Hello

3.7K 284 9
                                    

Sinsa-dong, 28 Maret 2018, 07:13 pm

Suasana restoran ayam sederhana di ujung jalan sinsadong pagi itu cukup ramai. Walau terhitung masih sangat pagi tampaknya memang restoran itu cukup populer sehingga banyak sekali pelanggan yang datang. Suhu udara yang masih dingin, sekitar 12 derajat membuat seseorang pasti ingin memakan sesuatu yang hangat. Ramen, ttokbokki dan ayam goreng, misalnya.

"Kau menguntit sunbae itu lagi?", tanya seorang gadis berambut blonde setengah berbisik

"Ini bukan menguntit, sinb-yah!", jawab gadis di sebelahnya tampak tidak setuju dengan pertanyaan yang telah di lontarkan temannya itu. Itu bukan menguntit, dia hanya penasaran saja, begitulah yang dia pikirkan

"Bukan menguntit bagaimana? Ya! Kim Yewon, kau sudah melakukan ini selama beberapa bulan terakhir dan kau bilang ini bukan menguntit?? Ya Tuhan, aku bahkan sudah mencatatnya dalam kalenderku. Lihatlah..."

Gadis bernama Sinb itu dengan tidak sabaran membuka aplikasi kalender dalam ponselnya dan ya, hal itu sukses membuat temannya, Kim Yewon, terdiam dan beberapa detik kemudian tersenyum sambil menampakkan gigi-giginya yang kecil dan menggemaskan. Yewon menggaruk tengkuknya dan tersenyum kikuk sembari meraih ponsel Sinb yang ditampakkan di depan wajahnya.

"Ah ayolah Sinb-yah... Ini tidak seperti yang kau pikirkan", Yewon menyodorkan ponsel ditangannya ke arah Sinb dengan tetap menampakkan senyuman polos dan bodohnya itu. "Aku hanya penasaran saja dengan sunbae itu. Dia mengambil jurusan musik, dia suka bermain piano, dia suka makan ayam, suka minum americano, sama sepertiku..." Yewon menjeda ucapannya dan dari tempatnya berdiri, ia kembali melihat ke arah seseorang yang duduk sendirian sembari memakan ayam dengan lahap. Yewon tersenyum tipis, lalu berbalik melihat Sinb.

"Dan kau bilang kau bukan penguntit?", Sinb mendesis, tidak habis pikir dengan sahabatnya itu. Sudah berhari-hari, ah salah, berbulan-bulan Yewon mengikuti sunbae yang katanya keren dengan sejuta pesona itu. Entah kenapa dan apa yang membuatnya begitu menyukai sunbae itu tapi Sinb sudah tidak tahan lagi. Yewon harus segera menyudahi kegiatan yang sia-sia ini.

"Tidak! Bukan... Ah sinb-yah, kau tidak mengerti. Aku hanya penasaran saja. Kau tidak tahu, dia komposer hebat, dia menyayangi orang tuanya, dia sangat baik pada teman-temannya, dia bahkan pandai menjahit, aku menyukainya", sanggah Yewon menggebu-gebu.

"Kau menguntitku?"

Suara berat dan rendah tiba-tiba terdengar oleh mereka berdua. Dengan kompaknya mereka menoleh pada sumber suara. Tepat di sebelah Yewon, berdiri seorang lelaki berperawakan tinggi dengan mantel dan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Tangannya ia masukkan pada kedua saku mantel di kanan dan kiri.  Tampaknya ia akan berjalan keluar restoran dan tanpa sengaja mendengar semua kata-kata Yewon dan Sinb tadi. Lelaki itu melirik sekilas ke arah Yewon yang terpaku, seakan membeku saat itu juga, sementara Sinb membulatkan matanya dengan sempurna mengetahui sunbae yang selama ini mereka ikuti memergoki mereka tengah membicarakannya.

"Kau, Kim Yewon kan? Kau menyukaiku?", tanya lelaki itu lagi sembari mengalihkan pandangannya pada jalanan yang tampak semakin ramai karena hari juga sudah mulai siang.

Jantung Yewon serasa ingin melompat keluar. Bagaimana bisa sunbae itu mengetahui namanya? Dan lagi, dia benar-benar ketahuan. Ah apa yang akan dipikirkan sunbae itu setelah tahu bahwa dia mengikutinya selama ini? Tidak bisa! Yewon belum siap untuk bertemu dengannya saat ini. Dengan gemetar, kedua kakinya mencoba untuk melangkah dan berlari sekuat tenaga meninggalkan Sinb sendirian disana bersama sunbae favoritnya itu.

Mengetahui Yewon meninggalkannya, Sinb merutukinya dalam hati sambil mengucapkan sumpah serapah pada sahabatnya itu. Ia menoleh, tersenyum kikuk pada sunbae itu dan melenggang, berlari menyusul Yewon.

"Hey! Aku menyukainya! Temanmu!", sunbae itu berteriak.

Sinb berhenti, dan menoleh sekali lagi,

"Itu benar. Katakan padanya, aku menyukainya".

Sunbae itu tersenyum dibalik maskernya dan berjalan berlawanan arah meninggalkan restoran dan Sinb yang masih mematung di tempatnya. Sinb tampak mencerna kata-kata yang diucapkan oleh sunbae tadi, namun sedetik kemudian senyuman jahil menghiasi wajah cantiknya.

"Ya!! Kim Yewon paboo! Dia menyukaimu juga", kata Sinb berteriak kegirangan sambil mencoba berlari menyusul Yewon.

To be Continue

LOVE SCENARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang