D5

30 6 0
                                    

Selamat hari kamis..
Ada yang rindu satria??

26 Juli 2018
09.19

Mereka -Kiran,Xenia,Gibran,Haris- termenung ditempatnya masing-masing. Pikirannya menerawang jauh keadaan dulu sampai apa yang terjadi pada mereka semua beberapa saat yang lalu.

Semuanya butuh tempat untuk mencurahkan semuanya dan itu hanya ada pada Satria. Disaat seperti ini, mereka semua bimbang.

Kejutan beberapa saat lalu yang mengejutkan.

Xenia membuka handphonenya mencari-cari nama satria lalu menghubunginya.

Satu kali..

Tiga kali..

Lima kali..

Sepuluh kali..

Nomornya tidak aktif.

Gibran berlari mengunjungi apartemen, tempat tinggal Satria. Sudah berkali-kali ia mengetok pintu dengan keras  tetapi tidak ada jawaban.

Pintu apartemen sebelah terbuka "Mas berisik! Kalo mau nyari, orangnya udah pergi"

Haris masuk ketempat satria bekerja. Ia langsung memasuki ruangan satria. Pintu dibuka, lain orang yang ada didalamnya "Satria mana, kok lo yang nempatin"

"Gak tau, gue gantiin dia."

Kiran memencet bel rumah tempat tinggal orangtuanya satria. Ia berfikir kalau ditempat lain tidak ketemu ada kemungkinan, dia ada.

"Mau ketemu sia--- eh non Kiran, masuk non"

"Enggak usah bi, kiran mau nanya satrianya ada?"

"Satria kan tinggal diapartemennya"

Mereka semua kecewa karena tidak menghasilkan apapun "Aku membutuhkanmu. Dimana kau, Satria"

"Ya.. "

"Sahabat kamu, semuanya kesini. Mereka nanyain kamu"


"Jangan katakan pada mereka, dimana aku berada."


Maaf.

"Tenanglah, aku tidak memberitahu keberadaanmu"

"Terima kasih sudah membantuku"

"Hm.. Lagipula memang kenapa sih, biasanya juga kamu enggak begini sama mereka"

"Ada deh, kepo!"

"Yeh ditanya begitu. Udahlah, matiin ya"

Telepon dimatikan sepihak oleh Satria. Dia kembali mengingat dengan apa yang disampaikan oleh orang yang menelfonnya tadi.

Mereka, sahabatnya, ternyata mencarinya.

"Terimakasih karena sudah mencariku. Tapi maaf, aku tidak ingin kembali"

Satria tersenyum ketika mengingat pada sahabat-sahabatnya.

"Kiran, duluan ya"

"Enggak! Pokonya gue duluan"

"Xenia! Kiran dulu, baru kamu!"

"Gue!"

"Kiran!"

"Gue, Kiran!"

"Enggak! Pokonya, Kiran dulu"

"Stop! Kenapa kalian jadi rebutan gini? Biar adil, suit aja! Sampai 3 kali ya." Haris melerai mereka berdua yang tidak ada mau mengalah.

"Tuh! Iya bener kata Haris, kalian berdua suitt!" tambah Gibran yang menyetujui ucapan Haris.

"Oke, biar aku yang jadi wasitnya" Satria mulai memperhatikan keduanya dan memulai "Satu... Dua... Tiga...!"

"Gunting!"
"Kertas!"

"Kiran gunting dan Xenia Kertas jadi satu poin untuk Kiran"

Xenia mendengus "kali ini biarlah" Kiran tersenyum "Xenia gak boleh gitu dong"

"Lanjut! Satu.. dua.. tiga.."

"Batu."
"Kertas."

Gibran memegang stick PS, ia melambaikan itu kepada keduanya. Menggoda kiran dan juga xenia seakan menanti menunggu untuk dimainkan.

"Kiran batu dan Xenia kertas, untuk kali ini satu poin buat Xenia."

"Ayo! Semangat Xenia, Kiran jangan mau kalah" teriak Haris menyemangati seakan sedang melakukan perlombaan.

"Sekali lagi loh yaa. Satu.. dua.. tiga..!"

"Batu!"
"Gunting."

"YES!!! HAHAHAA MENANG. YANG PERTAMA, YUHUUU. Bwlee."

"Oke-oke! Jadi yang main duluan, Xenia."

"Hahahaha, kan gue yang menang. Sini gibran sticknya, mengalahlah Kiran sayanggg"

Kiran cemberut "Xenia Curang!"

"Enggak curang, sih"

"Bwhaaahahhah Kiran jelek kalo cemberut begitu" Gibran tertawa lepas melihat kiran yang cemberut, kiran yang mirip entah kartun apa itu.

"Hush! Udahya, jadi kiran gantian sama xenia"

Satria kembali tersenyum kali ini ia tersenyum bahagia sekaligus miris. Bahagia karena mempunyai sahabat yang saling mengerti, yang selalu menghadirkan berbagai macam suasana dan Miris karena sekarang ia lebih memilih menjauh dari mereka. Mereka tetap menjadi sahabatnya walau ada jarak yang satria bangun.



31/03/18

Satu Hati BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang