Salah Paham

141 12 0
                                    



Di Indonesia setiap tanggal 21 April merupakan hari Kartini yang harus di peringati setiap tahunnya. Di sekolah memperingati seperti sekolah pada umunya yakni memakai pakaian tradisional (kebaya bagi perempuan) dan berbagai lomba.

Hari itu aku memakai kebaya modern berwarna kuning dan bawahan sewek batik. Rambut ku hanya aku gerai lurus tidak ku gelung sama sekali karena aku tidak bisa menggelungnya. Jujur kalau ada ibu pasti ibu bisa menggelungnya. Lipstik pink mewarnai bibirku, bedak tidak terlalu tebal yang taburi sedikit blush on, mataku ku hias eyeliner dan sedikit mascara. Setelah ku siap semua, aku langsung berangkat ke sekolah.

Setelah aku sampai di sekolah dan baru duduk di bangku sambil berbincang-bincang dengan teman-temanku, aku melihat Rizal memakai baju ala orang jawa yang memakai Blangkon. Tetap gagah dan tidak mengurangi kewibawaanya. Tidak lupa ketika ia melihat ku senyumnya tidak tertinggal. Aku pun membalas dengan senyuman. Mungkin itu sudah menjadi isyarat kita untuk betemu pertama kali.

Di sekolah aku dipilih lomba fashion show sambil pidato ala kemerdekaan. Aku tidak fashion show sendiri. Aku fashion show bersama partner laki-laki ku, yang bernama Rapep.

Sewaktu bell berbunyi kita pun beranjak keluar ke lapangan. Tiba-tiba...

"Saf, liat Rizal tuh"

Akupun menengoknya. Rizal sedang berfoto dengan 3 cewek sekaligus dan diantara 3 itu ada 1 cewek yang cantik dan manis. Mengapa hati ini menjadi sesak rasanya. Seketika aku langsung turun ke bawah dan Rizal melihat akan keberadaanku yang sedang mengawasinya.

"Udah jangan langsung cemberut gitu ah" goda Diva sambil tertawa kecil

"Siapa lagi yang cemberut. Biasa saja" bantahku

"Yakin?" tanyanya

"Iya"

Ketika di lapangan, Rizal hanya melihatku dengan wajah datar akupun meliriknya sinis. Entah mengapa aku seperti itu? Itulah reaksiku

Sekarang tepat 10.00 waktuku lomba fashion show dan pidato dengan Rapep. Aku melihat ketika aku berjalan di red carpet dengan Rapep dan tanganku menggandeng Rapep, Rizal memasang wajah yang biasa saja, tidak ada rasa cemburu sedikitpun! Bahkan setelah aku berjalan di red carpet, waktu aku pidato dengan Rapep, Rizal pergi begitu saja. Apa yang sedang terjadi! Rasanya aku ingin menangis saja! Mengapa dengan hal ini

"Saf lo kenapa cemberut terus sih?" sembur Diva setelah melihatku pidato

"Rizal, kenapa sih?" tanyaku kesal

"Lo cemburu ya?"

"Kenapa harus ada yang cantik pula" gerutuku

"Yang pakai kebaya merah tadi ya?

"Iyalah" aku tidak sadar membentak Diva karena kesal

"Kok bisa sih dia seperti itu? Tanyaku tak sadar membentak Diva

"Ya ampun lo cemburu"

Diva tiba-tiba langsung meninggalkanku pergi seorang diri di koridor lobby. Aku melihatnya pergi ke arah Rizal. "Ya Tuhan apa yang sedang di lakukan oleh Diva? Jangan-jangan memarahi Rizal? Ya ampun... apa yang harus aku lakukan!" gerutuku panik. Aku pun memilih kembali ke kelas. Setelah sampai di kelas, Diva berbicara kepadaku.

"Kamu salah paham. Mereka itu temen baiknya Rizal dari smp dan yang paling cantik itu tadi udah jadi gebetannya Azam"

Aku kenalin dulu ya. Azam merupakan anak osis yang lumayan terkenal di sekolah.

Mendengar apa yang dikatan Diva, aku begitu terkejut. Aku hanya salah faham. Tapi mengapa dia diam melihatku?

"Terima kasih Diva"

"Udah jangan cemberut lagi ya"

"Iya , engga kok. Lo emang sahabat gue yang baik de!" Kuberi senyuman manis untuk sahabatku ini dan kami berpelukan.

You Are My Favorite NotificationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang