Misterius

34 17 6
                                    

Jangan kembali jika hanya sementara.
Aku perlu kamu, bukan kenangan.

------------------------


Hari ini Nadin datang lebih pagi, supaya kejadian kemarin dia terlambat tidak terulang lagi. Dia berjalan dengan langkah santai menyusuri koridor kelasnya. Kelasnya berada di samping ruangan laboratorium Ipa. Jika dilihat dari awal masuk SMA ini, lokasi ruangannya memang terlihat unik. Akan terlihat seperti dua koridor yang membedakan dua jurusan, yaitu jurusan Ipa dan jurusan Ips, dan di tengah-tengah yang memisahkan dua koridor itu ada ruangan kepala sekolah, ruang kepala yayasan, ruang guru, uks, dan ruang Osis.

Di koridor jurusan Ipa, ada beberapa laboratorium yang menjadi penyekat antara kelas X, XI, dan XII. Penyekat antara kelas X dan XI adalah ruang komputer, sedangkan kelas XI dan XII adalah ruang laboratorium Ipa.

Dan di koridor jurusan Ips, ada dua ruangan kesenian yang digunakan sebagai penyekat antara kelas X, XI, dan XII, yaitu ruang lukis dan ruang musik. Dua Ruangan itu juga digunakan sebagai tempat ekstrakurikuler. Ruang eskul lainnya berada di lantai dua sekaligus Aula dan rooftop. Jalan untuk menuju lantai dua pun bisa di capai hanya dengan berjalan menuju ujung koridor masing-masing jurusan yang akan terlihat sebuah tangga menuju lantai dua.

Memang Nadin akui, denah ruangan di SMA Pradipta School ini tergolong unik. Di SMA berprestasi lainnya  tidak dia temui memiliki denah seperti SMA Pradipta ini. Dan katanya, tujuan dibuatnya denah seperti ini mempunyai tujuan khusus. Meskipun koridor jurusan Ipa dan Ips dipisahkan. Mereka akan tetap bisa saling bersilaturahmi ke anak-anak jurusan lain jika memerlukan sistem pembelajaran yang ruangannya digunakan sebagai penyekat kelas. Contohnya jika anak-anak jurusan Ips yang pembelajaran lintas minatnya memerlukan ruang laboratorium, maka mereka harus menuju koridor jurusan Ipa. Dan sebaliknya, jika anak-anak jurusan Ipa yang pembelajaran keseniannya memerlukan ruangan, mereka harus menuju koridor jurusan Ips. Jadi takkan ada yang namanya tak kenal dengan anak-anak jurusan lain. Memang benar-benar sudah direncanakan sebaik mungkinkan.

****

Sedikit lagi Nadin akan sampai menuju kelasnya. Tapi langkahnya terhenti saat dia melihat ada seseorang berjaket hitam keluar dari kelasnya sambil berbicara ditelpon. Nadin tidak mendengar jelas apa yang orang itu bicarakan.

"Ya, aku telah melaksanakannya. Jalankan yang ku perintahkan padamu, dan selidiki tentang dia. Cari tau informasi apapun dan katakan padaku nanti."

"...."

" Ya."

Hanya itu yang bisa Nadin dengar. Setelah orang itu sudah tidak dapat dia lihat lagi. Nadin bergegas masuk ke dalam kelasnya. Ia ingin mengejar orang tersebut, tapi Nadin tidak tau orang itu berjalan ke arah mana tadi. Dia tidak melihatnya karna langsung bersembunyi saat melihat orang itu keluar dari kelasnya.

Nadin mencoba mencari sesuatu di kelasnya yang kemungkinan hilang. Tapi tidak ada yang hilang dari kelasnya. Benda-benda di kelasnya masih sama letaknya seperti biasanya. Tidak ada perubahan apalagi hilang.

Kalau tidak ada yang hilang. Untuk apa orang misterius itu kemari? batin Nadin.

Nadin mencoba melupakan semua kejadian tadi. Karna tidak ada yang janggal juga di kelasnya pikirnya. Nadin lega tak ada apapun yang bersifat kriminal terjadi di kelasnya.

Eh, tidak. Ada yang janggal di sini? katanya dalam hati.

Nadin tak sengaja melihat sesuatu benda yang tergeletak di atas meja sana. Dan yang membuatnya heran lagi, meja yang dia maksud itu adalah mejanya sendiri. Nadin dengan cepat melangkah menuju mejanya dan melihat apa yang  ada di atas mejanya itu.

Cahaya AsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang