Hai! Selamat membaca readers🌷
Listen music
🎼Cinta sejati hanya sekali🎼Happy reading!
Gedung menjulang tinggi, menatap wajah langit yang masih sibuk merotasikan awan. Sinar pagi sudah tampak dari tadi, air yang berada di dedaunan sudah mulai mengering seiring sinar matahari itu menyorot dunia.
Langkah stabil, tepakan sepatu warna hitam black swort itu tampak melewati keramik-keramik dingin berwarna putih strom itu. Tentengan tas kerja masih tetap menjaga dirinya untuk tetap tampil maksimal,tak mengurangi sedikitpun paras tampan yang berada diwajahnya.
Selamat Pagi pak.
Pagi pak!
Pagi pak boss!
Hai Pak Ali, selamat Pagi.
Sederet ucapan selamat pagi terlontar untuknya lewat mulut karyawan-karyawati yang bekerja di perusahaannya. Wajah yang dulu tampang tegang dan datar, kini sudah melumer seperti cream dihiasi topping sweet blund. Manis dan istimewa!
Lift menunjukkan nomor 37. Pria itu lantaskan pergi menuju tempat singgasananya kedua setelah rumah. Wajah tampannya sesekali memunculkan senyum dibibirnya. Kejadian tadi pagi bersama istri pura-puranya masih berputar-putar dikepalanya memunculkan seperti film.
Ali tersenyum saat tahu bahwa ia sudah berhasil membuat istri pura-puranya itu terbuai dalam godaannya. Ia berhasil membuat istrinya memperbolehkannya sedikit mencicipi rasa manis bercampur errrr..
Didalam hatinya yang terdalam jujur. Jika ia sudah mulai menaruh rasa kepada Prilly. Tapi, mengingat tentang perjanjian yang dulu diucapnya sebelum melaksanakan pernikahan itu kembali muncul diotaknya.
Bagaimana jika pada akhirnya ia dan Prilly malah menyelesaikan pernikahan ini dimeja hijau?
Bagaimana jika, tadi Prilly membayangkan kejadian itu bukan dengannya tetapi dengan Rama?
Otak Ali dipenuhi dengan beribu-ribu pertanyaan yang menggelayuti otaknya. Baru saja ia merasakan hati yang menggelitik langsung teringat tentang sesuatu yang menggigit.
Ali harus tahu bahwa, setiap apa yang tidak dijelaskan dengan pasti. Akan membawa dampak yang tak pasti pula. Sama juga dengan yang namanya perasaan, harus diberi keputusan dan pegangan supaya tak hilang.
Terdengar ketukan pintu di luar, membuat Ali mengeluarkan suara baritonnya menyuruh orang tersebut masuk. Pak Doni, staf tata keuangan milik perusahaannya masuk sambil menenteng berkas yang ditutupi oleh map berwarna coklat tua itu.
"Maaf Pak mengganggu, saya ingin melaporkan tentang keuangan bulan ini." Ucap Pak Doni sambil menyerahkan map tersebut.
Ali membuka map warna coklat itu, ia lantas membaca rincian pengeluaran dan pemasukan keuangan perusahaan. "Bagaimana mungkin, pengeluaran lebih banyak daripada pendapatan?" Tanya Ali saat melihat kejanggalan dalam berkas tersebut.
"Nah itu Pak, semua rincian yang diberikan dari pengurus pengeluaran sudah saya teliti. Tetapi, ada sejumlah uang yang entah darimana hilang tanpa penulisan pada daftar pengeluaran." Ucap Pak Doni hati-hati.
"Kenapa tidak coba dicari?" Tanya Ali tegas.
"Sudah Pak sudah,,, tapi tidak ada yang mengaku kalau ada yang menggelapkan sejumlah uang perusahaan" Jawab Pak Doni sambil menyerahkan laporan tertulis mengenai pernyataan tersebut.
"Baiklah kamu urus sebagian, dan saya akan mencari tahu tentang ini." Ucap Ali sambil memberikan berkas dan laporan itu kepada Pak Doni.
"Baik Pak, saya akan mencoba untuk mengulasnya lebih dalam. Kalau begitu saya permisi Pak." Ucap Pak Doni dibalas anggukan oleh Ali dan berlalu pergi meninggalkan ruangan yang bernuansa putih dan abu-abu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncountable Boss
FanfictionStorie pertama gue di Wattpad? Bagaimana jika seandainya terjebak dalam dua pilihan mencintai mantan atau boss yang selalu memberi pertolongan? Berharap sang dewa memberiku jawaban.