K40

1.1K 44 0
                                    

Ayah, bunda, Kinan dan Boby sudah sampai dirumah, Sakti sudah menelfon orang untuk berberes rumah, ia bahkan sudah mencari ART untuk bersih-bersih rumah membantu bunda nantinya.

"Sakti pamit ya semuanya, tiap weekend aku pulang deh" ucap Sakti

"Kalo sakit langsung telfon bunda ya sayang?" Bunda mencium kedua pipi Sakti

"Iya bunda"

"Tadi mas Igor udah nelfon, semua property udah diberesin, kalo mau ganti sofa atau apa-apa, bilang mas Igor ya?" Pesan ayah

"Iya yah. Semuanya, aku pamit ya. Titip Shani"

Semua melambaikan tangan menghantar kepergian Sakti, Shani tidak tau apa-apa, gadis itu sedang dikamarnya, entah membuat apa. Semua masuk kedalam rumah, bunda dan ayah kekamar Shani, memberitahukan bahwa mulai malam ini, Sakti bukan warga rumah itu lagi.

"Kenapa kalian tega biarin kakak hidup sendirian disana? Shani harus kesana nemenin kakak" Shani menangis saat ayah selesai bicara

"Biarin kakak dengan keputusannya ya sayang, kamu harus menghargai itu" ucap bunda

"Tapi ga harus kayak gini bunda, kakak belum cukup dewasa untuk tinggal sendiri, nanti siapa yang masakin dia? Siapa yang cuciin baju dia? Siapa yang bangunin dia pagi-pagi?" Tanya Shani

"Kamu belum mengenal kakak, Shan. Semua yang kamu sebutin itu ga ada apa-apanya buat kakak, kakak itu orang hebat, untuk hal sekecil itu, bukan perkara besar buat dia" ucap ayah

"Yah, kenapa kaya gini sih??? Kak Sakti sendirian disana yah, ayah ga takut nanti dia dicelakain orang? Atau dia mabuk lagi kayak dulu?"

"Kakak kalo mabukkan selalu ditemenin pacarnya"

"VINY BUKAN PACAR DIA"

Shani memberontak hendak keluar kamar, ayah sudah mengunci kamar itu sedari tadi saat masuk. Shani berdecak kesal, mengapa keluarganya sendiri 'membuang' kakak kesayangannya itu.

"Yah, bunda, suruh kakak pulang, Shani janji ga akan nuntut apa-apa sama kalian semua" ucap Shani berlutut dihadapan ayah bundanya

"Kakak ga akan mau, sudahlah, nanti juga kamu terbiasa. Kakak akan pulang kerumah setiap weekend" ucap ayah

"Kak Saktiiiiiiiii"

Shani menangis lebih kencang, menangkup wajahnya dibantal, ayah keluar, membiarkan bunda menemani Shani tidur malam ini.

Kakak ku, Kekasih kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang