part 14

9 2 0
                                    

~ kau jahat Finza kau membohongiku kau tega lebih baik kau tidak perlu hadir dihidupku saja daripada harus pergi disaat aku mulai membutuhkanmu seperti ini~

Author pov
Mata kuliah pun telah selesai dan kini semua siswa dan siswi kluar dari kelasnya masing masing begitu pun dengan vella dia sudah cukup muak melihat teman temannya yg selalu memperlihatkan tatapan memprihatinkan padanya emang dia tau dari siapa Finza meninggal Finza pasti tetap hidup dan mungkin sekarang dia lagi enak enakan disana

Vella mengerucutkan bibirnya lalu beranjak meninggalkan kelasnya sebenarnya dia berniat pulang karena entah kenapa hari ini badannya pegal dia sangat ingin berendam di air hangat kamarnya nanti tapi entah kenapa kakinya melangkah begitu saja menuju mading fakultasnya dan mulai melihat berbagai informasi

Tanpa sengaja matanya tertuju pada berita koran hari ini.
"PESAWAT ERLANDAS MENGALAMI KERUSAKAN FATAL DI BAGIAN SAYAP KANAN DAN DIDUGA TERJATUH DI SEKITAR PULAU SUMATERA DAN SAAT INI PESAWAT ITU BELUM DI TEMUKAN TANDA TANDA KEBERADAANYA DAN DIDUGA TIDAK ADA KORBAN YANG SELAMAT DARI KECELAKAAN ITU"


saat itu juga tubuh Vella menegang dunianya seakan runtuh seketika
"apakah?" Gumamnya

Air matanya mulai menetes perlahan jantungnya berdegup kencang suaranya saat ini seakan tercegat di tenggorokannya lalu dia menghapus air matanya dan tertawa

"tidak tidak aku tidak boleh seperti ini mungkin namanya aja yang sama" vella berusaha berfikiran pisitif
"Tapi bagaimana jika itu benar dan Finza ada didalam pesawat itu" dewi batinnya berbicara

Dia mengeleng gelengkan kepalanya lalu berjalan menuju rumahnya di tengah jalan dia bertemu dengan seorang wanita yang terlihat cantik dan ditemani dua anak yang lucu

"hai apa kau yang bernama vella?" Tanya wanita itu. Vella merasa namanya dipanggil pun berbalik dan menatap wanita itu dia heran kenapa bisa wanita ini tau namanya sedangkan dia saja tidak mengenali wanita ini


"Iya aku vella" jawabnya
"Bisa kita bicara sebentar aku mau memberitahukanmu sesuatu yg penting" kata wanita itu dan Vella tidak tau apa hanya di saja yang merasa jika wanita di hadapannya ini berusaha menahan tangisnya.

Vella mengangguk dan mulai mengikuti wanita itu masuk ke dalam mobil lalu menuju ke sebuah restoran.


"Oh kita belum berkenalan aku Widya" kata wanita itu dengan senyum manis di wajahnya
"Aku Vella" jawabnya kikuk


"Kamu pasti heran kenapa aku bisa tau nama mu bukan" tanyanya vella hanya mengangguk
"Aku kakaknya Finza" ujarnya

Vella membelalakkan matanya tidak percaya dan kini dia semakin kikuk tidak tau apa yg dia akan lakukan saat ini

"Hmm.. apa kau tau hubunganku dengan Finza" tanya Vella sedikit menunduk entah kenapa nyalinya ciut saat ini juga.

Lalu tanpa dia duga kakak Finza memeluknya lebih erat dan dapat dia tebak bahwa saat ini kakak finza menangis tapi kenapa

Berita sampulan koran di mading tadi siang diliat terlintas di otaknya
"Mungkinkah" batinnya
Tapi dia berusaha mengingkirkan pikuran buruk itu

Vella masih diam dan pelukan kakak finza lebih erat dia tidak tega melihat kakak finza yang sedari tadi menangis lalu tanganya terangkat dan mulai mengelus elus perlahan punggung widya itu


"Hikss.. Vella aku sangat menyanginya" ucap widya di sela tangisnya itu
"Dia yang terbaik" katanya lagi
Vella sangat bingung saat ini


"Setelah orang yg kami sayang pergi kenapa di juga harus pergi" lanjutnya
Vella semakin bingung saja lalu dia melepaskan pelukan itu dan mengusap air mata widya

"Kakak kenapa klo ada masalah kakak cerita  ke aku" kata vella dengan senyum ramah
Sontak Widya kaget dan bingung kenapa vella masih terlihat santai seolah tidak terjadi apa apa

"Apa kau tidak tau vella" tanya Widya. Vella hanya mengelenkan kepalanya

"kau sungguh tidak tau?" Tanyanya lagi
"Kakak ini bicara apa jelas aku tidak taulah kakak kan belum ngasih tau ke aku" jawab Vella polos

Widya menghela nafas panjang dia tampak banyak pikiran dapat terlihat jelas ada kantung mata di bawah mata indah itu

"FINZA SUDAH TIADA" ucap widya lalu meneteskan air mata kepedihan dia suda tidak sanggup lagi adik semata wayangnya yang baik itu sudah pergi untuk selamanya.

Dan Vella Diam pandanganya kosong kedepan ekspresi wajahnya tidak dapat di tebak. Widya yang melihat Vella sempat bingung dan memegang bahu Vella pelan

"Vella" panggilnya tapi orang yang dipanggil tidak menyahut
"Vell.. Vella" panggilnya lagi

"Maaf aku harus pergi" jawab vella singkat dan berdiri memeluk Widya lalu beranjak pergi meninggalkan Widya yang masih melongo tidak percaya dengan sikap vella yang tiba2 aneh seperti iti bukankah harusnya dia sedih tapi ekspresi Vella tadi sangat susah di tebak.




Brak...
Vella membuka pintu kamarnya dengan cukup keras lalu dia masuk dengan pandangan kosong tasnya hanya di lempar saja ke lantai pikirannya melayang entah kemana.

Lalu dia duduk di tepi ranjangnya mengambil handphone di saku celana lalu membuka kontak dan mencari nomor Finza

Nomor yang anda tuju tidak dapat di hubungi..
Ini sudah yang ke 32 kalinya Vella menelpon Finza tapi hanya ada nada operator di sebrang sana



Lalu dia menjatuhkan handphonenya terlintas tentang berita kecelakaan itu dan perkataan kakak finza tadi terus terngiang ngiang ditelinganya
Dengan berusaha keras dia menutup telinganya agar suara itu berhenti tapi suara itu tetap ada.


Argh..
Teriaknya lalu menjatuhkan semua barang barang yang ada di depan lemari riasnya.
Tidak hanya sampai disitu semua barang pemberian Finza dia buang dia melempar barang barang itu di depan balkon kamarnya

Cukup lama dia melampiaskan kemarahannya dan dapat dilihat kamarnya saat ini sudah seperti kapal pecah lalu dia berjalan pandangannya bertabrakan dengan sebuah foto seorang pria dengan senyum manis di wajahnya

"Hey kenapa kau tersenyum" tanya Vella pada foto itu
"Apa kau senang melihatku seperti ini?", katanya lagi
"Apa kau sudah puas melihatku terpuruk seperti ini kau jahat Finza kau membohongiku kau pendusta kau hanya hadir memberiku kebahagian yg sementara lalu pergi disaat aku mulai membutuhkanmu" teriaknya lalu dia mengambil spidol hitam dan mencoret coret wajah Finza


"jangan tersenyum seperti itu aku benci" ucapnya lemah lalu dia beranjak pergi. Dia akan pergi ke tempat itu dia yakin Finza ada di sana menepati semua janjinya. Dia berlari sekuat tenaga tiba tiba ada kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi vella yang sadar hal itu hanya terus berlari tiba tiba saja dia mendengar suara seseorang



"Vella awas..." Teriak Seseorang
Vella mendengar suara teriakan itu lantas berbalik dan..





***slvnaamir***
Assalamualaikum...
Update lagi nih
Maaf klo banyak typo
Jangan lupa voment klo suka
Mkasih
Wassalam..




U Lied To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang