Taehyung menatap laut biru yang terbentang luas di depannya dengan serius, rahangnya sedikit mengeras saat mengingat kejadian yang pernah terjadi 5 tahun yang lalu.
Ia mencengkram kuat ponselnya yang sejak tadi bergetar, seolah benda persegi panjang dan tipis itu mudah untuk dihancurkan.
Sebuah mobil menghentikan lajunya di sisi mobil Taehyung. Pengemudi mobil itu tampaknya mengenal Taehyung, ia berjalan menghampiri Taehyung yang berdiri tidak jauh darinya.
"Kenapa kau tidak menjawab panggilan dariku?"
Taehyung menutup mata sejenak, menghirup udara dingin yang merasuk ke dalam tubuhnya. Ia memasukan kedua tangan ke dalam saku celananya.
"Kau selalu tahu keberadaanku." sindir Taehyung tanpa melihat siapa yeoja yang bertanya padanya.
Yeoja tersebut tersenyum kecut, dengan raut wajah yang terlihat sedikit marah dia berjalan agar bisa berdiri di samping Taehyung, dan juga menyamakan posisinya seperti Taehyung yang menghadap indahnya lautan.
Yeoja itu melirik Taehyung yang masih melihat pemandangan di depannya.
"Kali ini apa?"
Taehyung bertanya pada yeoja di sisi kirinya itu dengan sedikit malas, tentu saja dia merasa seperti itu lantaran dia Lee Jieun, yeoja yang selalu mengganggu disaat dia hanya ingin sendiri.
"Seokjin Oppa bilang kau pindah sekolah, tapi kenapa kau tidak memberitahuku? Ku pikir aku adalah orang yang harus kau beritahu."
"Hanya itu?"
"Aniyo," Jieun menggeleng. "ini lihatlah, aku meyakini jika dia bukan Bae Suzy yang kau kenal." Jieun memberikan beberapa lembar foto.
Taehyung terheran-heran, bagaimana bisa Jieun mengetahuinya? Padahal dia sama sekali tidak memberitahu apapun padanya, namun Taehyung tetap menerima foto-foto tersebut dengan ragu.
"Menurut informasi yang ku dapat. Bae Suzy yang ini tinggal seorang diri disini, dia sering kali menginap di rumah kedua sahabatnya atau di rumah Imo nya. Aku belum tahu lebih jauh tentang dia, tapi yang jelas yeoja ini memiliki Kakak yang bekerja di Paris sebagai Desainer.
"Desainer?" ulang Taehyung. "Apakah seorang yeoja? Dan siapa namanya?" tanyanya yang terlihat penasaran.
"Belumku ketahui."
"Lalu siapa namja yang di peluknya ini?"
Jieun melihat foto yang Taehyung perlihatkan, ia pun melirik Taehyung dan memberi senyuman yang tidak dimengerti oleh Taehyung.
"Jeon Jungkook. Dia seorang namja yang patah hati setelah tahu sahabatnya menjalani hubungan dengan yeojachingu nya. Saat kecil Jungkook tinggal di panti asuhan, dan sekarang dia menjadi anak dari keluarga Chou tanpa mengganti marga nya."
"Lalu?"
Jieun mencoba mengingat-ingat informasi yang dia dapat dari beberapa orang suruhannya.
"Hm ah iya. Jungkook memaksa Suzy untuk menjadi kekasihnya, dan sepertinya Suzy menerimanya."
Perubahan raut wajah dari Taehyung bisa di lihat Jieun. Jieun yakin Taehyung menaruh rasa pada yeoja yang berada di foto tersebut.
Taehyung merobek salah satu foto menjadi dua bagian, yang dimana satu bagiannya ia simpan di saku overcoats hitamnya.
"Dimana rumah si Jeon Jungkook itu?" Taehyung bertanya sembari menyerahkan kembali foto-foto tadi ke Jieun.
"Kalian satu sekolah, jadi suatu hari nanti kalian pasti akan bertemu tanpa kau harus susah payah mengunjungi rumahnya." Jieun melangkahkan kakinya.
Taehyung membuang napas kasar setelah mendengar jawaban Jieun, kemudian ia menerima panggilan yang berasal dari Jimin.
"Dia bahkan tidak mengucapkan terima kasih padaku." gumam Jieun sesaat memasuki mobilnya.
•••••••
Langkah demi langkah mengiringinya menuju rumah yang mendominasi berwarna putih, rumah itu cukup besar dengan halaman yang bisa di bilang luas tersebut.
Senyuman terangkat dari bibir namja yang sejak tadi menatap rumah itu. Tarikan napas bahagia dia rasakan, tak percuma dia mengikuti pemilik rumah ini kemarin.
Pintu rumah tersebut terbuka, memperlihatkan yeoja yang berjalan tergesa-gesa menuju mobil berwarna silver miliknya.
Namja yang melihat itu kemudian berlari menghampiri yeoja tersebut yang sudah menjalankan mesin mobilnya.
Terkejut, itulah yang terlihat di wajah Suzy yang dengan tiba-tiba menginjak rem mobil saat seorang namja berdiri tepat di depan mobil yang ia kendarai.
"Ya! Kenapa kau bisa ada disini? Dan ... Apa kau ingin mati hah?" rutuk Suzy setelah keluar menutup pintu mobilnya.
"Kau mau kemana?" namja itu malah balik bertanya.
"Bukan urusanmu! Ppali minggirlah!" Suzy mengusir tanpa belas kasihan.
"Jika begitu aku ikut." Jungkook berlari menghampiri mobil milik Suzy.
"Hey apa yang kau lakukan? Keluarlah! Aku tidak ingin bercanda!" Suzy berteriak sembari menarik-narik tangan Jungkook yang sudah memakai sabuk pengaman.
Jungkook memegangi sabuk pengaman dengan erat, ia memang enggan beranjak dari tempat duduk dekat kursi pengemudi tersebut.
Suzy yang kehilangan banyak waktu akhirnya menyudahi menarik-narik namja keras kepala itu, jadilah dia dengan terpaksa membiarkan Jungkook ikut dengannya.
"Gomawo chagiya." kata Jungkook yang tersenyum dan membenarkan posisi duduknya agar merasa lebih nyaman.
Suzy tidak menoleh sedetikpun, dia lebih memilih fokus mengendarai mobilnya.
•••••••
"Apa kau pikir tadi kau sedang berada di arena balap mobil hah?"
Tertawa, itulah yang sedang dilakukan Suzy setelah mendengar teriakan Jungkook. Suzy berbahagia karena berhasil mengerjai Jungkook dengan memacu kecepatan tinggi di jalanan tadi.
"Itu hadiah untukmu yang memaksa untuk ikut." Suzy meninggalkan Jungkook yang masih duduk lemah di tempatnya dengan wajah pucat.
"Apa dia sakit?" Jungkook bertanya pada dirinya sendiri saat melihat Suzy berlari kecil memasuki rumah sakit ternama.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Choice
FanfictionPilihan itu sulit. NOTE: Jgn lupa tinggalkan vote dan comment nya!💕