6

36 6 0
                                    

Dibantu petugas panti, Elis menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk bermain. Di depan
anak-anak yang sudah tidak sabar, Elis mengeluarkan sebungkus balon yang sudah disiapkan Dodo dan belum di isi udara.

Anak-anak berteriak girang. Dodo yang berdiri di pinggiran langsung memucat. Perlahan-lahan dia menjauh dari situ.

"Siapa yang mau balon?!" Elis berteriak sambil mengerling pada Dodo. Namun, jawaban anak- anak langsung merebut perhatian Elis lagi. Mereka mengerumuni Elis, berebutan mengambil balon. Elis dan petugas panti mengisi balon-balon pilihan anak-anak itu. Saat giliran Rendi, Elis melambaikan balon itu sambil menatap Dodo.

"Dodo bin Kodokkk! Gantian dong!" serunya, membuat Dodo segera menoleh. "Ini balon buat Rendi."
Tidak sedikit pun Dodo bergerak dari tempatnya. Dia cuma memandangi Elis dengan tatapan yang jelas-jelas menolak. Akhirnya, Elis lah yang mendekati Dodo duluan.

"Awas lo ya!" serunya, berusaha menghindar dari Elis.

"Dodo sini lo!" Elis terus mengejar sahabatnya.

"Gak mau... sini coba aja kejar gue, wlekkk" tantang Dodo sambil menjulurkan lidahnya.

Elis yang merasa ditantang terus mengejar Dodo sambil berteriak. Elis berhenti mengejar Dodo. Dia kembali ke tempat tabung gas dan memutuskan mengisi balon milik Rendi. Di hadapannya, Rendi sudah kelihatan tidak sabar menerima balonnya. Matanya bersinar senang, membuat hati Elis diliputi kebahagiaan. Kalau berbagi ternyata
semenyenangkan ini. Elis akan melakukannya dari dulu tanpa harus diajak oleh Dodo.

Satu ide terbesit dipikiran Elis saat melihat belalang itu. Dia lantas mengambilnya dan menyembinyikannya dibelakang tubuhnya. Elis berjalan mendekat ke arah Dodo yang tengah bermain dengan anak-anak panti.

"Dodo," panggil Elis. Dodo membalikkan badannya ke sumber suara. Dengan usilnya Elis melepaskan belalang itu hingga menempel di hidung Dodo.

Dodo yang takut dwngan belalang seketika berteriak histeris. Semua orang disana malah menertawakan Dodo termasuk Elis.

"Elis, tolong gue, Lisssss" jerit Dodo sambil berusaha menjatuhkan belalang itu dari hidungnya.

Karena merasa kasihan, Elis lalu meminta Dodo untuk diam dan kemudian mengambil belalang itu sambil tertawa.

"Kak, Rendy mau pegang belalangnya," pinta Rendi. Dengan senang hati Elis memberikannya pada Rendi.

"Anak kecil aja ga takut sama belalang!" teriak Elis pada Dodo ketika menyerahkan belalang itu pada Rendi.

Dodo menunjuk Elis dari balik batang pohon. "Liat entar ya, kalau gue tahu lo fobia apaan, gue bakal bales!" katanya penuh dendam.

Elis tergelak mendengar jawaban Dodo. Kesal di paras Dodo kian mengental. Bahkan sampai-sampai Dodo lupa untuk terus merekam. Tetapi, Elis tidak terlalu peduli, Sikap Dodo itu menghiburnya juga. Dia merasa jahat sih, akan tetapi demi balon-balon ini.

Acara selanjutnya Dodo akan menghibur anak - anak panti asuhan terutama Rendi. Dodi merasa agak grogi, meskipun kostum itu sudah menyembunyikan penampilannya yang asli. Elis berdiri di sebelahnya sambil memegang kamera untuk merekam aksi Dodo. Dia mengucapkan doa di dalam hati sesingkat mungkin agar semua berjalan lancar. Kalau berantakan, Elis pasti akan mengomel setelah ini. Bahaya kalau dia sampai ngambek dan tidak mau membantu Dodo menjalankan sisa misi yang ada.

"Haloo semua!" Dodo melambai kepada seluruh penonton. Dia menelan ludah. Entah mengapa
tiba-tiba dia merasa haus. Tetapi, tidak ada waktu untuk kembali dan minum terlebih dahulu. Misinya sudah menunggu untuk diselesaikan.

"Nama saya Dodo si Kelinci. Ini adalah Elis, si beruang pemalas," katanya menunjuk Elis yang diam seperti patung. "Kami adalah sahabat. Dalam dunia kami, kelinci takut sama beruang."

Dodo terus bicara untuk mengatasi kegugupannya. Dia berusaha menarik perhatian, akan tetapi kerumunan anak - anak itu memberi Dodo pandangan bosan. Beberapa diantara mereka malah sudah ada yang bicara sendiri. Dodo menoleh kepada Elis dan merasa jengah. Lain kali, Dodo
harus bicara tentang rencananya sehingga mereka bisa menyusun event yang lebih seru. Elis sendiri merasa bosan mendengar cerocosan Dodo itu.

Elis meraba saku kostumnya. Ponselnya ada disana. Tiba-tiba ide itu muncul begitu saja. Dodo melirik ketika Elis mengeluarkan ponselnya. Sejurus kemudian terdengar suara
musik 'Baby shark'.

"Adik - adik! Joged baby shark yuk!" Kata Elis yang memulai memimpin. Mulai bergoyang sendirian. Walaupun sadar kini seluruh pandangan anak - anak itu ke arahnya, Elis tidak peduli. Dia terus berjoget sampai salah satu anak mengikuti. Pandangan mata Elis bertemu Dodo. Dibalik kostum pinguin. Marko tidak bisa menahan
cengirannya. Dodo kini, ikutan menari 'baby shark'. Taman yang tadinya sepi itu, sekarang riuh rendah oleh sekelompok anak - anak yang berjoget bersama.

***

"Thanks udah ngajak gue kesini...."

"Gue seneng banget." sambung Elis, bersandar kelelahan di jok mobil begitu juga Dodo.

Dodo tersenyum. "Seneng kenapa lo?"

"Seneng aja gitu. Gue bisa main sama anak - anak kecil, berbagi sama mereka. Rasanya itu semua bikin gue happy gitu." Balas Elis.

Tanpa Elis sadari, Dodo menatap Elis sambil tersenyum. Entah kenapa dia sangat menyukai senyum itu.

Dodo tersenyum lagi, lalu menjalankan mobilnya. Dia harus segera mengantar Elis ke rumah agar bisa istirahat. Petualangan kali ini, lebih menguras tenaga dibanding misi - misi sebelumnya. Meski begitu, hati Marko merasa bersuka cita. Tawa dan ekspresi bahagia anak - anak tadi
menular kepadanya. Meski dia tak bisa mengindahkan perasaan iba melihat mereka semua.

***

Sesampainya Elis di rumah, Elis langsung masuk ke dalam kamarnya lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk seraya memejamkan matanya.

Ingatan Elis kembali kepada dua surat misterius itu. Elis mengambil tasnya lalu hendak mengambil dua surat itu. Tetapi, tampak amplop berwarna biru muda di atas dua surat lainnya. Elis mengambil semua surat itu. Elis membuka amplop berwarna biru dan membuka isinya lalu membacanya.

To : Elis

Hari ini aku senang melihatmu tersenyum bahagia seperti itu.
Entah kenapa aku sangat menyukainya.

Tetaplah tersenyum seperti itu,
karna aku menyukainya.

Elis mengambil ponselnya, lalu mengetikkan pesan di keyboard.

Dodo

Gue dapet surat misteris lagi!

Terus?

Ih, kok lo nyebelin sih!

Terus gue harus bilang
WOW gitu?

Bantuin gue nemuin orangnya!

Oke. Besok kita bahas lagi.

Elis lalu mematikan layar ponselnya. Pikirannya dipenuhi banyak pertanyaan tentang surat misterius itu. Tapi Elis tidak ingin ambil pusing mengenai surat dan siapa pengirimnya.

G: Dia, Cinta & Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang