K11

1.6K 74 0
                                    

Shani bergabung dimeja makan saat makan malam. Banyak menu makanan tersedia, maklum, esok hari adalah hari raya. Ia tak bicara satu patah katapun sedaritadi, ia hanya fokus makan dan mendengarkan cerita dari sang ayah.

"Besok selesai sholat ied, kita kumpul rame-rame dirumah mbah. Ada Mas Dwi sama calon istrinya" ucap Ayah

"Kalo mas Kinan, kapan bawa calon istrinya??" Ledek Boby

"Nanti tunggu abis wisuda ya" balas Kinan

"Cepetan wisuda, jangan sampe dikejar ama Sakti" balas Ayah

"Santai yah, aku wisuda karo Oby. Biar saudara banget" ucap Kinan

"Dasar paus, abisin makannya, nanti malam awas aja bunda denger kamu masak mie" ucap bunda

"Nanti gue bikinin indomie telor kornet keju" ucap Sakti

"Emang adek gue iki"

Kinan dan Sakti tos, Boby memutar bola matanya malas, Kinan memang suka masak mie instant jika tengah malam. Memang dasar paus.

"Aku udah selesai makannya, aku pamit kekamar duluan ya semuanya" ucap Shani beranjak dari sana

"Tidur yang nyenyak sayang" ucap ayah

Shani beranjak menjauh dari meja makan, ia masuk kedalam kamarnya, melamun. Ia memandangi bulan dan bintang yang bersinar dilangit malam ini.

Lamunan Shani buyar kala terdengar suara ketukan dipintu kamarnya. Ia melangkah dan membukakan pintu kamarnya. Ada Kinan disana.

"Boleh abang masuk??" Tanya Kinan

"Hmmmm"

Shani dan Kinan duduk bersebelahan ditepi kasur Shani, Kinan menghela nafas panjang kemudian menggenggam tangan adik bungsunya itu.

"Kakak kesayangan kamu udah pulang, setelah ini kamu juga bakal tinggal serumah lagi sama dia di Jakarta, samperin dia dikamarnya ya? Dia pasti rindu sama kamu"

Shani tak menjawab.

"Shan..."

"Aku perempuan bang, aku adiknya, harusnya dia yang melakukan itu. Dia fikir aku akan semudah itu memaafkan kesalahan dia 6tahun ini?" Jawab Shani akhirnya

"Banyak hal yang terjadi sama dia selama ga ada kita, mungkin dia butuh waktu lagi untuk menyesuaikan diri. Dia ga berubah, masih sama kaya dulu, ya paling songong nya doang nambah dikit"

"Aku tetep ga akan nyamperin dia kekamarnya"

"Kenapa sih dek? Mana Shani yang ceria dan manja seperti yang biasanya abang liat?" Kinan mengusap kepala adiknya

"Lagi mati suri"

"Udah ah, gih samperin. Atau abang suruh Sakti kesini samperin kamu??"

"Gausah gila deh"

"Hmmm hmmmm baiklah."

Kinan keluar, Shani berdecak kesal. Ia menutup pintu kamarnya, ia tetap pada keputusannya. Ia membaringkan tubuhnya dikasur.

"Dia kira enak apa nahan rindu, di videocall ga pernah mau, ngechat juga kayak sama oranglain aja cueknya. Aku kangen kakak ku yang dulu, kakak ku yang gendut dan sayang sama aku"

Monolog Shani, ia melampiaskan kekesalannya pada bantal yang ia pukul-pukul disebelahnya. Ia tak ingin menangis, rasanya tidak ada guna menangisi kakaknya yang sudah berubah menjadi orang asing itu.

Shani memejamkan matanya, mencoba untuk tidur. Dengan begitu, ia akan melupakan semuanya untuk sementara.

Tok tok tok

Kakak ku, Kekasih kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang