Tercyduk

2K 117 12
                                    

..o00o..

Masih sangat pagi untuk beraktifitas, namun di kediaman Uzumaki, terlihat seorang bersurai kuning berjalan keluar dari rumah.

Boruto sengaja memilih waktu pagi, karena toko percetakan di Konoha masih lenggang dari pengunjung pada jam tersebut.

Semilir angin pagi menabrak poni kuningnya dengan lembut, dengan senyum secerah matahari, Boruto nampak bahagia hari ini.

Tak butuh waktu lama berjalan, toko percetakan mulai terlihat dari pandangan Boruto. Dengan langkahnya yang dipercepat, ia memasuki toko tersebut.

Terlihat seorang operator dibalik komputernya, ia tersenyum menyapa Boruto.

"Ada yang bisa saya bantu?" Ujar operator ramah.

"Saya ingin mencetak foto,"
Jawab Boruto sembari menyodorkan handphonenya.

"Um, yang ukuran berapa?" Tanya operator tersebut.

Boruto nampak tercenung, ia berpikir apa sebaiknya ia mencetak ukuran raksasa. Karena ia memang menyukai foto tersebut.

Namun seketika niatnya urung, ia hanya ingin menyimpan untuk dirinya sendiri.

"Saya ingin mencetak ukuran 4R," jawab Boruto.

"Foto mana yang kan dicetak Boruto-san?"
Operator itu bertanya dengan sopan, karena ia mengenal Boruto adalah putra Nanadaime.

Boruto sedikit agak malu dan ragu saat ia menunjuk ke arah foto Sarada yang akan dia cetak.

"Uchiha Sarada-san...," gumam operator itu kecil, kala melihat foto Sarada yang memang lumayan terkenal di desa Konoha.

Operator itu tersenyum ke arah Boruto, "Sepertinya ia orang yang spesial bagi Boruto-san"

"Um,ya...," Boruto merona tipis seraya memalingkan wajahnya.

'Ya, dia sangatlah spesial' batin Boruto.

..o00o..

Setelah selesai mencetak foto, Boruto segera ke rumahnya, berharap ibunya, tidak tau apa yang ia lakukan saat masih pagi begini.

Boruto memang tidak memberitahu ibunya kalau ia pergi ke toko percetakan. Ia takut ibunya akan bertanya banyak hal padanya, karena Hinata tau hari ini Boruto kosong dari misi.

Setelah berada di depan rumah, Boruto mengendap-endap masuk tanpa suara. Berharap ibu atau adiknya tidak sedang menggunakan Byakugan.

Saat dirasa aman, Boruto langsung berlari kecil menaiki tangga memasuki kamarnya dengan terburu-buru.

Saat sudah berada dikamarnya,
"Sebaiknya ku simpan dimana ya?" gumamnya kecil.

"Apanya yang disimpan?" Terlihat Hinata sudah berada di depan pintu kamar Boruto, menyandarkan bahunya dengan tangan bersedekap di depan dada.

"Umm etoo...," Jawab Boruto benar-benar gugup.

"Hei, apa kau lupa? Hari ini hari bersih-bersih rumah." ujar Hinata dengan tatapan tajam.

"Umm ga lupa kok," Boruto menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tersenyum kikuk. Bohong kau berbohong, Boruto.

"Kaa-chan Mitsuki-nii mencari Boruto-nii," Teriak Hima dari lantai bawah.

Hinata yang mendengar pun beranjak pergi dari kamar Boruto, menuju ruang tamu menyambut Mitsuki.

Boruto gelagapan, karena ia tak tau apa tujuan Mitsuki datang ke rumahnya.

PAIRINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang