14

51 1 0
                                    

"Dodo, lo kesini juga?" tanya seseorang disaat ia mulai memasuki area danau.

Ini kebetulan atau Elis memang ngikutin? Entah. Kadang Elis bisa melakukan sesuatu yang tidak terduga, seperti mengikuti Dodo ke toilet cowok. Dodo bergindik ngeri dengan aksi Elis beberapa bulan lalu.

Dodo berhenti lalu duduk dipinggir danau tepat di kursi berwarna putih. Elis juga ikut duduk disana.

"Jadi kangen masa - masa kecil dulu, deh" celoteh Elis. Tidak ingin membiarkan suasana hening sedikit pun.

"Inget ga lo, pas kita lagi main perahu kertas disini, terus gue hampir tenggelam disini?" tanya Elis lagi.

Dodo jadi merinding lagi kalau harus mengingat kejadian di masa lalu. Dodo hanya mengangguk lagi.

"Kalo di inget - inget lagi gue jadi takut" kata Elis sendu.

"Jangan di inget, kalo itu cuma bikin lo sedih apalagi takut" kata Dodo sambil menatap Danau.

Elis berdehem.

"Do, tumben lo kesini ga ngajak gue? Ada masalah ya?" tanya Elis kepo.

"Hm, banyak" balasnya singkat.

"Cerita dong, siapa tahu gue bisa bantu." Kata Elis sambil tersenyum.

Dodo menatap Elis lekat - lekat. "Gak usah senyum deh, ekspresi lo juga ga imut" ledek Dodo.

"Gue imut kok, mata lo aja yang katarak makanya ga bisa bedain mana yang imut mana yang enggak!" Kata Elis kesal.

Dodo merasa Elis sedang marah. Nada bicaranya juga sudah berubah. "Lis, jangan marah dong. Gue kan cuma bercanda." Kata Dodo penuh penyesalan.

"Minta maaf mulu, tapi tetep aja ngeledek gue"

"Maaf," kata Dodo lagi. "Entar gue beliin es krim deh" Dodo mencoba untuk meredakan kemarahan Elis.

"Es krim gelato ya?"

"Iya," kata Dodo pasrah. Apapun akan dia berikan pada Elis asal cewek itu bahagia.

***

Setelah membeli es krim yang Elis minta. Kami pergi ke lapangan. Dodo bilang pengen olahraga. Untung saat itu, Elis dan Dodo memakai sepatu. Memakai baju kaos dan celana panjang.

Lari sepuluh kali keliling lapangan, yuk."

Untuk sesaat, Dodo memandangi Elis heran, tapi kemudian mengangguk mengerti.

"Ayo."

Dan, kami pun berlari sepuluh kali keliling lapangan, dia tengah terik matahari sore,  tetapi kami berdua tertawa sambil terus melangkah.

Perubahan-Perubahan Itu, yang kini mereka rasakan.

***

"Do," panggil Elis dari samping.

"Apa lagi?"

"Ban-"

"Bantuin buat tugas matematika kan?" Potong Dodo langsung. Karena memang Elis selalu meminta bantuannya untuk mengerjakan tugas matematika.

"Besok siang? Ya? Ya? Ya?" Dengan semangat Elis menguncang - guncangkan bahu Dodo yang sedang berkonsentrasi menyetir.

Sudah sering Elis membuat Dodo jantungan dalam artian sesungguhnya, jadi hal yang remeh seperti sempat menabrak pohon, bukanlah apa - apa. Dia hanya mengerutkan alis dan mencoba berkonsentrasi untuk menyetir.

Baru saja Elis ingin berkicau lagi, dia tak sengaja melintasi area pameran, di jalan Diponegoro yang diketahuinya akan diadakan sekarang. Sekitar 10 menit lagi. Elis langsung memukul lengan Dodo. Membuat cowok itu kaget.

"Cewek barbar," gerutu Dodo dalam hati.

Kali ini mau tak mau, Dodo menggerutu, "Gak usah mukul segala, kenapa?"

"Berhenti-berhenti," sergah Elis, saat mobil milik Dodo berhenti tepat di depan gedung yang menjadi tempat acara pameran itu.

"ELIS!" seru Dodo kewalahan. Pasalnya, Elis langsung membuka pintu mobil dan keluar tanpa memberitahu apa - apa.

Dodo melihat Elis sudah masuk ke gedung pameran. Dodo hanya bisa mendengus kesal. Entah itu pameran apa, dia tidak tahu. Yang pasti Elis selalu bertingkah seperti ini jika dia melihat atau ingin mengunjungi sesuatu yang menarik baginya.

"Elis!" Panggil Dodo begitu masuk ke gedung pameran. Gedung ini cukup ramai dan diisi oleh pengunjung dengan berbagai usia. Ada yang bergerombol dan ada yang datang sendiri - sendiri. Kekesalan Dodo mereda tatkala udara dingin dan segar menerpanya.

Elis sedang melihat foto bunga matahari sewaktu Dodo berhasil mengejarnya. Dia seakan takjub melihatnya, seolah - olah bunga matahari adalah sebuah anugrah yang indah.

"Tumben lo tertarik gini sama fotograpi? Ga biasanya," kata Dodo sembari melihat foto - foto yang terpanjang disana.

Elis nyengir, "Gue lihat di instagram, fotonya bagus-bagus, jadi gue tertarik buat kesini." Tukas Dodo. "Kebetulan gue lihat pamerannya tadi dan gue gak mau ngelewatinnya, dong."

"Kok tiba-tiba?" tanya Dodo sedikit curiga.

Sebelum Elis menjawab seseorang datang menginterupsi mereka. Dodo dan Elis menengok bersama dan mendapati seseorang yang tidak Dodo sukai, Gino.

"Eh, lo disini?" tanya Elis, tampak terkejut.

"Kok bisa?" tambah Dodo, curiga.

Gino nyengir. "Pameran Om Gue,"

"Pantes." Elis manggut -manggut. Pantas foto instagramnya keren - keren ternyata om-nya fotograper. Elis tidak stalkerin Gino ya, dia hanya melihat foto itu pas Sri dan teman lainnya menunjukkannya.

"Wah, gue lagi suka fotograpi nih. Ajarin ya?" Ucap Elis antusias.

Kemudian Elis dan Gino asik ngobrol yentang fotograpi. Sedangkan Dodo hanya mendengarkan apa yang mereka bicarakan dengan perasaan kesal. Sesekali mereka tertawa dan menurut Dodo itu tidak lucu. Hanya dalam beberapa menit Dodo merasa seperti orang asing. Dodo seakan invisible bagi mereka.

Tiba - tiba Dodo tersadar ketakutannya mungkin akan menjadi kenyataan.


G: Dia, Cinta & Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang