Cerita Bukan Fiksi
Dirinya adalah seorang penulis fiksi. Hobinya membuka aplikasi Wattpad di android milik dirinya sendiri. Setiap hari, jarinya bergelut dalam pemikiran diksi. Namun dia jarang sekali menulis novel. Paling-paling hanya belasan cerpen yang telah selesai. Jika dirinya menulis novel, pasti selalu kandas di tengah-tengah konflik yang melanda. Ceritanya belum sampai penyelesaian konflik langsung buru-buru dihapus dengan pemikirannya akan membuat cerita baru yang lebih bagus lagi karena ia telah kehabisan diksi dan imajinasi.
Seorang gadis. Berusia enam belas. Suatu hari seorang penerbit menghubungi email-nya. Penerbit itu menawarkan padanya untuk menerbitkan kumpulan cerpen fiksinya. Tanpa berpikir panjang, dia mengiyakan tawaran tersebut dan dengan bangganya menawarkan open pre-order kepada penghuni Wattpad. Tidak sedikit para pengikutnya dan teman pena di Wattpad yang tertarik dengan kumpulan fiksi mini miliknya yang hampir terbit.
Dan akhirnya kumpulan cerita pendeknya diterbitkan. Nama penanya perlahan melambung dengan judul buku pertamanya, 'The Black Book and the other stories' dengan nama pena samarannya, Kaetnis.
Suatu hari, penerbit pertama yang dulu menerbitkan buku pertamanya, menghubungi gadis itu lagi. Penerbit itu bilang bahwa mereka sedang mencari novel nonfiksi dengan honor yang lumayan besar dan barangkali gadis itu bersedia menulisnya atau bahkan malah sudah mulai menulis. Gadis itu sangat tergiur dengan tawaran penerbit tersebut karena mau bagaimana lagi, kesempatan mungkin tidak datang tiga kali jika dia menolak yang satu ini. Maka, langsung saja dia bilang, "Saya setuju dan akan segera ditulis. Mungkin sekitar dua atau tiga bulan."
Si penerbit hanya memberi Kaetnis waktu dua bulan saja untuk menyelesaikan novel nonfiksinya. Apabila Kaetnis tidak segera mengirimkan naskah dalam waktu dua bulan, maka perjanjian batal. Kaetnis tidak akan mendapatkan honor yang besar, dan si penerbit tidak akan pernah lagi mau menawarkan penerbitan.
Namun gadis itu, Kaetnis, tidak begitu memikirkan risiko yang mungkin akan terjadi selanjutnya. Tepat satu bulan sejak waktu Kaetnis menerima tawaran penerbit, gadis itu tiba-tiba kehabisan ide. Ia sudah mencoba beberapa kali piknik dengan mengunjungi tempat-tempat wisata di kotanya, namun tetap saja, ketika ia kembali duduk di depan laptop, jari-jarinya masih terdiam kaku. Ia merasa dirinya sudah tidak sanggup menulis. Tidak sanggup melanjutkan.
Sampai kemudian Kaetnis jatuh sakit. Tubuhnya demam berhari-hari, kepalanya pusing berkunang-kunang, buku-buku jarinya kaku seperti es yang beku, bibirnya membiru, dan rambutnya mulai berbau. Kaetnis bahkan jarang mandi karena suhu tubuhnya tidak kunjung normal. Di malam hari kadang ia merasa suhu tubuhnya terlalu panas, namun di siang hari malah kedinginan.
Kaetnis hampir putus asa karena sakit yang amat lama. Gadis itu sudah berada di rumah sakit selama sekitar sepuluh hari. Teman-temannya silih berganti hadir menjenguk gadis malang itu.
Kaetnis hanya bisa pasrah akan keadaannya. Makin hari tubuhnya kian lemas dan mengurus. Maka, dengan segala keputusasaannya, ia mulai berpikir sesuatu.
Diputuskannya sesuatu. Ia akan mulai menulis dari nol. Tentang cerita nonfiksinya yang belum berakhir, ia lupakan jauh-jauh dan segera ia membuka dokumen baru.
Kaetnis akan mulai menulis sesuatu yang selama ini tidak disadarinya. Sesuatu yang selama ini terpampang nyata di hidupnya malah ia abaikan alih-alih dijadikan ide mahakarya besar. Maka Kaetnis pun mengambil laptop dan mengetik dalam damai hingga akhirnya kedua mata sendunya terpejam.
▪️▫️▪️
Hingga pada suatu hari, aku telah mengembuskan napas terakhirku. Meninggal dengan tenang di sisi-Mu, ya Tuhan.
Namun aku berdoa. Semoga suatu hari nanti, akan ada penerbit yang bersedia dengan sukarela menerbitkan novel nonfiksi pertamaku yang berjudul 'The Girl Who Can't be Moved from her Illness'.
Skenario 09 : Cerita Bukan Fiksi,
Fin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Akhir yang Tidak Menyenangkan
Short Storykumpulan akhir yang tidak menyenangkan dari segelintir kisah yang berakhir tidak menyenangkan 2018-2019