D2

79 7 0
                                    


Up ganentu. Ya, walau udah ada banyak part yang tinggal di publish doang. Sorry kl alay lebay kea sinetron haha!

[Minggu, 1 juli 2018]

Satria telah pergi, semuanya berubah sejak dia menghilang. Teman, sahabat dan orang terdekatnya merasa kehilangan.

Orang yang selalu bikin suasana menjadi hangat, kini telah pergi. Semuanya hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Beda, berubah. Semuanya jadi aneh. Entah apa yang ada pada satria."

"Berpengaruh banget buat kita-kita"

Semuanya mengangguk setuju atas penuturan itu. Kini yang bisa mereka lakukan cukup hanya mengingatnya, tidak melupakan dan kalau bisa mereka mengharapkan satria kembali.

"Kiran jadi gapunya temen buat curhat lagi, huaaa" ucap Kiran sedih "Cuma Satria yang bisa ngertiin Kiran."

"Partner PS yang suka gue curangin," ucap Gibran

"Dan, orang yang selalu gue ledekin tapi gak pernah marah" tambah Xenia

"Yaa, kalian benar." kata Haris

"Nadira mana" tanya Kiran

"Enggak tau, tiba-tiba hilang gitu aja" jawab Haris

"Gue berharap, Satria bisa ditemuin." Ujar Xenia

"Semua tempat udah kita cari, tapi gak ketemu."

"Hm.. iya bener. Tempat yang biasa dia kunjungin juga sama apartemen dia, kosong"

"Aneh gak sih, Satria hilang gitu aja"

^

Pesawat sudah lepas landas lima belas menit yang lalu. Satria memandang kearah luar jendela. Awan mulai terlihat atau memang pesawatnya menembus awan.

"Semuanya sudah berakhir. Aku akan memulai kehidupan baru lagi"

"Maaf, maafkan aku yang pergi tanpa memberitahu. Aku melakukannya untuk kalian semua juga."

"Jika takdir berkehendak untuk mempertemukan kita kembali, maka bersabarlah"

"Selamat tinggal, Kiran yang selalu bercerita. Selamat tinggal, Gibran yang selalu curang. Selamat tinggal, Xenia yang selalu menggangguku. Selamat tinggal, Haris yang pengertian."

"Dan, Selamat tinggal, Nadira yang kucintai. Semua sudah berakhir"

"Aku menyayangi kalian. Jaga diri baik-baik selagi aku tidak ada."

Satria mulai menutup matanya perlahan, dirinya butuh istirahat selama perjalanan berlangsung.

*

Lelaki itu masih berkutat dengan pekerjaan yang dihadapannya. Ia tidak menyadari kehadiran wanita yang masuk lima menit yang lalu dan kini sudah duduk disofa berada tidak jauh dari tempatnya.

"Arjun.. "

Lelaki yang dipanggil arjun baru menyadari kehadiran wanita itu. Ia memberhentikan kegiatannya dan memandang wanita itu.

"Bagaimana, semua sudah terselesaikan? Apa ada masalah"

"Tidak, semua berjalan dengan lancar. Aku lega, sangat lega. Walaupun aku tidak rela dia pergi."

Arjuna mulai mendekati wanita itu dan duduk disampingnya "Syukurlah kalau begitu. Kau sudah tenang, bukan?"

"Iya, aku sudah tenang. Tapi, dia pergi karena aku, Juna"

Arjuna mengambil tangan wanita itu dan mengelusnya pelan "Sstt! Tenanglah, jangan berfikir semua karenamu. Aku pun terlibat, aku juga bersalah terhadapnya. Jangan menyalahkan diri sendiri, oke?"

Wanita itu mengangguk. Semua yang terjadi memang sudah berlalu tetapi mereka tidak pernah menyesalinya walau merasa bersalah.

"Kau sudah makan, ini waktunya makan siang"

Arjuna melirik jam yang melingkar ditangannya. Sudah waktunya makan siang, kenapa dia tidak sadar. Berkutat dengan pekerjaan, melupakan jam makan siang.

"Baiklah, Ayo"
Arjuna mengulurkan tangannya yang disambut oleh wanita itu. Sewaktu ingin membuka pintu, wanita itu menghentikan langkahnya.

"Kenapa berhenti?"

"Aku mau ketoilet dulu sebentar, bisa?"

"Baiklah, aku tunggu"

Wanita itu meninggalkan Arjuna seorang diri. Ia tenggelam dalam pikirannya. Dirinya tidak salah walaupun sempat merasakan rasa bersalah. Dia sudah benar dengan apa yang sudah diputuskan. Ya, yang dia lakukan sudah benar.

"Hei! Arjuna, Ayo" Arjuna kembali sadar dari lamunannya dan segera menarik wanita itu "Eh, Ayo Nadira."

Maafkan aku, Satria
Aku tidak bermaksud.
Semoga kau mendapatkan yang lebih.
Terima kasih, karena sudah tulus mencintainya. Carilah kebahagiaanmu. - Arjuna

30/03/18

Satu Hati BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang