Haiiiii!! Maafin ya baru next. Aku sibuk liburan. Bhaks🎃
Happy reading guys!
===
Gue melakukan aktivitas seperti biasanya, melakukan kewajiban sebagai seorang istri itu pasti, bahkan untuk sekarang gue lagi nyiapin baju kantornya ali, tunggu kenapa gue manggilnya nggak ada embel-embel “Pak”, karena ali sendiri yang menyuruh gue untuk memanggilnya tanpa embel-embel tersebut.
Ali keluar sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, gue terbengong sebentar melihat pemandangan tersebut dipagi hari, apalagi roti sobeknya yang bikin gue pengen meluk.
“memandangiku”tanyanya sambil berjalan kearah gue.
Gue mengerjap, dan beralih menyerahkan kemeja ali.
“eumm, li?”
“ya?”jawabnya seraya mendongakkan wajahnya dan tetap mengancingkan kemejanya.
“masih boleh kerjakan?” ucap gue hati-hati.
“nggak, dirumah aja” jawabnya sambil berlalu ke sofa untuk mengenakan sepatu.
Gue mengikuti langkahnya dan mendudukan bokong gue ke sofa, gue menatap ali sebentar sebelum akhirnya, tangan gue melingkar tepat dilehernya.
“ya li, ya”ucap gue sambil tetap memeluknya.
Sebelumnya tubuh ali menegang, sampai pada akhirnya ia menghela nafas pendek,
“ok”jawabnya seketika.
Gue langsung terlonjak dan terus mengucapkan terimakasih, akhirnya usaha gue buat ngrayu ali berhasil juga-hahaha.
Mata gue menelusuri gedung pencakar langit ini, tempat dimana Rama bekerja, tujuan gue kesini untuk memberikan undangan reunian SMA yang sempat salah satu temen gue kasih tadi pagi, gue mulai melangkah masuk dan menuju ruang resepsionis untuk menanyakan ruangannya Rama.
Gue mengetuk pelan pintu ruangan tersebut, sebelum suara intruksi mempersilahkan gue masuk, Rama yang melihat kedatangan gue langsung berdiri dan mendekap gue dalam pelukannya,
“Akhirnya lo kesini juga prill” ucapnya sambil terus mendekap gue erat.
Jujur kalau gue boleh bilang, gue juga masih sayang sama Rama. Rama adalah satu-satunya mantan gue dengan segala tingkah konyolnya dulu membuat gue tergila-gila padanya.
Rama akhirnya melepaskan pelukannya,dan menatap gue sebentar dan beralih ke kertas yang gue pegang. Gue menyodorkan undangan tersebut ke dia. Rama membacanya sebentar dan beralih menatap gue lagi.
“kamu datengkan jun”
“belom tau nanti"ucap gue sekenanya.
“kalau kamu dateng, kita bisa berangkat bareng? Aku yang bakal jemput kamu nanti”
“nggak perlu”ucap gue cepat, gue belum siap kalau Rama tau gue udah nikah.
“loh, kenapa prill”ucapnya dengan nada gusar.
“emm, ah ya gue bareng vino ram” ucap gue setelah menemukan alasan bahwa gue akan berangkat bareng vino.
“oh ya udah deh, tapi nnti pasti dateng kan?”
Gue hanya mengangguk,dan pamit untuk pergi karena ada urusan kantor yang belum gue selesain, gue juga udah izin sama ali, kalau gue bakal nemuin Rama tadi.
***
Mengoleskan sedikit lip cream dibibir gue, dan membenarkan sedikit tatanan rambut gue, mengaca sebentar dan memutuskan untuk turun menunggu Vino.
Gue jadi keacara reunian tadi setelah meminta izin sama ali, sebelumnya ali melarang gue untuk ikut, tapi karena gue mengeles dengan embel-embel kalau hanya sekali setahun acara ini diadakan.
Gue turun dan menemukan sosok Ali tengah menonton televisi, sambil sedikit membaca berkas-berkas.
Gue berdehem sebentar, seketika itu Ali mengangkat wajahnya.
“udah siap”
Gue hanya mengangguk, setelah itu ali mendekati gue dan sedikit menghapus lipcream gue dengan bajunya.
“lipsticknya terlalu mencolok” ucapnya seraya mengantarkanku kedepan.
Gue sedikit kecewa sama perlakuannya tadi, tapi gue juga sedikit melting sama yang dilakuin dia tadi. Pokoknya nano-nanolah rasanya.
“Ali masuk gih”
Gue menyuruh Ali masuk, karena gue belum pengen ngasih tau ke Vino kalau gue udah nikah sama Ali. Lambat laun mereka juga bakalan gue kasi tau kebenarannya.
Mobil yang dikendarai Vino akhirnya datang, ia sempat membukakan pintu untuk gue tadi.
“pindah rumahlo prill”
“ya kali vin, gue pindah rumah terus nggak syukuran”
“kali aja lo bokek, terus menunda”
“bangke emang lo” ucap gue sambil meninju pelan lengan Vino.
Akhirnya gue sampai juga diacara reunian gue, tempatnya cukup mewah sih,dan ya bisa dibilang kaya party-party gitu.
“Ayo prill” ucap Vino, setelah memarkirkan mobilnya.
Gue mengedarkan pandangan gue kesekitar dan menemukan sosok Rista disana-gak lupa kan sama Rista?
“RISTAAAAAAAAA” gue berlari dan langsung memeluknya erat.
“sumpah gue kangen banget sama lo” ucap gue setelah pelukannya terlepas.
“masih inget lo ternyata” balasnya dengan nada setengah mengejek, gue tau dia pasti marah karena udah lama gue nggak ngehubunguin dia, ya mau gimana lagi urusan gue banyak. Tapi gue seharusnya ada waktu luang sedikit sih untuk sahabat gue ini, yang emang gitulah masalah jaman sekarang, kadang seperti kacang lupa kulitnya.
Lah ngatain gue sendiri-prilly
“alahhh, sorry ris, sibuk beneran deh” ucap gue sambil memasang jari V.
“Ya ya, gue maklumlah sama keadaan lo sekarang”
“Maksud lo ris?” ucap gue sedikit bingung, emang keadaan gue beda ya sama dulu.
“Nggak ada prill, oh ya Vino mana nih, bukannya lo berangkat bareng dia ya?” ucap Rista sambil celingak-celinguk mencari sosok Vino.
“Tau dah tu, ngilang dari tadi”
“Oh ya Prill, emm,, hubungan lo sama Rama gimana?” tanyanya ke gue. Gue hanya menghela nafas, gue bingung sebenarnya gue masih pacaran sama dia atau enggak, gue dulu emang udah pernah bilang putus sih ke dia, tapi sikapnya yang ditunjukin ke gue, kaya Rama masih nganggep gue pacar.
Gue menceritakan semuanya sama Rista, tapi kalau soal Ali mungkin gue masih belum bisa cerita, belum siap gue. Apalagi kalau dia nanya kok gue bisa nikah sama dia gimana? Masa ya gue nikah sama dia karena terpaksa ya nggak mungkinlah.
Gue sekarang lagi duduk sendiri ditaman, sambil meminum segelas soda yang gue ambil di meja makanan tadi, Vino sama Rista tengah asik berfoto dengan teman lamanya.
“Hai prill” ucap seseorang yang pasti gue kenali, siapalagi kalau bukan Rama. Orang yang seenak jidatnya ngambil minuman gue dengan alasan tenggorokannya kesumbat krim kue yang tadi ia makan.
“makasih” ucapnya sambil menyodorkan gelas yang sudah diteguknya habis ke gue.
“balikin sendiri” ucap gue sambil melemparkan kearah Rama. Tenang gelasnya tahan pecah kok, jadi kalau dilempar gak akan retak, soalnya gelas plastik.
Basi modus njay!-Pikir Prilly.
🍃🍃🍃
Halo!! Terimakasih sudah membaca. Jangan lupa vote dan coment ya. Kalau votenya sampai 110 aku lanjut💙
Babay.😚
By:LailyNur18⚘
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncountable Boss
FanfictionStorie pertama gue di Wattpad? Bagaimana jika seandainya terjebak dalam dua pilihan mencintai mantan atau boss yang selalu memberi pertolongan? Berharap sang dewa memberiku jawaban.