18

28 1 0
                                    

Pada waktu yang sama, Gino dan Elis sedang menikmati makan malam, setelah satu jam puas bermain bola basket di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat. Elis mengetuk-ngetuk jari di atas meja sambil menikmati sepiring salad buah, hentakan itu seirama dengan detak jantungnya yang tidak keruan.
Gino tidak pernah berhenti mengejutkannya, mulai dari serangkai mawar segar hingga perlakuannya yang gentleman membuatnya merasa bagaikan seorang putri.

Walaupun Elis tidak terlalu suka bunga. Ya, Elis tetap menerimanya, tidak enak juga menolak pemberian tulus dari seseorang.

Dalam waktu singkat perkenalan
mereka, ternyata dia dan Gino sering sependapat mengenai banyak hal. Mereka sama-sama tidak menyukai pelajaran Matematika dan lebih memilih pelajaran Seni daripada harus menyelesaikan soal rumit yang berkaitan dengan angka. Mereka memiliki selera musik yang sama, juga menyukai genre film serupa. Elis merasa dapat mengobrol dan berdiskusi mengenai banyak hal bersama Gino. Percakapan mereka selalu menyenangkan, diselingi dengan tawa dan canda.

Gino mengangkat beberapa potong kentang goreng dan memasukkannya ke dalam mulut. "Minggu depan,
kita nonton film yuk?"

Elis tersenyum mendengar ajakan itu. "Gimana ya? Umm, gue gak janji deh. Liat nanti aja."

"Oke."

***

Siang itu, Dodo dan teman - temannya sedang kumpul di kafe milik Mama Aldo. Karena kata Jefri dia malas bermain di rumah teman-temannya karena banyak anggota keluarganya, terkecuali Dodo. Tapi permasalahannya Dodo lagi cemburu dan galau. Butuh hiburan. Kalau kumpul di rumah Dodo pas lagi suasana hatinya buruk, pasti mereka bertiga akan di diemin.

"Bosen, ah, Gue kalah mulu" gerutu Jefri dan langsung meletakkan ponselnya di atas meja. Jefri baru saja bermain mobile legend.

"Makanya lo main, game pou aja tuh bareng Aldo!" Ledek Dodo.

"Emang gue anak TK mainan game gituan. Gak lah yaw!"

Aldo yang sedang asik memakan kentang goreng sambil main game kesayangan, Pou mulai angkat berbicara, "Ho hangan halah, hini - hini hue helum hernah halah hain hem hou!" ( lo jangan salah, gini - gini gue belum pernah kalah main game pou).

"Telan dulu." Tegur Seth. Dia melirik sekilas ke arah Aldo yang heboh. Lalu melanjutkan main game nya. Kali ini Seth mengambil earphone dari dalam kantong celana jeans nya dan memasangnya di ponselnya kemudia di telingan.

Setelah menelan kentang goreng Aldo dan Jefri bermain mobile legend bersama. Dua orang itu memang sangat kompak. Padahal kalau di kelas debatnya paling jago. Dodo suka bertanya - tanya, kenapa dua orang ini bisa sangat dekat padah merwka sering bertengkar? Pernah Aldo dan Jefri menyukai orang yang sama. Namanya Wiwin. Mereka sampai adu jontos gara - gara ngerebutin Wiwin. Alhasil tidak ada satu orang pun yang memiliki Wiwin. Wiwin malah jadian sama Surya padahal tidak ada satu pun gosip tentang kedekatan mereka.

"Rasa ini tak tertahan,
Hati ini slalu untukmu...
Terimalah lagu ini,
Dari orang biasa..."

"Tapi cintaku padamu luar biasa,
Aku tak punya bunga
Aku tak punya harta
Tapi cintaku padamu luar biasa
Tulus padamu.."

Seth bernyanyi membuat Dodo menoleh ke arah cowok itu. Ternyata, dia sedang menyanyi sambil bermain ponselnya.

Dodo memperhatikan kegilaan teman - temannya. Aldo dan Jefri bermain mobile legend. Seth, menyanyi sambil bermain game. Sedangkan dia sibuk mengutak - atik ponselnya. Sambil melihat insta story milik Elis.

"Lo dari sekolah mana?" Semua orang mendongak ke arah Seth yang sedang ngobrol dengan seseorang.

"Eh lo jangan curang dong! Gue gak ngerti nih cara mainnya gimana?!" Kata Serh sambil setengah berteriak.

"Woi! Lo ngomong sama siapa?" tanya Jefri.

Seth melepas sebelah earphonenya, "Apa? Gue gak dengar?"

"Lo ngomong sama siapa onta?" tanya Jefri lagi.

"Mentari, anak hago. Gue lagi main hago." Balas Seth.

"Wah, boleh ikutan ngomong gak? Lo yang main gue yang ngomong." Kata Aldo yang tiba - tiba antusias dan langsung duduk di sebelah Seth.

"Woi curut! Kita belum selesai main" protes Jefri tidak terima dengan kelakuan Aldo. Padahal tinggal selangkah dia mau menang.

"Yaudah, lo aja sana main sama Dodo. Gue mau gabung main sama Seth"

"Dasar curang lo!"

Jefri menoleh ke arah Dodo. Dodo yang merasa di lihat langsung menoleh balik ke arah Jefri. "Ngapain lo liatin gue? Naksir?" Tanya Dodo asal.

"Enak aja, gue masih normal ya!" Seru Jefri. "Main mobile legend yok?" Ajak Jefri.

"Gak, gue lagi sibuk!"

"Sibuk ngapain lo? Stalkerin Elis sama Gino, biar tahu mereka lagi ngapain?" Semprot Jefri.

"Ngawur lo, ngapain juga gue stalkerin mereka." Elak Dodo.

"Alah bo-"

Suara  ribut - ribut dari Seth dan Aldo mengalihakan perdebatan mereka. "Hahaha... rasain tuh! Makanya jangan sok jadi cewek, sekarang kalah kan!" Seru Aldo dengan keras sampai membuat beberapa orang menoleh ke arah mereka.

"Do, jangan keras - keras malu diliat orang," tegur Seth sambil menyiku pinggang Aldo.

Ups! Aldo menoleh ke kanan kirinya sambil senyum gigi.

G: Dia, Cinta & Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang