PART IV "WHO IS HE?"

622 36 0
                                    


"Pertemuan itu misterius, tak tahu kapan ia akan datang,

Tapi ia selalu menjanjikan sebuah perpisahan"

(Anonym)

Langit terlihat cerah, dan kebanyakan para siswa sudah kehilangan fokusnya entah karena lapar ataupun mulai mengantuk, yang paling ditunggu siswa adalah adalah bel istirahat yang bisa mengembalikan semangat para siswa 100 persen.

"Teet.. Teet.. Saatnya Istirahat..,"

tanpa dikomando beberapa siswa langsung berdiri dan meregangkan leher ataupun tanganya. "sampai jumpa minggu depan anak - anak jangan lupa minggu depan makalah harus selesai." Ucap bu Inggrit guru Biologi sambil melangkah keluar kelas.

"syah, sholat dhuha dulu yuk sebelum ke kantin, ajakin Reni sama Ismi juga.",

"iya- iya bentar,"

sahutku sambil menguap Karena mengantuk. Kami berempat pun berjalan menuju tempat wudhu yang dekat dengan musholla di sekolah kami. Karena siswa di sekolah kami tidak hanya beragama islam, maka sholat dhuha dan dhuhur tidak diwajibkan. Sehingga suasana musholla terlihat lenggang hanya beberapa siswa saja yang memilih untuk pergi ke musholla pada jam istirahat. Setelah selesai sholat kamipun kembali ke kelas untuk menaruh mukena dan langsung mengambil jalur menuju kantin. "hari ini makan siomay yuk, lagi pengen nih.." ujar Dinda, "ih lu mah tiap hari perasaan uda makan siomay dah, pake alesan pengen lagi bilang aja kalau lagi laper" Reni menjawab sambil meletin Dinda. Aku dan Ismi hanya bisa tertawa melihat tingkah mereka berdua. Sesampainya dikantin kami langsung ambil tempat duduk yang berdekatan dengan warung siomay langganan kami, mbak Is namanya Siomay di kantin mbak Is cukup terkenal Karena bumbu kacangnya yang enak dan juga siomaynya yang berasa banget ikannya, (Jangan sambil Bayangin ya gaess, hehehe).

"mbak is pesen kayak biasanya ya yang 2 pedes pake pare yang 2 sedengan gausa pare,",

"Siap 86 Neng ditunggu ya 5 menit."

Reni memang sudah seperti manager buat kami berempat, karena ia yang paling sering memanagemen apa yang harus kami lakukan dan makan. Untuk masalah keuangan aku yang mengatur kadang diawal bulan kami berempat mengumpulkan uang jajan untuk sebulan, setelah itu nanti Reni yang mengaturnya aku hanya bertugas untuk memegang dan mengamankannya. Setelah kurang lebih 10 menit kami dikantin bel masuk pun berbunyi, yang paling asik setelah jam istirahat adalah ketika harus kejar - kejaran sama keamanan ketika kita ketauan masi di kantin pas bel masuk heheh, sekalian olahraga habis makan kata Ismi.

Cuaca masi cerah, malah bisa disebut The hot is not public hehehe, banyak siswa yang mulai meletakkan kepalanya diatas meja, menjadikan buku tulis sebagai kipas manual, dan mungkin banyak yang sudah bermimpi sampai ke cina. Kebetulan sekali sekarang adalah jam mata pelajaran PKN, dengan guru kami yang sangat berhati lembut menyebabkan banyak siswa terjangkit penyakit NB (Ngantuk Berat).

"Din sekarang jam berapa ya?,"

"Masih jam 11.30 syah masi 30 menit lagi istirahat Sholat".

"syah - syah, anterin gue ke koperasi yuk,"

"ngapain? Ajakin aja si Reni lagi mager sumpah".

"dia lagi bocan, anterin gue beli roti, emergency ini."

Akhirnya aku dan Ismi izin keluar kelas untuk membeli perlengkapan rahasia perempuan hehehe. Karena kelasku terletak lumayan pojok, untuk sampai ke koperasi kami harus melewati lapangan Basket. Kebetulan disana ada beberapa kakak kelas yang sedang bermain basket mungkin karena jamkos. Entah kenapa salah satu diantara mereka benar - benar menarik perhatianku, ia mengenakan seragam dengan lengan pendek yang sedikit ditekuk sambil berlari memegang bola yang siap ia lemparkan kedalam ring.

"syah ayo cepetan dikit keburu jadi banjir ini,".

"eh iya- iya Ismi lo pergi kamar mandi aja, tunggu disana biar gue yang beli ke koperasi.".

setelah kurang lebih 10 menit aku dan Ismi kembali ke kelas, dan aku masi terus - terusan kebayang wajah kakak kelas yang tadi.

"syah, ngapain sih lu kayak orang ngelamun gitu?".

"eh itu, anu tadi lo tau kan kakak - kakak kelas yang main basket, gatau kenapa ada satu orang yang narik perhatian gue."

"hemm, ciee Aisyah nih ye mulai tau begituan hehe,"

"eh apaan sih ismi, kan Cuma Tanya doang gua juga gatau kenapa dia paling mencolok aja dari gerombolan temenya itu.".

"perasaan biasa aja deh, lo nya aja kali yang lagi naksir hehe."

"hih apaan sih ismi,"

Ismi terus menggodaku sepanjang perjalanan menuju kelas. Aku kembali ke kelas dengan wajah yang sedikit memerah dan fikiran yang masi terbayang wajah kakak kelas tadi.

"lama banget sih kalian beli rotinya di Dubai?, wwkkwwk".

"eh din lo tau gak, Aisyah tadi ngeliat kakak kelas lagi main basket, masak dia bilang ada satu yang narik perhatian dia,"

"ih apaan sih Ismi, dia mah suka gitu, ngarang - ngarang cerita" mukaku semakin memerah

"Ismi liat deh masak kalo lo tadi ngarang cerita muka Aisyah bakal kayak kepiting rebus gini, wkwkwk.".

akupun hanya bisa terdiam melihat tingkah kedua sahabatku.

Bel istirahat kedua akhirnya berbunyi, kami berempat pun bersiap - siap menuju musholla untuk melaksanakan sholat dhuhur. Diperjalanan ismi kembali membahas masalah tadi

"eh Ren, tau ga sih tadi tuh ya gue kan pergi ke koperasi tuh lewat lapangan basket disana banyak kakak kelas lagi main basket, masa Aisyah bilang ada satu yang narik perhatian diaa."

"eh, Ciee Uhuy Aisyah nih yee lagi Fall in love nih kayaknya,".

"Fall in love apaan cobak kenal aja nggak,"

"tuh kode gaess Aisyah pengen dikenalin sama kakak itu, wkkwwk",

Mendengar jawaban dinda aku jadi semakin malu, mungkin sekarang muka ku benar - benar seperti kepiting rebus yang disiram saus sehingga semakin merah. Setelah melaksanakan sholat kami memutuskan untuk duduk didepan serambi musholla. Banyak sekali siswa yang berlalu- lalang didepan musholla dan tiba - tiba sosok kakak kelas tadi lewat dan masuk ke area tempat wudhu.

"ciee, sampek ga kedip oey."

Akupun yang setengah melamun kaget dengan suara Ismi,

"ihh yang mana sih Ismi, kok gemes ya siapa sih yang sampe bikin sahabat kita ini jadi ngelamun". "ntar kalo ada yang keluar dari tempat wudhu gua kasi tau".

Setelah kurang lebih 4 menit kakak kelas itu keluar dan berjalan menuju musholla.

"eh, ituloh kakak kelas yang pake seragam dasinya ditekuk ke atas,",

"oh jadi itu ya, hm lumayan sih, pantesan Aisyah sampek klepek - klepek".

"ih apaan sih kalian aku biasa aja kok,".

Sampai balik ke kelas pun ketiga sahabatku ini masi membahas tentang kakak kelas tadi, tapi aku juga bingung kenapa wajahnya terus terbayang. Ada suatu hal aneh yang terjadi dengan tubuhku, otakku mulai sering mencari - cari kesempatan untuk bisa bertemu denganya dan mungkin fikiranku mulai terisi penuh dengan beberapa pertanyaan yang mungkin akan siap meledak jika aku bertemu denganya. Mungkinkah aku memiliki kesempatan untuk berbicara dengannya?

***


haloo readers,

ini udah mulai masuk ceritanya ya :)

HappyReading^^

jangan lupa

AMC update setiap Rabu dan Sabtu

ikutin terus ya <3

Jangan lupa Read,Like, Vote sama comment ya :)

salam cinta

bubungs <3


Aisyah Mencari Cinta ( Haruskah aku menghindarinya atau menjalaninya?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang