Gosip

1.9K 233 14
                                    

Seoul of Art University, 1:13 pm

Hari ini seharusnya Yewon mengikuti klub menjahit sewing is caring yang diadakan oleh mahasiswa Seoul of Art University. Klub itu membuat sendiri boneka atau plushie yang nantinya akan di jual dan hasilnya di sumbangkan untuk anak-anak di panti asuhan. Sebenarnya Yewon sama sekali tidak bisa menjahit. Bahkan memasukkan benang pada jarumnya saja tidak bisa. Butuh waktu setidaknya 3 menit hanya untuk melakukan itu dengan benar. Hanya satu alasannya mengapa ia nekat mengikuti klub yang sama sekali bukan bakatnya. Min Yoongi. Lelaki itu adalah ketua dan pencetus ide berdirinya klub.

Benar sekali. Yewon masih sangat malu dan tidak punya nyali untuk bertemu lagi dengannya, lelaki itu, sunbae yang selama ini ia kagumi diam-diam, Min Yoongi. Pasca kejadian penangkapannya kemarin ia merasa punya ketakutan tersendiri. Bagaimana jika dia menghindarinya? Bagaimana jika dia mengeluarkannya dari klub? Dan yang terburuk, bagaimana jika dia benar-benar membencinya? Ah Kim Yewon~ habislah kau! Di tambah lagi ia sama sekali belum menghubungi sinb sejak kejadian itu. Sebenarnya ia sudah mencoba menghubungi sahabatnya itu, tapi nampaknya sinb masih marah dan bersikap cuek kepadanya, ya meskipun sinb memang cuek sih. Tapi ada satu hal yang sinb katakan dan sukses membuatnya penasaran,

Sinbabe
Datang dan temui dia di klub hari ini dan kau akan terkejut. Harus. Si Min Yoongi es batu itu yang memintaku.

"Ahh Sinb pasti bercanda. Kenapa anak itu tidak berbicara dengan jelas sih?!", Yewon bermonolog sembari memasukkan kembali ponsel ke dalam tasnya.

Dan ya, sehingga disinilah ia sekarang, mencoba memasuki "kandang macan" yang menyeramkan. Yewon tidak bisa berpikir dengan baik. Kepalanya di penuhi oleh kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi kepadanya. Dengan ragu Yewon berjalan menyusuri koridor kampus sambil berdoa dalam hati agar ia tidak bertemu dengannya. Tidak, atau dia akan mati karena gugup. Ruang klub sudah terlihat di depan mata, tinggal beberapa langkah lalu tiba-tiba Yewon membalik tubuhnya dan melangkah mencoba menjauhi pintu masuk ruang klub.

Tapi sepertinya langkahnya tidak terlalu gesit sehingga seseorang berhasil menangkap kerah belakang bajunya. Spontan Yewon berhenti. Ia memejamkan matanya dan menunduk, sementara wajahnya menampilkan ekspresi masam. Oke, sekali lagi ia tertangkap dengan mudahnya. Tapi kemudian terdengar kekehan halus dari seseorang yang berhasil menangkapnya. Yewon mengangkat kepalanya dan berbalik untuk melihat siapa sebenarnya si empunya suara itu.

"Ah Namjoon oppaaa~ yaa... Kau membuatku hampir mati karena terkejut, kau tahu!", Yewon menghela nafas dan tersenyum lega ke arah lelaki itu, Kim Namjoon.

"Wae?", tanya Namjoon sambil tertawa. "Kau langsung berbalik arah saat melihatku tadi. Memangnya kau pikir aku ini hantu, hm?", tanyanya sambil memperbaiki posisi ransel yang ia pakai.

"Bukan begitu oppa, mian... Hehe", Yewon terkekeh mengingat kebodohannya tadi.

Namjoon tersenyum manis sekali lagi melihat tingkah Yewon. Ia mengambil sesuatu dari dalam ranselnya dan menyodorkannya tanpa ragu pada Yewon, sekotak banana milk, kesukaan Yewon.

"Ah oppa, seharusnya kau tidak perlu repot-repot", Yewon menyodorkan susu itu kembali pada Namjoon. Tapi bukannya menyerah, Namjoon malah memasangkan sedotan susu dan mengarahkan pada bibir Yewon.

"Jangan banyak bicara, minum saja...", kata Namjoon sembari mengelus pucuk kepala Yewon.

Namjoon melanjutkan, "Bukankah aku pernah berjanji akan memberikanmu banana milk ini setiap hari jika kau berhasil menjahit 25 boneka kura-kura itu? Sohee bilang kau melakukannya dengan baik. Jadi mulai hari ini bersiaplah menerima banana milk untuk 30 hari ke depan".

Yewon tersenyum. Ia tidak tahu kalau Kim Namjoon, kakak tingkatnya dulu semasa di sekolah menengah atas berlaku sangat manis seperti ini terhadapnya. Dua bulan yang lalu ia dan Namjoon secara kebetulan bertemu lagi di klub menjahit itu. Namjoon merupakan mahasiswa transfer dari Universitas di Busan. Sama-sama mengambil jurusan musik, bukankah itu kebetulan lain yang sangat ajaib?

Sejenak ketakutan Yewon aka Yoongi lenyap setelah ia bertemu dengan Namjoon. Yewon menghabiskan banana milknya dengan Namjoon yang masih setia menatapnya. Yewon sama sekali tidak menyadari itu. Dengan polosnya ia melempar kotak susu itu ke tong sampah di sebelah kirinya sehingga membuat Namjoon tersadar. Ia menunduk dan tersenyum. Ia pasti terlihat sangat bodoh barusan.

"Bodoh", rutuknya dalam hati.

"Oppa, aku harus pergi. Dan ah, terima kasih", Yewon membungkuk kecil. Belum sempat ia melangkah, Namjoon menahan lengannya.

"Kau tidak masuk? Di dalam ada hal bagus baru saja terjadi. Kau pasti juga akan terkejut".

Yewon mengernyit. Hal bagus apa? Apakah klubnya baru menang sebuah penghargaan?
Belum sempat ia mengucapkan sesuatu, Namjoon melanjutkan,

"Yoongi hyung dan Suran noona berkencan! Haha... Es batu itu... Bagaimana bisa?", Namjoon tertawa tanpa menyadari ekspresi wajah Yewon yang berubah 180 derajat.

Yewon beku di tempatnya berdiri. Ia merasa nyeri di hatinya. Apakah itu benar? Atau hanya gosip murahan yang hanya di buat-buat oleh fans mereka berdua? Baiklah, Suran sangat populer di kampus itu, Yoongi juga sama populernya, jadi wajar saja jika mereka berkencan, benar kan?

Yewon menunduk. Matanya mulai berair. Rasanya apa yang ia lakukan selama ini benar-benar tidak ada gunanya. Mengikuti Yoongi kemanapun, mengisi loker Yoongi dengan makanan kesukaannya, menjadi supporter paling gila ketika Yoongi bertanding basket, mengikuti klub menjahit, semuanya benar-benar sia-sia. Tapi mau bagaimana lagi? Ia menyukainya, Yoongi, si es batu yang tidak pernah melihatnya. Tapi apakah benar Yoongi tidak pernah melihat kalau ia ada di sekitarnya?

Pelan-pelan Yewon menyingkirkan tangan Namjoon dan tersenyum. Ia buru-buru berbalik dan berjalan menjauh sebelum Namjoon melihatnya menangis, mengacuhkan Namjoon yang memanggil namanya berkali-kali. Ia tidak ingin seorangpun melihatnya terlihat payah dan terluka.

Sementara di sisi lain, Yoongi berdiri di depan pintu masuk klub, hendak keluar dengan perasaan tak menentu dan wajah marahnya. Ia melihatnya, Yewon dan Namjoon yang tengah membicarakan gosip tentangnya. Sial! Apakah sekarang gosip murahan itu sekarang sudah menyebar? Bagaimana reaksi gadis itu? Apakah ia akan percaya begitu saja? Tiba-tiba yoongi menjadi sangat khawatir. Hatinya tidak tenang. Semacam ada rasa takut kehilangan. Matanya memandang punggung Yewon yang perlahan-lahan menghilang di ujung koridor. Ia ingin mengejar gadis itu dan mengatakan semuanya bahwa gosip itu tidak benar. Tapi tidak bisa. Seolah ada sesuatu yang menahannya sehingga ia hanya bisa berdiri dan menatap Yewon dari kejauhan.

LOVE SCENARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang