Happy reading guys.
Matahari tidak lagi menampakkan wujudnya, setidaknya itu bisa membuat murid-murid SMA Bakti Mulya yang sedang berkumpul di lapangan saat ini bisa bernapas lega karena tidak merasa kepanasan lagi, sesuai perintah Pak Bento. Dua jam kemudian mereka semua sudah berkumpul di lapangan dengan membawa perlengkapan masing-masing untuk kebutuhan mereka selama tinggal di asrama, begitu pun dengan Mahyuda dan Fikri keduanya entah kenapa kompak membawa tiga koper yang berukuran besar persis seperti orang mau pindah rumah, berbeda dengan Arya. Cowok itu hanya membawa satu koper saja berukuran sedang malah.
"Dikit banget bawaan lo, Ar?" Tanya Fikri heran menatap aneh temannya itu yang entah kenapa sangat berbeda hari ini, senyum di wajahnya tak pernah lepas setiap kali ada adik tingkat yang menyapanya.
Arya menolehkan kepalanya pada Fikri yang menatapnya aneh, "Kenapa emangnya?" Arya justru balik bertanya, karena menurutnya untuk tinggal di asrama tidak seharusnya dia mengangkut semua barang seisi kamarnya.
"Aneh aja, nggak biasanya lo kek gini... waktu kita kemping kelas sepuluh dulu lo yang paling banyak bawaan dari pada kita, lah sekarang justru lo kayak orang yang udah kehilangan harta benda," Kata Fikri terkekeh.
Bukannya tersinggung, Arya malah ikutan terkekeh karena ia teringat kembali akan kelakuan konyolnya saat kemping dulu, Arya memang banyak membawa barang-barangnya persis seperti orang yang berimigrasi dari kamarnya.
"Gue nggak butuh barang-barang yang nggak jelas, lagian di asrama yang gue butuhin Cuma baju seragam dan baju sehari-hari... masalah plastation sengaja nggak gue bawa karena gue yakin Yuda pasti bawa itu benda," Ucap sambil menoyor bahu Mahyuda yang asik meladeni sapaan adik-adik kelasnya.
"Sialan lo Ar." Dengus Mahyuda jengkel menatap temannya itu.
"Eh btw kita beneran satu kamar kan ini?" Tanya Fikri memastikan.
"Ya pasti kita sekamar lah, tapi gue nggak tau siapa satu lagi teman sekamar kita." Jawab Mahyuda sambil mengedikkan bahunya. "Lo tau nggak, Ar. Siapa?" tanya Mahyuda pada Arya.
Arya mengedikkan bahunya acuh sebelum menjawab, "Anak kelas X Sastra, gue lupa namanya siapa," Jawab Arya seingatnya.
"Yah... nggak bertiga dong kita," Dengus Fikri lemas, "Terus kalo kita berempat ya pasti si anak sastra itu bakal tau dah kelakuan konyol kita." Lanjut Fikri.
"Sebodo amat Fik, ya nggak Ar? Santai aja kali," Kata Mahyuda sambil menaik turunkan sebelah alisnya menatap Arya.
"Bawel lo berdua," Dengus Arya.
***
Mata Dara tak terlepas dari sosok objek yang berada kurang lebih dua puluh meter dari tempatnya berdiri, tingkah konyol dari sosok yang ia perhatikan itu entah kenapa tiba-tiba di rindukannya. Jujur saja di lubuk hatinya yang paling terdalam ada rasa sesal karena telah melepaskan sosok konyol yang bernama Mahyuda itu.
April yang berada di samping Dara menyikut temannya itu, Dara pun tersadar dari lamunannya akan sosok itu lalu beralih menatap jengkel pada temannya itu, "Apaan sih, Prill?" Ketusnya.
April mendengus pelan sebelum berkata, "Lo kenapa perhatiin tuh ketos yang sok kekeran? Lo nyesel udah buang dia? Seharusnya lo itu merasa bangga dong karena sudah sukses buat dia patah hati, bukannya itu tujuan awal lo pacaran sama dia?"
Dara hanya bungkam mendengar ucapan temannya itu, jelas saja yang di katakan temannya itu benar. Tujuan awalnya dulu mendekati cowok itu hanya sebatas menghancurkannya saja, tapi entah kenapa akhir-akhir ini ia malah kepikiran terus akan cowok konyol yang di gilai siswi lainnya di SMA Bakti Mulya ini. "Lo yakin nggak dengan kata-kata, cinta itu datang karena terbiasa?" Tanya Dara kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trio Jones [SUDAH TERBIT✔]
Novela Juvenil[VERSI WP TIDAK DI REVISI] Hidup tiga jomblo ngenes ini berubah menjadi mengenaskan ketika bertemu Siswi baru di sekolah mereka. Hal-hal janggal dan mencurigakan terus saja terjadi pada salah satu diantara mereka bertiga. Lambat laun, dua diantara m...