K15

1.2K 64 0
                                    

Hari liburan sudah berakhir, Shani dan bunda berkemas dikamar Shani. Menyimpan berbagai pakaian dan berkas yang Shani butuhkan nanti disekolahnya.

"Jakarta itu bisa mengubah seseorang dengan sangat cepat, contoh saja kakakmu, bunda seperti melihat orang asing saat dia pulang kesini, kamu jangan gitu ya??" Ucap bunda

"Kalo berubah jadi makin cantik, boleh kan bun??"

"Boleh, asal jangan operasi plastik kaya artis-artis itu, harus syukuri pemberian Tuhan, ya?"

"Iya bunda, Shani ngerti. Nanti disana, kakak juga pasti jagain Shani"

"Jangan ngerepotin kakak ya? Udah gede, harus mandiri. Tapi kalau kakak bilang jangan, berarti jangan dilakuin. Oke?"

"Iya bunda, Shani akan jaga diri dengan baik disana. Bunda sering-sering datang dong, nanti Shani kangen"

"Iya, nanti seminggu sekali deh kesana"

"Bener bunda??"

"Bener sayang, bunda janji"

"Asiikkkkk"

Bunda terus memberi nasehat pada Shani, Shani tau bunda nya khawatir melepaskannya untuk melanjutkan pendidikan di ibukota.

"Shan, ada temen-temen mu tuh dibawah. Samperin" ucap Sakti menyembulkan kepalanya didaun pintu kamar Shani yang memang terbuka

"Temen aku? Oh iya!!! Suruh tunggu bentar ya kak"

"Oke"

Shani berdiri berbenah penampilannya.

"Bun, Shani temui teman-teman dulu ya?? Gapapa kan??"

"Gapapa kok, sana buruan, biar bunda yang urus ini semua"

"Oke. Makasih bunda"

"Sama-sama"

Shani turun menghampiri teman-temannya. Shani langsung mendengus saat teman-temannya tampak malu-malu pada Sakti yang ada disana.

"Nah ini orangnya, Mas ke dalam dulu ya semuanya??" Ucap Sakti tersenyum

"Eh? Iya mas oke"

"Gebetan kamu ganteng juga" bisik Sakti ditelinga Shani sekilas kemudian pergi

"Apaan sih!" Elak Shani

Shani menghampiri teman-temannya. Mempersilahkan mereka mengambil cemilan yang tersedia dimeja.

"Besok berangkat jam berapa Shan??" Tanya Gracio, yang Sakti sebut gebetan Shani tadi

"Pagi, jam 7" jawab Shani

"Lebaran tahun depan pulang?" Tanya nya lagi

"Cio takut rindu kamu shan" ledek teman Shani yang perempuan

Pasalnya, hanya Gracio sendiri yang laki-laki disana. Makanya Sakti bisa mengambil kesimpulan bahwa lelaki itu gebetan adiknya.

"Pulang, itu juga kalau bunda sama mas ku ga ke sana"

"Pulang dong Shan, kita pasti bakal kangen kamu"

Mereka terus mengobrol, mereka memberikan kado perpisahan untuk Shani. Setelah sore menjelang malam, mereka pulang.

"Shan, jangan abaikan telfon dan chat aku. Aku pasti bakal rindu sama kamu" ucap Gracio

"Iya cio, aku pasti balas chat kamu" jawab Shani

"Sampai ketemu lagi, Shani"

"Sampai ketemu lagi"

Gracio maju dan mengecup kening Shani. Setelah itu ia mundur dan pergi menyusul teman-temannya. Shani kaget, namun tak melawan.

Shani masuk kedalam rumah, diruangtamu, 3 abangnya sedang memandanginya.

"Mas Boby, jangan tinggalin aku massss" ucap Kinan dramatis

"Mas Boby, nanti kalau aku rindu gimana?? Jakarta Jogja kan jauh" ucap Sakti menambahkan

"Sini-sini, mas Boby cium keningnya"

Boby mencium kening Sakti dan Kinan. Kemudian ketiganya meledek Shani.

"Enak nih yang abis di cium kening sama gebetannya, ahaiiii" ledek kompak ketiganya

"Dia bukan pacarku, enak aja" sewot Shani

"Cieee"

Shani mendengus malas, ia duduk dipangkuan Kinan kemudian kaki nya ia letakkan dipangkuan Boby.

"Besok cewe cantik ini ga ada dirumah lagi, jangan kangen ya!" Ucap Shani sombong mengibaskan rambutnya

"Rambutmu masuk mulut ku Shannnn" geram Kinan menggelitik pinggang Shani, kaki Shani yang dipangkuan Boby jadi turun ke lantai

"Jangan songong udah tinggal disana" sewot Boby

"Mau songong bhay"

Shani pergi dari sana, ia melanjutkan packingnya bersama bunda.

"Jagain bener-bener yang satu itu Sak" ucap Kinan

"Iya mas, kayaknya berat ngurusin dia disana"

"Dia pasti idola disekolah, kamu harus extra jagain dia" tambah Boby

"Mas, aku pasti jagain dia, tenang aja"

"Bagus, sekarang, masak mie telor kornet keju yang banyak, besok-besok kita gabisa makan itu lagi" ucap Kinan

"Bener Sak, ayo masak, 5 porsi" ucap Boby

"Buset"

Ketiga pria itu menyelundup kedapur dan mulai memasak, Sakti yang masak, Boby dan Kinan hanya melihat.

Kakak ku, Kekasih kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang