II

28 5 0
                                    

Aku terbangun terlalu siang, Chino sedang melompat-lompat di atas tubuhku saat aku tersadar dari tidur ku. Rasa perih pada lutut kembali terasa saat aku bergegas ke kamar mandi, hari ini akan ku selesaikan urusanku di asrama sebelum matahari terbenam. Karena akan bekerja rodi jadi aku memutuskan menggunakan ripp jeans super pendek dengan kaos Dsquared longgar beserta baseball cap bertuliskan DIA's CREW dan Vuitton monogrammed backpack.

Tidak membawa mobil melainkan menaiki taxi karena kaki ku masih sakit. Kali ini aku membawa beberapa coklat dan susu untuk di makan disana, berjaga-jaga jika aku malas pergi keluar mencari makan. Berbeda dari kemarin, kampus ini sungguh ramai, mungkin karena kemarin aku datang pada malam hari, rata-rata mereka melakukan hal yang sama sepertiku : massive demolition.

Saat hendak memasuki kamar, seseorang menepuk bahu kanan ku. " Hi! Are you tidying up your things too?" ucapnya dengan girang. " I'm Arielle Brigitta, we're neighbors if you don't know." jelasnya padaku.

Aku menyambut penuh hangat dengan ikut memperkenalkan diri "Nessa Aubrey! What department are you from?"

"Everyone on this floor is majoring in Fashion, don't you know?" jelas Arielle.

Aku berhenti sejenak sebelum menjawab, "I really don't know." jawabku sambil menggaruk kepala belakangku yang tidak gatal.

Arielle melakukan hal selayaknya scanner padaku, dia melihatku dari kepala hingga kaki, khususnya pada bagian kepala dengan target utama yaitu wajahku, "I see from your face, you are definitely not Parisian. Let me guess, like Asia but not." mata Arielle mencoba menebak kewarganegaraan ku.

"I'm Asian, South-East Asian, specific," aku menjelaskan. Ini pertama kalinya aku keluar negri, jadi tidak pernah ada yang mencoba menebak wajahku berasal dari negara mana, biasanya yang ku dengar selalu "Jawa pasti,".

Mata membulat terkejut setelah mendapat jawaban dariku, "Really? So, Singapore? Or Thailand? I almost never see Asians." Ungkapnya.

"Indonesia, just searches on Google," " jawabku pada Arielle, kemungkinannya kecil orang Paris tau dimana Indonesia.

"Okay, I'll look for it later. Need some help? Looks like you have a big job here." dia melihat-lihat isi kamarku. "You're late, people have been here since early morning." Ucapnya sambil melangkah masuk ke kamarku.

"I arrived yesterday morning and arrived here in the afternoon, so I finished a few things and returned to the hotel at midnight," jelasku pada gadis yang sedang berjalan memasuki ruang khusus pakaian ku.

"Waaah .. You go the extra mile for this, I guarantee. You brought all of this from Indonesia?" ucapnya pada detik pertama dia ada di dalam ruang khusus pakaianku.

"Hell ya, arrived a day earlier than me.." jawabku singkat lalu mulai mengeluarkan barang-barang dari box.

Arielle membantuku membereskan beberapa peralatan untuk memulai kuliah, dia menata meja kerja ku dengan sangat rapih yang posisinya membelakangi rak buku dan menghadap ke jendela besar di sebelah ranjang sementara aku menata meja rias yang berada di depan ranjang menempel pada dinding paling pojok yang sejajar dengan tv bersama tempat bermain Chino.

Pagar-pagar pembatas tempat bermain Chino aku susun tepat disebelah pintu masuk. Di bawah tv aku menaruh sebuah meja kaca kecil dengan karpet berbulu kecil di depannya di tambah sebuah sofa berbentuk unicorn menghadap tv. Aku membuka box yang berisikan koleksi album musisi korea paling berharga di hidup ku, beberapa adalah album lengkap boygrup bernama shinee, dan boygrup-boygrup lainnya juga, ada CD kompilasi musik karya Chopin, Beethoven, Yiruma, Congfei Wei, dan Mozart.

Kerjaan ini menghabiskan banyak sekali tenaga kami berdua. "I think you should move your bed next to the window and put the refrigerator there. That will help you feel comfortable here." saran Arielle padaku.

sincerely, RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang