Penpall

905 69 16
                                    

"Permisi, kiriman surat."

"Ah, iya sebentar," Sarada berjalan menuju pintu dan melihat tukang pos berdiri di depan pintu rumahnya.

"Untuk Uchiha Sarada." Kata tukang pos itu sambil menyerahkan sepucuk surat pada Sarada.

Sarada menerima surat itu dan melihat nama pengirimnya. Dahinya berkerut bingung saat ia baca nama pengirim "Aya"??

"Tolong tanda tangan di sini," kata tukang pos sambil menyerahkan pulpen berwarna merah. Setelah Sarada menandatangani surat tanda terima itu, tukang pos itu mengucapkan terimakasih lalu pergi.

Sadara pun kembali masuk ke rumah. Ia duduk di sofa ruang tamu dan mulai membaca surat dari "Aya". Seingatnya, teman-temannya tak ada yang bernama Aya, apa mungkin ini surat penggemar lagi? haaah... sudahlah baca dulu aja.

"Haaaaah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haaaaah...," Sadara menghela nafas saat selesai membaca surat itu. Ia merasa penasaran dengan siapa pengirim surat itu, tapi Ia juga takut kalau surat itu hanya dari para penggemarnya yang ingin sok dekat dengannya. Ia berfikir sejenak, dan akhirnya memutuskan untuk menjawab surat itu.

Sarada memasukan surat itu ke dalam amplop putih dan bersikap siap menuju kantor pos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarada memasukan surat itu ke dalam amplop putih dan bersikap siap menuju kantor pos. Setelah sampai di kantor pos Sarada mengirim surat untuk Aya lalu kembali ke rumah.

"Hari ini panas banget." Keluh Sarada sambil menaruh tangannya di atas kepala agar tidak kepanasan. Selang beberapa meter dari tempat Sarada mengeluh, ia melihat cafe yang sepertinya baru di buka. Sarada memutuskan untuk beristirahat sejenak di kafe itu sambil menunggu matahari sedikit turun.

Sarada memesan yougurt dingin ukuran regular. Ia duduk di kursi dekat kaca yang mengahadap ke jalanan. Sarada masih memikirkan tentang surat tadi, apakah membalas surat itu pilihan yang tepat untuknya, atau dia salah mengambil keputusan.

Tak lama kemudian, seorang pelayan datang membawakan pesanannya. "Pesanan yougurt dingin regular." Kata pelayan itu sambil menaruh pesanan Sarada di atas meja.

"Iya, terimakasih." Ucap Sarada sambil tersenyum manis. Pelayan itu mengangguk lalu kembali pergi bekerja. Sarada memakan yougurt dinginnya dengan perlahan tapi pasti. Sarada sangat menghayati setiap suapan yougurt beku itu.

PAIRINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang