Agas telah selesai bercerita tentang masa lalunya. Agata yang sendari tadi menyimak menganggukan kepala lalu menatap Hans yang terlihat cuek."apa?" tanya Hans yang menyadari tatapan Agata.
Ketiga sahabatnya pun kini menatapnya. Hans menghela nafas panjang seolah tau apa yang mereka mau dan mulai bercerita.
"dulu kehidupan keluarga sederhana gua itu menyenangkan dan gua bahagia sama keluarga gua yang sederhana meskipun gua juga harus ikut banting tulang buat bantu keadaan ekonomi keluarga gua... "
Flashback on_
"Hans pulang mom, dad" ujar Hans yang saat itu duduk di bangku kelas 3 SMP
"Aduh Hans sayang kamu pulang malem lagi, momy kan udah bilang pulang sekolah langsung pulang nak" ujar Alonza Belvana Darren ibu dari Hans Albert Darren.
"Hans gapapa ko mom, oh iyaa ini uang gaji Hans selama sebulan ini" Hans menyerahkan uang gajinya kepada Alonza namun ibunya itu menolak menerimanya.
"kan udah momy bilang, kamu gk usah kerja di kafe itu lagi nak, biar momy sama dady kamu yang cari uang sayang. Kamu fokus sama sekolah kamu yaa"
"tapi mom--"
"bener kata momy kamu Hans" ujar Edward Darren ayah Hans.
Edward menghampiri Hans dan Alonza dengan senyum yang terukir dibibir nya
"perusahaan kakek yang hampir bangkrut karena hutang sekarang sudah bebas dari hutang. Ayah berhasil mendirikan kembali perusahaan yang sempat hancur itu. Dan kamu tau? Perusahaan kita akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan besar lainnya wow aku tak pernah merasakan kemenangan seperti ini" Ucap Edward kegirangan.
"benarkah? Syukurlah" ujar Alonza
"wah dady hebat yaa.. Jadi nanti kita bisa jalan-jalan bertiga ngabisin waktu di luar ya kan? " ujar Hans
"iyaa itu sih pasti, apalagi kalo proyek yang sekarang berhasil nanti kita jalan-jalan yaa" ujar Albert
"Asiikk.. "
"nah sekarang kamu jangan khawatir lagi nak, berhentilah dari pekerjaan kamu sekarang yaa? " ujar Alonza
"iyaa nak, biar dady yang cari uang sama momy kamu" ujar Albert
"hehe iyaa deh Hans nurut" Alonza memeluk Hans yang tersenyum dan Albert mengacak pelan puncak kepala Hans seraya mengecup puncak kepala istrinya.
Setelah mendapat kabar itu hari-hari berlalu dan Hans memutuskan untuk berhenti bekerja di salah satu kafe di dekat taman tak jauh dari rumahnya. Namun ada yang berbeda dari hari-hari yang biasa Hans lalui. Setiap pulang dari sekolahnya tidak ada sambutan hangat dari Alonza sang ibu, tidak ada makan malam bersama, tidak ada sarapan yang di penuhi canda tawa. Alonza dan Albert sibuk mengurusi perusahaan yang telah mereka bangun. Reputasinya memang naik semenjak perusahaan itu diambil alih oleh Albert.
Apa mereka lupa? Gak mungkin mereka lupa. Batin Hans
Itulah yang terlintas di pikiran Hans setiap hari. Semuanya berubah, mereka berpindah ke rumah yang lebih besar. Semakin hari Hans semakin jarang bertemu dengan orang tuanya. Bahkan saat liburan musim panas mereka melupakan janjinya untuk liburan bersama. Ulang tahunnya pun Hans tidak mendapat kehangatan, mereka hanya mengirimkan uang dan kado mobil sport yang terbilang sangat mahal harganya.
Tetapi bukan itu yang Hans harapkan! Bukan itu! Bukan!
Hans sangat beryukur dengan kondisi ekonomi keluarganya yang terlampau membaik, tetapi kehangatan keluarganya terenggut oleh harta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy of Love Story
RomanceTampan, nakal, tubuh kekar dan bringas itulah ciri dari mereka. Pria dengan ketampanan, latar belakang dan sifatnya yang berbeda-beda namun mampu meluluhkan hati para gadis. Mereka selalu menarik perhatian semua orang yang melihatnya. Itulah mereka...