05

8.2K 1.2K 207
                                    

.
.
.
.
.
Five
.
.
.
.
.

Tak kusangka, memakai 3DMG sangat mudah. Kupikir susah saat dilihat. Tapi tetap saja, otot tubuhku juga berperan penting disini.

Syatt

Tengkuk Titan tiruan itu berhasil ku koyak hanya dengan satu pedang dan satu tebasan. Ini gila, tapi tidak untukku.

"Hei gadis bodoh! perbaiki cara mu memegang pedang"

Teriakkan Keith membuat telingaku panas. Seperti yang ku bilang, cara peganganku pada pedang akan sangat berbeda dengan yang lain. Terlalu sulit untuk memakai dua pedang sekaligus. Aku ini sudah terbiasa dengan cara memegang samurai.

Aku berhasil melewati hutan dan mendarat didepan kadet lain. Hari ini aku sudah bisa ikut berlatih dengan mereka. Walau ini adalah latihan terakhir sebelum akhirnya kami berpisah.

-oOo-

Hari demi hari berlalu. Kurang lebih aku sudah menjalani persahabatanku dengan mereka selama 1 minggu. Pelatihan yang berat, namun itu semua membuat ku bersyukur. Mendapatkan pengalaman yang bahkan belum pernah aku dapatkan di tubuh manusiaku.

Aku menatap langit. Malam ini udaranya jauh lebih dingin dari hari-hari sebelumnya. Aku tak peduli dengan dingin yang menusuk kulitku. Terlalu malas untuk masuk kekamar, aku hanya akan mendapat cemooh dari empat gadis 'tokoh tidak dikenal'. Lebih baik aku duduk diluar kamar, akan terasa lebih baik.

Aku merutuki diriku sendiri.
"Bodohnya aku, kenapa pakai tank top yah?"

Kalian pasti bertanya, dimana aku mendapatkan baju. Itu karena Sasha, Mikasa, Crista, Annie yang memberikan baju mereka padaku. Bagaimana bisa aku beli, uang saja tidak punya.

"(Y/n)!"

"Kyaaa!!"

Aku mengelus dadaku berkali kali. Armin yang menjadi pelakunya pun hanya menggaruk tengkuknya yang pasti tidak gatal.

"Armin,Mikasa. Ada apa?"

"Ada yang ingin kami bicarakan denganmu (y/n)" Mikasa menjawab.

Keduanya menuntunku sedikit lebih jauh ke tengah lapangan. "Sebelumnya maaf sudah lancang." Armin mulai memasukkan tangannya kedalam saku celananya.

"Kau menjatuhkan ini waktu itu," aku membelalakkan mataku. Jadi selama ini Handphone ku berada pada mereka? Oh Tuhan, terima kasih.

"Kami tidak tahu bagaimana cara kerja benda itu," lanjutnya

"Jelaskan siapa sebenarnya kau," Mikasa yang sedari tadi diam kini ikut berbicara.

Aku bingung harus menjelaskannya dari mana. Aku berpikir sejenak untuk mengatur kata kata yang tepat. Akan lebih mudah jika mereka ikut membantu.

"Ceritanya sangat panjang, aku bingung akan menceritakannya dari mana,"

"Darimana saja! Jelaskan," Mikasa berujar tak sabaran

"Sebenarnya aku bukan dari sini,"

"Aku juga bingung kenapa aku masuk kedunia kalian,"

"Aku tahu kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya, dunia kalian menjadi tontonan favorit ku. Kalian itu hanyalah film fiksi diduniaku. Aku penggemar berat kalian, tapi untuk menjelaskan kenapa aku disini...aku juga bingung,"

"Maksudmu dunia kalian menjadikan perjuangan kami sebagai hiburan?" Mikasa menekan perkataan terakhirnya. Kulihat Armin memegang tangan Mikasa dan menatapku seolah berkata untuk aku lanjutkan.

"Aku jatuh dari gedung sekolahku dan tewas. Aku tidak tahu kenapa, aku tiba- tiba terbangun disini saat pembersihan dinding,"

"Aku tahu apa yang terjadi disini, aku juga tahu siapa yang akan terbunuh dan siapa yang menjadi pembunuh,"

"Apa kau tahu siapa yang membunuh Marco?" Armin menggenggam tanganku. Aku mengangguk.

"Tapi maaf, aku belum bisa mengatakannya," jawabku

"Apa buktinya kalau kau memang tahu segalanya?" Sepertinya Mikasa masih belum percaya padaku.

"Saat pemilihan keprajuritan. Semua kadet terbaik dan juga Ymir kecuali Annie akan memilih bergabung dengan pasukan pengintai,"

"Akan ada ekspedisi luar dinding yang ke-57 dan disana akan muncul female titan, yang sebenarnya adalah manusia. Dia berencana untuk menculik Eren, dan membunuh sebagian besar pasukan. Sebelum akhirnya kalian bertiga menjebaknya, namun tidak berhasil. Eren akan bertarung dengannya dan akan mengalahkannya,"

"Saat persidangam kemarin, Eren dipukul oleh kapten Levi kan?"

Mikasa dan Armin sama sama membelakkan matanya.

"Dari mana kau tahu?" Mikasa terlihat sedikit mempercayaiku.

"Sudah kubilang,"

Mereka diam tak bergeming. Dan saling menatap satu sama lain.

"Kumohon, tolong jaga rahasia ini, cukup aku dan kalian yang tahu. Dan jangan sampai terbongkar. Aku akan berusaha untuk mengubah semuanya"

"(Y/n), kami juga akan ikut membantumu ah maksudku, membantu kami mengubah dunia kami" Armin menepuk punggungku. Kulihat Mikasa mendekat dan tersenyum simpul. Cantiknya..

"Mohon kerjasamanya,"

-oOo-

"(Y/n)! Ayo" Sasha menarik tanganku keluar dari kamar. Kami harus segera berkumpul untuk pemilihan pasukan. Sasha berlari lebih dulu, diikuti oleh aku, Crista , Ymir, dan Mikasa. Lebih tepatnya aku berada dibelakang mereka semua. Seragamku belum lengkap, alhasil aku berlari sambil mengenakan peralatanku.

Ah, sisanya hanya memakai rompi.

"(Y/n) berdirilah disampingku," Crista memegang tanganku agar berbaris disampingnya. Dan itu membuatku mendapat tatapan tak suka dari Ymir. Sebenarnya apa hubungan mereka?

"Itu Komandan Erwin" Bisik Sasha padaku. Setahu ku, di scene ini akan ada Petra.

Tapi ngomong-ngomong soal Perta, aku penasaran, apa benar sebenarnya saat setelah ekspedisi Levi dan Petra akan menikah. Apa benar hubungan mereka lebih dari sekedar atasan dan bawahan. Selama aku masih hidup dulu, aku sama sekali tidak pernah jatuh cinta. Dan sialnya aku malah jatuh cinta pada karakter 2D.

"..Jika kalian ingin bergabung dingan cabang lain, silahkan bubar"

Dan benar saja, hanya 1/4 dari ratusan kadet yang tetap berdiri tegap. Kulihat Annie berjalan melewatiku. Kontak mata pun terjadi.

'Penghianat'

Aku menatap lurus kearah Jean, dan Connie mereka tampak gemetaran. Wajah Connie bahkan ingin menangis.

"Sebaiknya kau pergi saja jika kau takut," aku menengok kearah Crista yang berada disamping kiriku. Dia menangis. Aku melihat Sasha juga menggigit bibir bawahnya. Melihat semuanya takut, kenapa nyaliku juga ikut menciut yah?

Mikasa dan Armin berbalik menatapku dan tersenyum. Kurasa, mereka sudah percaya padaku. Aku menarik nafasku, ini sudah terjadi, menyesalpun tidak ada gunanya sekarang.



Bersambung...

Second Life || Levi Ackerman [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang