.
.
.
.
.
Four
.
.
.
.
.
Suara gebrakan pintu membuat ku tersedak. Semua kadet hampir menjerit. Seakan mendapat serangan jantumg dipagi hari.Itu kepolisian militer, dan itu artinya?
Seketika pandanganku mengarah pada Armin dan Mikasa. Mereka akan menjadi saksi dipengadilan.
"Armin Arlert, Mikasa Ackerman, sore ini kalian dipanggil untuk menjadi saksi Eren Yaeger di pengadilan." Binggo. Dugaan ku tepat sasaran. Dan dua orang didepanku langsung mengangguk paham seraya duduk kembali ditempatnya.
"(Y/n), maafkan kami, kami tidak bisa melatihmu hari ini. Butuh 5 jam agar sampai kesana sebelum sore hari, maaf yah," Armin meminta maaf padaku. Aku mengangguk dan tersenyum.
"Tak apa, kuharap Eren menang dalam pengadilan ini,"
Kulihat mikasa tersenyum tipis padaku. Aku membalasnya. Kasihan sekali dia, ku harap Eren bisa mengetahui perasaan Mikasa. Dan menerimanya dengan senang hati.
Hanya saja aku masih bingung, kenapa mereka berdua datang menjemputku dari kamar untuk sarapan bersama. Dan aku sedikit senang, apalagi berteman dengan dua karakter utama.
-oOo-
"Hah...hah...hah" baru putaran ke-19 dan napasku sudah ngosngosan. Terik matahari juga seakan mendorongku untuk menyerah. Kulihat dari kejahuan ada Jean, Crista, dan sasha yang menatapku dari bawah pohon dengan khawatir. Aku tersenyum dan melambai, seolah mengatakan pada mereka bahwa aku masih kuat berlari. Padahal engsel kakiku terasa sudah aus. Ah, sialan.
"(Y/n), istirahatlah!"
Aku tidak peduli akan teriakkan crista. Dengan kesal aku mempercepat kakiku, sedikit lagi sudah masuk putaran ke 20 dan itu artinya aku bisa duduk dengan santai dan siap untuk latihan selanjutnya.
"Akuhh tidak bolehhh menyerahhh.." gumamku dengan napas tersenggal-senggal.
Hingga langkah lebarku membawaku tepat di depan mereka. Jean langsung menghampiriku dan menuntunku agar duduk disebelahnya.
"A-apa kau baik-baik saja?' Tanya Jean panik. Aku menatapnya dengan napas tersenggal. Dan wajahnya mulai memerah. Dia mudah sekali jatuh cinta, dasar kuda. Tapi, jika boleh dibilang, dia juga karakter favoritku.
"Aku baik-baik saja,"
Crista dan Sasha mendekat ke arahku. Taklupa dengan roti gandum dan sebotol air, yang kali ini dipegang oleh Crista. Sasha terus menerus memerhatika roti yang berada pada pelukan Crista dengan sungai yang mengalir disudut bibirnya.
"(Y/n)! Bagaimana keadaanmu? Kau teralu berlebihan!?" Ucapan Crista membuatku mengernyit heran. Dia tampak sangat imut.
"Berlebihan?"
"Kami hanya menyuruhmu berlari 20 putaran. Tapi kau malah berlari 60 kali putaran. Jangan terlalu memaksakan dirimu!" Wajah Crista sangat-sangat khawatir.
"Aku sampai terkejut, kupikir kau akan pingsan, kau bahkan masih terlihat bertenaga walau berlari sebanyak itu," jean ikut menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life || Levi Ackerman [Complete]
Fanfiction[Anime story Pertama] Apa yang akan kau lakukan saat dirimu yang kau pikir telah tewas terbangun didunia fiksi. 23 Maret 2018 - 22 Desember 2018 •end ✓