Part 6 - Meet A Girl

554 57 23
                                    

Untuk yang kesepuluh kalinya, Arya mematikan alarm yang berasal dari jam weker di samping nakasnya itu. Arya masih setia bergelung dibawah selimutnya. Ia benar-benar ngantuk karena ia baru tidur tepat pukul 03.00 dini hari setelah pulang dari rumah Mahyuda. Dan beberapa saat kemudian jam weker itu kembali berbunyi lagi, kali ini Arya benar-benar kesal karena waktu tidurnya di ganggu oleh benda sialan itu, ia pun menyingkap selimutnya secara kasar lalu duduk dikasurnya dan menggambil jam weker itu secara kasar, dan tepat saat ia mematikan jam tersebut ia baru melihat jarum jam itu mengarah keangka berapa, 06.45.

"What the fuck? Gue kesiangan, mampus dah gue kalo telat." Gumamnya frustasi sambil menepuk jidatnya, lalu dengan langkah seribu cowok berkulit coklat itu segera bergegas ke kamar mandi yang kebetulan berada di dalam kamarnya, tidak butuh banyak ritual. Yang Arya lakukan ketika masuk di kamar mandinya hanyalah membasu muka dengan gel anti jerawat, gosok gigi, dan tak lupa membasahi rambutnya.

Arya melihat pantulan dirinya dicermin, "Gak papa deh gue gak mandi, yang penting gue tetap ganteng." Ucapnya pada diri sendiri sambil cengengesan, lalu kembali masuk kemarnya. Dan Arya segera mengobrak-abrik lemarinya mencari seragamnya, setelah ketemu seragam itu langsung ia kenakan dengan asal-asalan.

Tak butuh waktu lama, Arya sudah mengunci pintu kamarnya agar tak seorang pun masuk ke kamarnya, termasuk ibunya sendiri. Arya menuruni anak tangga menuju lantai satu rumahnya dan ketika ia melewati meja makan ternyata disana masih ada ibunya plus pria bajingan yang sekarang menyandang predikat sebagai Ayah tirinya. Arya memandang tajam keduanya, tanpa berpamitan sama sekali Arya langsung pergi tanpa sama sekali mengindahkan panggilan ibunya itu.

Setelah sampai di garasi tempat penyimpanan mobilnya, Arya segera mengeluarkan mobil itu dan melaju kencang membelah jalanan ibu kota yang tampak ramai itu, ia bahkan tidak peduli dengan teriakan-teriakan orang yang memakinya yang terpenting ia bisa sampai ke sekolah sebelum upacara di mulai.

Brakkk......

Arya mengerem mendadak, kepalanya sampai terbentur stir. Mobil kesayangannya ditabrak oleh seseorang. Dengan geram Arya turun dari dari mobilnya dan melihat bagian belakang mobilnya yang penyok itu semua disebabkan oleh mobil BMW berwarna putih yang sekarang masih persis menempel di bagian belakang mobilnya.

"WOY KELUAR LO! LO BISA NYETIR GAK SIH?" Kesal Arya sambil memukul keras kap mobil BMW itu.

"WOY LO DENGER GAK SIH? BUKA PINTU LO SEKARANG ATAU GUE PECAHIN KACA MOBIL LO." Arya semakin kesal saja karena tidak ada yang menyahutinya, Arya mencoba melihat pemilik mobil itu dari balik kaca film yang tebal itu, namun ia tidak melihat adanya pengendara di dalam sana, Arya sekali lagi memicingkan matanya melihat lebih jelas siapa orang yang berada di dalam sana. Namun ia malah melihat rambut saja.

Mendadak perasaannya menjadi tidak enak, apa penggendara itu tewas? Pikirnya. Kalau tewas bisa saja dia yang disalahkan. Arya mengenyah segala pikiran buruk itu. lalu ia mengitari mobil itu menuju pintunya, sekali lagi Arya melihat dengan teliti siapa pengendara yang sudah menabrak mobilnya sampai penyok seperti itu. Arya meneguk salivinya sendiri ketika menyadari ternyata sang pengendara itu pingsan, tidak bahkan pengendara itu bisa saja mati? Ahhh Arya gila memikirkan segala kemungkinan itu.

"WOY BUKA WOY... LO DENGER GUE GAK SIH? WOY BUKA." Teriak Arya sambil berusaha membuka pintu itu.

"Gila... gue harus lakuin sesuatu kalo gak tuh orang bisa mati di dalam sana." Gumam Arya gusar sendiri sambil mengedarkan pandangannya kesekitar, dan ya pandangannya langsung tertuju pada batu yang berukuran cukup besar yang berada di tepi jalan itu.

Trio Jones [SUDAH TERBIT✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang