Empat

140 21 7
                                    

Sara sedang duduk di sebuah hamparan ilalang yang begitu luas. Udaranya sejuk, Sara begitu menikmati suasana ini. Namun sayup-sayup ia mendengar seseorang memanggil namanya. Ia pikir itu hanya perasaannya saja, tapi lama-lama suara itu semakin jelas.

"Kak Saraaa!"

Suara itu terdengar lagi, arahnya tepat berada dibelakang Sara. Sara menoleh kebelakang. Dilihatnya seorang anak kecil tengah tersenyum lebar padanya.

Anak itu mendekati Sara, menarik tangannya sambil berkata, "Kak Saraa! Ayo kesanaa! Aku dari tadi nungguin Kakak tau!"

Sara tersenyum geli melihat ekspresi anak itu. Ia mengembungkan pipinya yang bulat, menambah kesan lucu padanya.

"Ayoo Kak!" ucap anak itu lagi.

Kali ini ia semakin menarik tangan Sara, membuat Sara mau tak mau ikut berdiri mengikutinya.

"Kita mau kemana?" tanya Sara, ia penasaran kemana anak itu akan
membawanya.

"Bentar Kak! Sedikit lagi sampai!" jawab anak itu. Ia begitu bersemangat membawa Sara ketempat tujuannya.

"Kak Sara tutup mata dulu yaa! Aku mau kasih kejutan buat Kakak!" ucap anak itu.

Sara pun menutup matanya, ia jadi semakin penasaran. Mereka terus berjalan, sampai akhirnya langkah anak itu terhenti, membuat langkah Sara juga ikut terhenti.

"Udah sampai! Kakak udah boleh buka mata!" ucap anak itu riang.

Sara pun membuka matanya.

Dihadapannya kini adalah sebuah taman. Taman melati yang begitu luas dan indah. Bunganya bermekaran. Banyak kupu-kupu hinggap dikelopaknya, burung-burung berterbangan diatasnya. Angin pun berhembus pelan. Ditambah dengan langit biru dan matahari yang bersinar lembut menambah keindahan taman itu. Belum lagi aroma bunga melati yang begitu harum.

Sara merasa begitu tentram berada di taman itu, sambil memejamkan mata, ia membuka tangannya. Membiarkan angin menerpa tubuhnya.

"Gimana Kak? Bagus kan tempatnya? Kakak suka gak?" tanya anak itu yang sejak tadi berdiri disampingnya.

Saking asiknya menikmati suasana ditaman itu, Sara lupa kalau anak kecil itulah yang membawanya kesini. Dan mendengar pertanyaan dari anak itu, Sara tersenyum sambil mengusap puncak kepala anak itu.

"Suka! Tempatnya bagus! Makasih ya, kamu udah bawa kakak kesini!" jawab Sara sambil tersenyum.

"Horee Kak Sara sukaa! Iya Kak, sama-samaa! Kakak suka banget sama melati, makannya aku ajak Kakak kesini!" ucap anak itu. Ia begitu riang dan terlihat sangat senang mengetahui Sara suka ia ajak kesana.

Sara juga sangat senang, ia dan anak itu kini menidurkan diri di hamparan bunga melati. Sambil menghirup aroma melati yang begitu harum.

Namun, Sara merasakan keanehan. Aroma melati itu lamat-lamat berbaur dengan aroma...nasi goreng?
Perasaannya saja, atau memang kini aroma melati itu berubah menjadi aroma nasi goreng buatan Bi Marni ya?

"Non Saraa! Bangun Non, sudah pagi! Nanti Non kesiangan lagi loh! Ini Bibi sudah buatin nasi goreng kesukaan Non Sara!" teriak Bi Marni-pembantu di rumah Sara.

Sara terlonjak kaget. Ia bangun dari tidurnya. Tadi itu hanya mimpi, tapi terasa begitu menyenangkan. Tanpa Sara sadari, kini ia sedang tersenyum mengingat mimpi itu. Mimpi yang indah pikirnya.

"Bukan Kakak yang suka melati, tapi kamu." gumam Sara, senyumnya kini berubah menjadi kecut. Dadanya pun terasa sesak mengingat mimpi itu.

Mimpi itu mengingatkan Sara pada masa-masa yang begitu ingin Sara lupakan. Namun, disaat yang bersamaan, mimpi itu juga membuatnya rindu pada masa itu.

AbstrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang