Pemakaian Tanda Baca dalam Puisi

291 19 0
                                    

PEMAKAIAN TANDA BACA DALAM PUISI

Hakekat puisi adalah KATA dan kata merupakan bagian dari BAHASA

agar kita bisa menyusun kata menjadi sebuah paduan indah penuh makna

kita HARUS menguasai bahasa (dalam hal ini bahasa Indonesia).

kemampuan berbahasa akan menjadi pijakan dasar yang kuat agar kita dapat berpuisi

Berbeda dengan bahasa lisan, bahasa tulis membutuhkan tanda baca untuk dapat menyampaikan perasaan, pesan dan emosi penulis kepada penikmatnya.

TANDA BACA adalah simbol yang bertindak untuk menunjukkan struktur serta penyusunan tulisan, juga intonasi ketika dibaca secara lisan.

Khususnya dalam puisi, sekalipun tidak dibaca secara lisan, tanda baca memiliki peran penting menunjukkan intonasi/ekspresi dan emosi yang terkandung dalam bait-baitnya.

Tanda baca utama ialah :

1. Tanda Noktah atau titik ( . )

Titik digunakan sebagai tanda penutup di akhir kalimat (fungsi lain cek pada referensi).

Titik menandakan intonasi datar/normal. Misal:

Hari demi hari berlalu

aku masih tetap membisu

tak tau apa maumu.

Sedangkan titik-titik (…………) bisa dimaknai sebagai “saat hening/ renungan”, speechless – perasaan yang tidak dapat diwakili kata-kata, petunjuk adanya jeda periode waktu, atau emosi yang mengambang. Tergantung pada peletakannya. Bedakan emosi bait di atas dengan:

Hari demi hari berlalu

aku masih tetap membisu

tak tau apa maumu

…..

2. Tanda koma ( , )

Tanda koma berguna untuk memisahkan beberapa hal, sebagai tanda berhenti-sementara dalam membaca, juga penggabungan dua kalimat (kadang dimanfaatkan sebagai pengganti kata ganti). Perbedaan peletakan koma bisa dimaknai sebagai perbedaan fokus pada puisi. Misal bandingkan

Hari demi hari, berlalu

aku masih tetap membisu

tak tau apa maumu.

Dengan

Hari demi hari berlalu

aku, masih tetap membisu

tak tau apa maumu.

3. Tanda tanya atau soal ( ? )

Tanda tanya mengakhiri suatu kalimat tanya. Juga menegaskan unsur pertanyaan pada kalimat yang tidak mengandung kata tanya. Kesannya adalah bimbang, ingin tahu, heran, dan semacamnya.

4.Tanda seruan ( ! )

Tanda seru digunakan sesudah penyataan yang berupa seruan, perintah, atau rasa emosi yang kuat. Bandingkan emosi pada

“Aku tak tau, apa maumu?” dengan

“Aku tak tau, apa maumu!”

Semakin banyak tanda seru, kesannya adalah seruan yang makin tegas atau kasar.

5. Tanda sempang/ tanda hubung ( - )

Tanda ini berfungsi menyambungkan dua kata,

Atau justru bisa berkesan memisahkan dua hal.

6. Tanda noktah bertindih/ titik dua ( : )

Tanda ini digunakan sebelum penjabaran akan sesuatu.

Dalam puisi, bait-bait di belakang tanda ini seolah-olah merupakan penjabaran dari kata di depannya

7. Tanda titik koma (;)

Titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian/ kalimat-kalimat yang bernilai setara

8. Huruf besar

Dalam bahasa tulis, peran utama huruf besar adalah sebagai huruf awal suatu kalimat. Sehingga penggunaan huruf besar pada awal larik-larik puisi bisa mengesankan bahwa kalimat itu “penting”, “berdiri sendiri”, atau terpisah dari kalimat di atasnya, bandingkan pembacaan bait di atas bila ditulis:

Hari demi hari berlalu

Aku masih tetap membisu

Tak tau apa maumu

Penggunaan huruf-huruf besar semuanya, memberikan kesan sesuatu yang sangat PENTING, tegas, atau sebuah TERIAKAN

Hari demi hari berlalu

Aku masih tetap membisu

TAK TAU APA MAUMU

Semoga bermanfaat khususnya untuk
teman-teman yang baru tertarik memahami puisi

Materi Grup POCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang