menuju ke arahku setelah sampai di dekatku aku mendengar dia berbicara,

 Setelah aku mencari, aku mendapatkan rak bahasa Indonesia ada di bagian belakang disitu aku mulai mencari bahan untuk artikelku, satu persatu buku aku ambil, dari depan ada seorang siswa perempuan yang berjalan menuju ke arahku setelah sampai di ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*bagian dari ilustrasi

"Permisi" ucapnya.

"Oh iya silahkan"jawabku

Aku yang sedang kerepotan membawa beberapa buku memiringkan badanku agar siswi perempuan ini bisa lewat, tak lama setelahnya aku berjalan menuju arah meja untuk mencatat karena perpustakaan di sekolahku memiliki aturan hanya bisa meminjam maksimal dua buku per satu minggu. Tanpa berlama-lama, sore itu aku menulis beberapa referensi tugasku. Aku memilih meja yang menghadap ke arah penjaga perpustakaan yang terletak didekat pintu agar aku bisa melihat sekitarku. Saat aku menulis beberapa siswa lain terlihat satu per satu keluar meninggalkan perpustakaan hingga hanya tersisa aku dan siswi perempuan yang tadi berpapasan denganku di ruangan rak yang memanjang, aku memaksimalkan waktu yang ada untuk mencatat yang ku perlukan sampai akhirnya bu Diah penjaga perpustakaan berdiri,

"Nang udah sore lo, udah setengah 3 bentar lagi tutup ya"

"Iya bu sebentar ya"

Aku menjawab tanpa melihat ke arah bu Diah sambil melanjutkan catatanku. Tak lama setelahnya aku melihat ke arah jam sudah menunjukan pukul 14:45 aku bergegas untuk mengembalikan beberapa buku dan meminjam dua buku dari beberapa buku yang sudah ku catat tadi. Saat mengembalikan ke rak buku aku tidak melihat siswi perempuan yang tadi berpapasan denganku karena waktu yang terus berjalan dan bu Diah sudah menutup satu pintu masuk sehingga aku tak menghiraukan lagi siapa siswi perempuan tadi. Sesampainya aku didepan meja bu Diah yang kebetulan letaknya sejajar dengan rak buku bahasa Indonesia, aku meletakkan buku yang akan ku pinjam untuk dicatat terlebih dahulu, 

"Kok betah di perpustakaan kamu ngerjain apa nang?" kata bu Diah.

"Tadi dapet tugas bahasa dari bu Susi bu, oh iya bu tadi kayaknya ada cewek yang masuknya hampir barengan sama saya tapi saya kok nggak liat dia keluar ya", tanyaku. 

Sambil mencatat dan memberikan buku yang ku pinjam bu Diah menjawab,

"Oalah tugase bu Susi to, kok nggak tadi pas jam istirahat bareng teman-temenmu? ah ngawur kamu nggak ada siapa-siapa dari tadi tu cuma ada kamu sama ibu, perpustakaan itu jarang banget rame waktu jam pulang biasanya sini paling rame waktu jam istirahat ke dua", jelasnya.

Sambil berpamitan dan berterima kasih aku keluar dan pamit ke bu Diah sambil dalam hati aku berbicara,

"Loh terus tadi rame-rame siapa perasaan tadi rame banget", ucapku dalam hati.

Bersambung...

Aku Melihat MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang