~tanpamu tanpa canda tawamu dan tanpa kehadiranmu disini sungguh membuatku tau arti dari kehilangan~
Author pov
Vella terus saja membolak balikkan tubuhnya samping kanan kiri atas bawah pikirannya kacau dan saat ini modelnya atau gaya tidurnya kaki terlentang ke atas bantal dan tangan berada disamping kepalanya telponnya yg sedari tadi berdering sama sekali tidak dihiraukannya lagiDrtt..drt..
Dia merasa kesal dan membanting handphone itu kelantai, lalu beranjak kekamar mandi untuk mencuci wajahnya yg tampak kusut dia memandang wajahnya di cermin wastafel"apa aku mampu hidup tanpa dia"gumamnya
"apa aku mampu menjalani hariku seperti biasanya tanpa tawa dia, senyumnya,candanya apa aku mampu ya tuhan" ucapnya lagi lalu membasuh wajahnya dengan air"Kau datang disaat aku butuh" kata vella dengan mata yg berkaca kaca
"Kau hadir disaat aku terpuruk"lanjutnya" kau hadir mengubah segalanya, kau bisa membuat hati yg sekeras batu ini luluh dengan tingkah konyolmu" ktanya dan mulai meneteskan air mata kepedihan
"Kau mengajarkanku apa itu cinta"
" lalu disaat aku mulai mencintaimu kau harus pergi" lanjutnya dia mengusap frustasi wajahnya yg tampak memerah"Untuk apa kau datang di kehidupanku jika pada akhirnya kau akan pergi Finza" teriaknya Dadanya naik turun menandakan kini dia sangat emosi
"Sebaiknya kau tidak usah hadir dan membuat ku berharap lebih padamu, sebaiknya kau biarkan aku tetap terpuruk saja Finza"Lanjutnya dan bayangan Finza terlintas begitu saja diingatannya pada saat pertemuan terakhirnya dengan Finza di kafe tadi
Maaff..maaff..maaff
kata kata itu terus mengiang di telinganya dan bayangan Finza di cermin yg seolah olah terus meminta maaf membuat Vella geram dan meninju cermin itu hingga retak.
Prang.....
Cermin itu berjatuhan di atas kakinya dan mengenai salah satu jari kaki Vella hingga berdarah tapi jari jari tangannya terluka lebih parah dan anehnya dia tidak merasakan sakit apa pun mungkin sakit dihatinya lebih kuat dibanding sakit yg dirasakan fisiknya saat iniDia keluar dari kamar mandinya dengan keadaan berantakan,niatnya tadi mau mambersihkan diri tapi keadaanya semakin parah saja.
Dia lalu duduk di ranjangnya dan melirik ponselnya yg sudah dia bnting tadi lalu memungutnya dan memasang baterai yg sempat lepas tadi saat dia banting.
Terdapat lebih dari 50 panggilan tidak terjawab dari Finza, vella hanya tersenyim miris
"apa peduli mu Finza" batin vella dan mulai membaringkan tubuhnya lalu menutup matanyaTing..tong..ting..tong..
Bell rumah Vella sedari tadi berbunyi terus dan mata Vella langsung terbuka lalu dia beranjak dan berjalan menuju pintu rumahnya yg sedari tadi berbunyi trus..
Langkahnya tertatih tatih rasa sakit di kakinya baru dapat dia rasakan kiniAshh...
Rintihnya, dia melihat tangan kanannya tampak berdarah dan rupanya tadi dia lupa membersihkan lukanya itu dan sekarang luka itu tampak membengkak.. Dengan susah payah dia lalu membuka pintu rumah itu"Hey, lo ini tidak sopan sekali yg ini sudah tengah ma...lam" trianya dan ternyta tamu itu adalah Finza yg tampak sangat khawatir
Tanpa aba aba Finza langsung memeluk Vella dengan sangat erat. Dia ketakutan setengah mati kerena Vella sma sekali tidak mengangkat telponnya dan sekaligus merasa lega melihat Vella baik baik saja
"Aku pikir kau lagi ada dalam masalah, kau tidak mengangkat telponku Vell" kata Finza khwatir dan saat ini dia menangkup kedua wajah Vella dan memandang lekat wajah cantik di depannya kini yg tampak berantakan
"Kau kenapa Vell"tanya nya lagi. Dan Vella tetap diam
"kenapa kau tidak hadir di pesta perpisahanku vell, apa kau marah?" Kata Finza tapi Vella tetap dalam mode on diamnya
"aku tau vella kamu marah, kau benci dan kau juga kecewa padaku tapi kau harus tau bahwa akan selalu di hati ini, meski nanti tuhan lebih cepat memanggilku" ujar Finza dan sontak membuat Vella bertanya tanya
"Apa maksud dari perkataan Finza" ucap batin vella
"Kau juga harus tau vella ini juga berat bagiku tapi kau harus yakin dan percaya bahwa aku akan kembali melamarmu lalu kita menikah dan membentuk kluarga kecil yg bahagia" lanjut Finza meyakinkan Vella sedangakan dirinya saja tidak yakin dengan hal itu
Vella yg mendengar perkataan Finza itu pun terharu dan menatap mata hitam Finza mencoba mencari kebohongan disana tapi yg dia dapat hanya ketulusan yg mendalam lalu dia memegang tangan Finza yg sedang memegang pipinya itu lalu berkata
"Tidak Finza,lo gak salah kok! Mungkin gue yg terlalu gengsi buat ngakuin bahwa gue takut lo jauh dari gue, gue blum siap hidup tanpa kehadiran lo, lo datang disaat gue terpuruk dan menghibur gue dengan tingkah polos lo itu. Mungki gue jga MENCINTAIMU sekarang, Tapi gue takut finza lo bakal pergi dan ngelupain gue, jujur gue takut" Ungkap Vella dengan air mata yg berlinang dan Finza hanya diam saja
Kini feeling nya benar bahwa Vella pun sedih akan kepergiannya nanti, dan pernyataan Cinta dari Vella membuatnya Senang sekaligus takut jika nanti pada akhirnya Vella akan kecewa padanya
Dia lalu memeluk Vella dengan erat dan dan mulai menggengam tangan vella erat sontak membuat vella meringis kesakitan
"Aduhh" ringis vella sambil memengang tangan kanannya
"tanganmu kenapa Vell, ya ampun sini aku obati" ucap Finza sambil menarik tangan kiri vella yg tidak terluka dan mengajaknya duduk di sofa
.
KAMU SEDANG MEMBACA
U Lied To Me
Teen FictionWajib Follow sebelum baca! Assalamualaikum.. para readers ini adalah squel dari novel ku yg litle "Ini Bukanlah Akhir" itu akun wattpad ku ke block jadi aku buat akun baru dan smoga suka dengan Novel gajeku ini.. lalu di novel ini akan sya lanjut ke...