..o00o..
"Aku heran kemana perginya Sarada ya ..."
Boruto yang mencari Sarada kemana-mana, sangat berharap bisa bertemu dengan Sarada untuk menyampaikan sebuah kabar baik, yaitu perasaannya, dia menendang batu. Ekspresi wajahnya tampak kesepian.
Dia berpikir, bagaimana bisa dia sampai tidak tau kegiatan sehari-hari Sarada. Sosok yang bahkan sering bersamanya dari dulu hingga saat ini. Dia sepertinya berubah.
Apakah Boruto juga akan berubah ?
Orang-orang berkata jika di masa lalu ayahnya, bibi Sakura dan Sensei-nya selalu melaksanakan misi mereka bersama-sama sebagai sebuah tim.
Namun semuanya sudah tak seperti itu lagi sekarang.
Tidak, bahkan saat ini ... melihat ayahnya pulang dan melihat ibunya berseri-seri adalah sebuah kesempatan yang jarang terjadi.
Tanpa sadar, tangannya menyeka bulir keringat di dahinya,
ia terlalu memaksakan diri.
..o00o..
"Inojin, sudah berapa kali ku ingatkan! Kau bagian memotong tangkai dan aku bagian yang mengganti air, jangan dibalik tugasnya!" Sarada mendengus kasar, berusaha menahan emosi.
"Urushai suka-suka dong," balas Inojin dengan senyum—palsunya?
Sarada tak habis pikir kenapa ia bisa terjebak di dalam toko bunga ini, berterima kasihlah pada mamanya dan bibi Ino yang sedang berlibur.
Walaupun, ini kebiasaan Sarada dari kecil. Saat Sakura sedang sibuk di rumah sakit dan ayahnya merantau entah kemana , Sarada selalu datang bermain atau sekedar mengobrol dengan bibi Ino yang menurutnya asik walau sedikit nyebelin.
Ya, Sarada dan Inojin hanya sebatas teman masa kecil, sama halnya dengan Boruto dan lainnya. Lagipula, Sarada suka bunga dan dia tidak keberatan jika harus membantu duo Ino menata bunga.
"Emangnya ga mau di bantuin nih?" Inojin masih dengan senyum palsunya.
"Tapi niat dong bantuinnya," balas Sarada jutek.
"Bawel ya, dasar forehead," ujar Inojin tanpa dosa.
"Nani?! Dasar pucat!"
Yak, forehead dan pucat adalah kata serapah andalan mereka berdua kalau sedang ajang berdebat.
"Ayahku sedang ada misi, hanya kita berdua disini," Inojin menatap Sarada dengan seringainya, ia melangkah mendekat.
Sarada dengan sigap mengacungkan gunting ke arah wajah Inojin, fatal sedikit saja kan tergores.
"Omae na... jangan macam-macam!" ujar Sarada dengan tatapan mengintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIRING
FanfictionKetika kharisma sang Uchiha-hime yang mempesona, menjadi bahan rebutan! [Slow Update] Write by: @deviicho & @gheez91