Haii!! Akhirnya sampai juga di Bab 10 ini. Thanks you soo much karena udah baca cerita ini😘😘
Berapa tahun gue hilang? Ada yang kangen🤣?
Ada yang lahir bulan april gak?Happy reading guys!
===
Sudah seminggu berlalu, hubungan gue sama Ali juga sudah lebih akrab, apalagi dari sikapnya yang selalu membuat gue ngrasa terjaga kalau lagi didekat dia.
“Lo ngapain sih disini Ram” ucap gue saat melihat Rama berjalan kearah gue, dikantor Pak Ali.
“Ya nyamperin kamu lah jun” ucapnya enteng tanpa rasa bersalah , karena nyamperin mantan pacarnya di kantor suaminya.
“kita gak ada hubungan apa-apa lagi ya Ram, jadi stop buat semuanya” ucap gue tegas, harusnya dia tau, kalau perilakunya itu buat gue lebih nggak bisa ngelupain dia.
“Prill, gue mohon semua yang lo pikir gak seperti kenyataannya” ucapnya menyangkal pernyataan gue kalau dia selingkuh.
“mau ngeles gimana lagi sih Ram” ucap gue sedikit berteriak.
Air mata gue merembes keluar tanpa diundang, anggep gue cengeng, karena gue emang begitu aslinya. Bisa gak sih Rama berhenti ngungkit masalah itu.
Rama yang ngelihat gue nangis, langsung mencoba meraih tubuh gue untuk didekapnya. Tapi belum sampai didekap, intruksi dari Ali sudah lebih dulu berkumandang.
“Prill, kembali keruangan”
Tanpa melihat Rama, gue balik keruangan gue, entah apa yang akan Ali lakuin keRama gue bodo amat sekarang.
Sebelum gue memasuki ruangan gue lebih dulu,gue denger suara cekcok, mungkin itu Ali sama Rama.
Setelah berselang lama , akhirnya Ali masuk dengan jas yang sedikit nikel.
“ali kamu gak papa?” ucap gue khawatir sama keadaan Ali.
“kamu sendiri gimana prill” ucapnya malah berbalik kepadaku.
Gue menghentikan tangis gue,dan mulai menceritakan semuanya sama Ali.
Ia memeluk gue, mengecupi kening gue berkali-kali. Perlakuannya itu membuat gue semakin bertambah nyaman sama Ali.
Apapun yang Ali lakuin ke gue, sungguh buat gue nyaman, perlahan-lahan gue juga udah mulai melupakan nama Rama dalam hati gue. Tapi, gue sendiri sebenarnya masih sayang juga sama Rama sih.
🍃🍃🍃
Hari ini rencananya gue sama Ali bakalan pergi liburan kedaerah Puncak Bogor. Meskipun sebenarnya yang punya rencana itu gue, tapi gak apalah ngajak suami sendiri liburan.
Sebelumnya Ali gak mau yang namanya liburan itu, "katanya, kayak gak punya kerjaan" gue elak dong emang iya, musti kerja mulu. Otak juga butuh refreshing dong.
Mobil yang kami tumpaki memasuki kawasan Puncak Bogor. Perjalanan yang memakan waktu hingga satu jam, membuat bokong gue pegel.
Suhu disana yang dingin membuat gue lebih mengeratkan jaket yang gue pakai. Ali yang melihat itu sontak memeluk gw dari belakang dengan tangan satu memegang koper.
Ia berbisik pelan ditelinga gw, “Pergi masuk duluan kalau kedinginan”.
Anjir, sejak kapan gue digombali melting kek gini.
Gue menolehkan wajah kesamping, membuat hidung kami bersentuhan. Pipi gw memanas saat melihat Ali dari dekat seperti ini, kadar ketampanannya terpatri jelas dihadapan gue.
Oh, demi dewa yunani dan seganteng oppa korea, kayaknya mata gue udah mulai katarak karena natap Ali mulu.
Terjadilah kontak mata yang agak lama, setelah pada akhirnya mereka saling salah tingkah satu sama lain. Prilly mendahului Ali pergi kedalam Villa.
Pasti gini deh!- batin gue.
***
Aroma jagung bakar yang menggugah selera membuat indra penciuman gue mengendus mencari aroma itu.
Diujung sana, Ali dengan lemah gemulai, teranjir gak ngajak bini makan jagung bareng.
"Ali,, minta dong." Ali yang melihat itu lantas menggigit jagungnya yang tinggal setengah dan diberikan ke Prilly. "Nih, masih sisa."
Gue melebarkan mata melihat respon Ali. "Ya kali, masa iya dikasih jagung sisa kek gini." Ucap gue tidak terima.
"Mau gak ?." Sodornya lagi.
"Beliin lagi kek." Ucap gue sambil berkacak pinggang.
"Jauh Prill,, 100 meter dari sini."
"Jauh dari mana. Beliin dong suami!"
"Nggak" Ucap Ali dengan muka datarnya.
"Terpaksa ni gue, dengan menghilangkan derajat antara boss dan sekertaris dan hal lain sebagai pasangan suami istri. ALIIIII,,, BELIINNN" Prilly lari dan langsung menyerang Ali dengan memukul pundak dan dada Ali. Prilly duduk diatas Ali sambil terus memukul dada tersebut.
"Prill,, sakit." Ali berusaha menjauhkan tubuhnya dari tangan Prilly. Tapi nihil!
"Rasain,, siapa suruh gak mau beliin." Ucap Prilly sambil terus memukul dada Ali.
Capek! Itu yang Prilly rasain sekarang. Gak kuat, akhirnya gue bersender didada bidang Ali sambil sibuk menata nafas.
Ali yang melihat itu hanya tersenyum nakal.
***
Pagi yang cerah itu membangunkan pasangan yang masih bergelut dengan sebuah selimut tebal, hawa dingin disana membuat mereka enggan melepas pelukannya satu sama lain.
Prilly menguap terlebih dahulu sebelum akhirnya mengumpulkan kesadaran untuk pergi kekmar mandi memebersihkan muka dan mulai memasak untuk Ali.
"Kira-kira masak apa ya hari ini?." Gumam Prilly sambil berjalan untuk membuka kulkas.
"Bola kriting mozarella aja kali ya." Gue langsung menyiapkan bahan yang akan gue gunain buat bikin bola kriting mozarella.
“Selamat Pagi” Ucap seseorang dibelakang Prilly dengan posisi memeluknya, siapa lagi kalau bukan Ali.
“Geli tau gak sih Li” jawab Prilly dengan sedikit beringsut supaya pelukannya terlepas.
"Jangan beringsut kaya gitu deh, bikin yang dibawah kegesek." Ali berkata lirih disamping telinga gue.
Gue yang mendengar itu langsung melotot. "Sejak kapan kamu jadi omes gini si Li." Ucap gue menghardik.
"Sejak semalem meluk kamu." Ucap Ali sambil memainkan anak rambut gue. "Abisnya kamu.."
Belum sampai Ali nyelesaiin omongannya, gue udah bekep dulu dia, ngomong seenak jidat. Ali yang melihat muka geram gue hanya mengedipkan mata nakal.
"Sono. Aku mau masak." Ucap gue sambil mendorong Ali pergi.
“Baiklah, silahkan memasak nona” Ucap Ali sambil berlalu pergi menuju ruang tamu.
Prilly memulai lagi memasaknya yang sempat tertunda karena Ali, pikirannya melayang pada sebuah perjanjiannya dulu dengan Ali mengenai “Waktu satu tahun kalau tidak ada perasaan lo bisa minta cerai”.
Prilly merenung membayangkan apa yang akan terjadi antara dia dengan Ali kedepannya.
“Apa mungkin Ali care sama gue, supaya gue bisa jatuh hati sama dia.? Dan pas gue udah suka, dia buang gue?” pikir prilly sejenak.🍃🍃🍃
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa tinggalin vote dan comentnya ya readers😚
Kalau vote sampai 150 aku lanjut😘Papay!
By:LailyNur18
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncountable Boss
FanfictionStorie pertama gue di Wattpad? Bagaimana jika seandainya terjebak dalam dua pilihan mencintai mantan atau boss yang selalu memberi pertolongan? Berharap sang dewa memberiku jawaban.