6. Main basket bareng, boleh ?

298 44 11
                                    


Farih, Altan, Angga, dan Bian terlihat sedang berjalan di koridor sekolah. Saat ini memang sudah waktunya pulang. Tetapi, hari ini merupakan jadwal latihan basket dan sebagai ketua basket yang baik, maka Bian harus tinggal.

Mereka memang memiliki jadwal ekskul yang berbeda. Kecuali Farih yang belum memilih ekskul apapun. Senin, adalah waktunya Angga dan anak-anak sanggar seni untuk latihan. Rabu, Altan dan team Futsal akan latihan. Kamis, team Basket yang memiliki jadwal latihan.

Banyak peraturan sekolah yang mengharuskan kelas XII untuk fokus menghadapi ujian dan meninggalkan ekskul masing-masing. Tapi tidak bagi SMA Nusa Bakti. Mereka tetap memberi kebijakan siswa yang masih mau ikut organisasi dengan syarat pertemuan organisasi maksimal 1 kali sepekan.

"SEBERAPA GREGET KAMU PRAJURIT DUA ?" Bian mulai berteriak. Lalu mulai mengarahkan tangan kirinya yang ia fungsikan sebagai mic ke depan mulut Angga.

"Kemaren aku beli kuaci. Kulitnya aku emut, isinya aku buang bahahaha" kata Angga sambil terbahak

"Walaupun aku juga team ngemut kulit kuaci karena rasanya asin asin manja, tapi Alhamdulillah aku engga se tolol kamu sampe ngebuang isinya" ujar Altan yang masih enggan mengakhiri tawanya.

"SEBERAPA GREGET KAMU WAHAI PADUKA ALTAN ?" tanya Bian kembali mengarahkan tangan kirinya pada Altan

"Kemaren aku nemu uang di jalan. Bukannya ditambahin malah aku ambil" jawab Altan jujur

"Gregetnya dimana, tan ?" Tanya Farih

"Tau tuh si paduka kere amat" timpal Angga

"PUTRA MAHKOTA FARIH, SEBERAPA GREGET KAMU ?"

"Kemarin aku makan dua piring. Udah itu aja" jawab Farih sekenanya

"Kamu lebih garing loh, Rih" ucap Altan mengingatkan

"Lagian ini permainan apa sih, Yan ?" Tanya Farih heran

"Tau tuh si Bian oneng. Coba sekarang giliran anda bapak Bian terhormat" timpal Angga

Bian terlihat cekikian sendiri. "Tanya dulu dong. Bilang seberapa greget kamu gitu"

Angga memasang wajah malas "seberapa greget kamu ?"

"Yee upil malin kundang gak ikhlas bat"

"Mbahmu. Nih aku ulang. SEBERAPA GREGET KAMU BAPAK BIAN ?"

"Pekan lalu aku jumatan. Ke masjid gak pake sandal. Pulangnya pake sepatu adidas"

Altan menjitak kepala Bian. "Goblok. Itumah namanya maling" timpal Altan

"Dosa Bian dosa" ujar Farih

"Monmaap pak Ustad Farih. Bian khilap" katanya memasang wajah melas

Lalu mereka tertawa terbahak. Tidak peduli kalau sekarang beberapa pasang mata sedang melihat mereka karena tertawa terlalu kencang.

Aini dan Shalwa baru saja keluar dari kelasnya pun melihat keempat orang itu sedang berjalan sambil tertawa. Sesekali mereka saling mendorong. Atau lebih tepatnya mereka mendorong Bian bergantian.

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang