Bab 16

8.4K 564 67
                                    

HAI!!! AKU KEMBALI

Maafin kalo aku lama banget nextnya karena aku lagi sibuk nyari baju lebaran selama 2 minggu terakhir ini 😋😂

Listen music!
🎼 Let her go🎼

"Tertitis dari dewa, membelenggu erat kecaman hati yang menyesakkan dada. Saat kau pergi tinggalkan saya"

LNA😚

***

"Halo Mam,,?" Suara lembut dari seberang telephon membuat tubuh wanita yang sudah menginjak umur 40 tahun an itu menegang, napasnya tersendat kala mendengar suara cewek itu.

"Halo,,?" Suara itu terdengar lagi ditelinga wanita itu. Helaan nafas panjang terdengar dari seberang sana.

"Mah,," lagi. Tanpa jawaban dari wanita 40 tahun an itu.

Sambungan telephon itu terputus membuat wanita 40 tahun an menurunkan ponsel dari telinganya secara perlahan. Suara itu, suara seseorang yang ia puji puji dulu. Suara seseorang yang ingin sekali dijadikan mantu.

"Ma,, kenapa?" Wanita 40 tahun an yang tak lain adalah melisa, menoleh saat ada yang menanyainya, pria paruh baya berjas itu mendekati wanita itu dan memeluknya dari samping.

"Dia kembali pah,,"

***

"Ali,,, bangun,,, kebo banget sih." Prilly menggoncang lengan Ali yang masih sibuk berkelut dengan alam mimpi. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Tapi, pria yang menemaninya tidur semalam belum juga bangun.

"Ali,," sekali lagi, Prilly berteriak disamping telinga Ali.

"Eum,," lenguhan dari Ali membuat Prilly terkikik geli. Lucu sekali ekspresinya. Ide cantik muncul dari otak Prilly, dia mendekatkan dirinya ke telinga Ali lalu membisikkan sesuatu kata yang ia yakini akan membangunkan Ali dengan cepat.

"...."

"Ayo" Nah kan, dibilangin apa. Kata itu pasti akan membuat Ali cepat bangun. Aku terkikik lagi saat melihat muka bantal Ali.

"Dibilangin gitu aja langsung bangun" cibir ku ke Ali yang sibuk menggapai baju yang semalam dilepas olehnya.

"Prill,,"

"Hm?" Aku menoleh saat Ali memanggilku, kulihat wajahnya yang sedikit pucat. Aku terkejut saat punggung tanganku merasakan panas di kening Ali.

"Kamu sakit Ali!" Aku langsung melompat turun dari tempat tidur dan beranjak menuju dapur mengambilkan air dingin dan kain untuk mengompres keningnya. Tak lupa aku mengambil paracetamol untuk obat penurun panas.

"Nih minum dulu, trus tiduran ntar aku kompres" Aku menyodorkan obat berwarna putih untuknya dan tak lupa segelas air yang sudah tersedia dikamar tidur. Ali meneguk air itu dengan cepat hingga tandas, dirinya memang tidak suka yang namanya obat obatan katanya itu pahit. Ia lebih memilih minum sirup rasa jeruk dari pada harus pil pahit.

"Makasih" ucapnya sambil memandangku dengan senyum tipisnya. Aku menempelkan kain kompres yang sudah ku celupkan tadi kedalam air dingin. Membelai lembut rambutnya supaya ia tertidur. Dan memang, matanya mulai meredup dan terpejam untuk sesaat.

"Cepet sembuh sayang,," ucapku pelan sambil mencium kening Ali.

***

Prilly turun dari ranjang dan mulai beranjak membawa nampan berisi gelas dan mangkuk air dingin tadi menuju dapur, ia memutuskan untuk membuatkan bubur untuk Ali supaya ia lebih enakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Uncountable BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang