Bagian Sebelas

3K 434 76
                                    

“Anaplastic astrocytoma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anaplastic astrocytoma. Naik satu tingkat dari yang pertama.”

“Kalau begitu, lakukan operasi sekarang juga.”

“Lokasi tumor tidak memungkinkan untuk ditindaki dengan operasi, Seokjin. Tapi kita bisa melakukan terapi radiasi dan kemoterapi.”

Seokjin pikir dia paham mengapa kedenialan diciptakan. "Tolong berjanji padaku bahwa adikku bisa sembuh sepenuhnya dengan itu."

"Jika janji yang kau maksud adalah aku harus, maka aku hanya bisa berjanji untuk selalu melakukan yang terbaik. Bukan tidak mungkin jika anaplastic astrocytoma yang adikmu derita sekarang berkembang menjadi glioblastoma dalam waktu singkat." Dokter Donggin menepuk bahu Seokjin. Menyalurkan kekuatan untuk sebuah ketegaran yang mematikan. "Mari berpikir realistis."

Hening. Dunia pasti menertawakannya. Seokjin mengepalkan tangan kuat-kuat. Menunduk, lantas kembali menatap dokter yang terduduk dengan wajah prihatin padanya. Terkekeh, lantas mendengkus keras dan berkata, “Kenapa tidak kaukatakan saja kalau itu hanya pembelaanmu sebagai dokter saraf yang tidak becus? ”

"Kau bisa mencari rumah sakit lain, Seokjin. Mayo Clinic, Charit, Cleveland Clinic,atau Singapore General Hospital. Dan dokter lain. Kalau kau melupakan adikmu yang sekarang dirawat di rumah sakit terbaik Korea Selatan bersama dokter yang diakui dunia."

Seokjin memukul permukaan meja, bangkit dengan kasar dan berteriak frustasi sekeras yang dia bisa, dan melangkah keluar ruangan, namun kembali berbalik untuk berlulut pada Donggun, lantas memohon dengan putus asa, “Selamatkan adikku. A-aku ... tidak akan menyalahkanmu karena apa pun. Aku tidak akan pernah menyalahkanmu sampai kapan pun. Jadi, jadi selamatkan adikku. Keenam adikku akan hancur, Paman.” Seokjin menangis dengan begitu payah dan Donggun tetap mendengarkan dengan hati yang ikut terluka. “Aku tidak bisa membiarkannya. Satu adikku tidak boleh hancur karena takut pada kematian. Lima adikku tidak boleh hancur karena takut akan kembali ditinggalkan. Kau harus menyelamatkan adikku. Selamatkan mereka.”

Menjadi dokter tidak dapat menghindarkannya dari pengalaman ini berkali-kali. Astrositoma kadangkala menjadi keajaiban yang indah karena bisa dikalahkan, dan seringkali menjadi berita terburuk ketika kembali memenangkan pertarungan. Lalu ada kesedihan, lalu menghadapi kematian, lalu terperosok dalam kehilangan. Pada saat-saat dia menyatakan kegagalan, terlebih pada kali kedua ketika Donggun melihat keputusasaan dari Seokjin dan ancaman mustahil memperoleh keberhasilan untuk adiknya, Donggun merasa kalau dia gagal menjadi dokter.

Donggun menghampiri Seokjin dan mencoba memeluknya. Namun tanpa sekon berarti, Seokjin menolaknya. Lelaki dengan keenam adik yang menjadi semestanya menciptakan jarak yang lebih jauh, menghapus air matanya, berdiri dan mencoba terlihat ceria, dan sayangnya terlalu terlihat palsu di matanya. Bahkan ketika Seokjin berhasil mengulas senyum, berkata, “Aku percaya kau bisa menyelamatkan adikku. Menyembuhkan Jungkook.” Donggun, salah satu sahabat dari ayah keenam Lee, tetap bisa melihat kepalsuan itu.

Affection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang