Part 28

3.5K 190 0
                                    

"Dari sebuah penyesalan yang bertandang, acap meninggalkan luka yang paling iya. Serupa mata pedang yang menyayat di palung terdalam"

Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga.

Pribahasa ini sangat cocok dengan kondisi yang dialami Miko sekarang. Dia berusaha menyimpan semua rahasia masa lalu serapat mungkin dari Nadrah, tapi pada akhirnya ia ketahuan.

Miko baru saja sampai. Ketika hendak mengambil file penting yang tertinggal, ia kaget melihat Nadrah ada di ruang kerjanya. Dia lupa mengunci ruangan itu sebelum berangkat ke kantor.

Miko tertegun. Laptop terbuka di atas meja menunjukkan bahwa Nadrah telah melihat video terlarang yang masih dia simpan. Video di galeri.

"Nadrah!"

Dia melihat tubuh Nadrah kehilangan keseimbangan. Segera ia meluru ke arah tubuh yang tiba-tiba terkulai tak sadarkan diri di lantai. Ada cairan bening merembes di paha istrinya, membuatnya sangat panik.

"Maafkan aku. Kumohon, maafkan aku, Nad." Raungannya membuat para pelayan berlarian dari dapur.

"Nyonya ...!"

"Apa yang terjadi, Tuan?"

Teriakan para pelayan tak dihiraukan oleh Miko. Dia segera membopong istrinya dan memerintahkan sopir menyiapkan mobil.

"Ya Allah ... hukum aku saja. Selamatkan istri dan bayiku. Aaaghh ... Maafkan aku, Nad. Ampuni aku," racau Miko sembari memeluk Nadrah di jok belakang.

Air matanya mengalir deras. Dia tidak siap menerima kemungkinan buruk yang akan terjadi terhadap istri dan bayinya.

"Pak, cepat!" perintah Miko pada sopirnya.

Cairan bening dan encer makin banyak merembes di paha Nadrah.

Miko kalut. Dia tidak tau harus bagaimana.

"Lebih cepat lagi, Pak. Tambah kecepatannya!" teriak Miko pada sopir.

Untunglah pada saat itu jalanan tidak macet sehingga mereka sampai di rumah sakit dalam waktu 10 menit.
----

"Dok, bagaimana keadaan istri dan anak saya?" tanya Miko pada dokter yang baru saja selesai memeriksa keadaan Nadrah di IGD.

"Mbak Nadrah sudah diberi pertolongan pertama. Dia mengalami shock berat sehingga pingsan.Ketubannya pecah dini. Ini berbahaya bagi bayinya. Harus segera ditangani cepat dan tepat dengan melakukan tindakan operasi caesar." Penjelasan dokter yang panjang lebar membuat lutut Miko lemas.

Mungkin operasi caesar adalah hal yang sudah biasa ditempuh oleh para wanita yang tidak bisa melahirkan normal. Tapi bagi Miko, itu merupakan resiko besar.

"Tolong selamatkan mereka, Dok. Saya mohon." Miko memegang pundak dokter dan mengguncangnya agak keras.

"Tenang, Pak Miko. Operasinya tidak mengkhawatirkan. Hanya saja ...."
Ucapan dokter menggantung.

"Kenapa, Dok? Masalah biaya? Akan saya bayar berapa pun itu. Tidak masalah bagi saya walau harus menghabiskan harta, asal istri dan anak saya selamat." Miko menatap dalam-dalam wajah dokter di depannya.

"Bukan masalah biaya, Pak."

Dokter lalu menjelaskan kondisi Nadrah yang membuat Miko shock. Wajahnya jadi pias dengan tangan gemetaran. Lututnya terasa lemas.

Miko tidak mampu menopang tubuhnya hingga ia terduduk di bangku tunggu dengan penyesalan kian menumpuk.

"Ya Allah jangan Nadrah. Maafkan aku ... Maaf. Ampuni aku. Hukum aku saja ya Allah. Nadrah ...!" lirihnya.

Senandung Cinta NadrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang