Un.

116 8 5
                                    

Bighit International School. Siapa yang tidak tau sekolah itu? ya, sekolah ternama dan terkenal akan prestasinya. Ya, singkatnya murid dan lulusan dari sekolah ini pasti merupakan seorang high class. No doubt.

But, just like other humans, orang high class juga punya cerita tersembunyi mereka masing masing. Tanpa terkecuali, ayahku, Kim Taehyung. Pemilik Bighit International School. Ah, ya dari sini kalian sudah bisa ambil kesimpulan kan? Aku Adalah Anak dari pemilik sekolah nomor 1 di Korea Selatan ini.

Apakah rahasia seorang Kim Taehyung?

Ah,

Apakah rahasiaku? Kim Jimin?

So, kalau kalian sebegitu penasarannya, why don't you guys take a seat and enjoy your chamomile tea?

Let's begin.

————————————————

Pagi ini aku merasakan tanganku basah. Seperti sesuatu menumpahkan salivanya ke punggung tanganku. Hal itu jelas membuat netra ku terbuka sepenuhnya. Ya, walaupun setelahnya aku menutup kedua mataku kembali dengan tanganku akibat pancaran matahari yang menyilaukan.

"Oh, ternyata kau Chimmy."

Aku menunduk untuk mengangkat anjing beagleku keatas kasur.

"Terima kasih telah membangunkanku, Chimmy. Tapi, tanganku jadi basah begini." Chimmy tidak menjawab (ya tentu saja), ia menubrukku dan membanjiriku dengan ciuman.

"Ya, good morning too, Chimmy."

Tak lama, aku menoleh ke arah sumber suara, ya pintu kamarku terbuka. Sosok dengan pakaian tux warna hitam yang rapi masuk.

"Selamat pagi, Tuan Muda. Silahkan anda mandi dan sarapan. Anda harus bersiap siap untuk sekolah hari ini. Nyonya Kim telah menunggu di ruang makan." Ucapnya disertai dengan badan yang separuh membungkuk.

"Ah ya, terima kasih sudah membangunkanku." Aku bangkit dari kasur dan menuju ke toilet. Ucapanku dibalas dengan Ia yang membungkuk dan tak lama meninggalkan kamarku.

Seusai mandi, aku mengenakan jasku yang berwarna abu abu dan merapikan rambutku.

"Untuk hari ini, aku mau belah tengah saja deh." Aku menyisiri rambutku yang berwarna blonde dan menyemprotkan fragrance ke seluruh tubuhku. Aku membalik badan dan mengangkat kakiku menuju ruang makan.

Saat di ruang makan, mataku langsung menemukan sosok ibuku yang sedang menyeruput earl grey teanya sambil memainkan jarinya diatas handphone barunya. Aku menarik kursiku dan mendudukkan diriku.

"Pagi, Jimin." Wanita itu mengeluarkan suaranya tanpa membiarkan matanya terlepas dari benda kotak itu. Yah, Sudah biasa. Bahkan mungkin ini kemajuan karena telinganya masih menyadari suara kursi yang kugeser.

"Pagi, Ibu." Senyuman pun kuberikan walaupun sepertinya percuma karena senyumanku serasa seperti boomerang. Ya kembali lagi untuk kuterima.

"Bagaimana sekolahmu?" Ia menyeruput lagi tehnya. Berbeda denganku yang memasukkan potongan french toast ke mulutku. Aku tersenyum.

"Tumben menanyakan itu. Tenang, peringkatku tidak jatuh. Tidak perlu khawatir." Sebenarnya aku sangat malas untuk membebaskan suaraku ini. Sangat membuang buang waktu.

Ia tidak menggubris ucapanku barusan. Kembali menyeruput teh yang menjadi favoritnya akhir akhir ini. Tak lama, akhirnya kedua matanya lepas dari tahanan benda kotak bersinar itu. Mata coklatnya menatap mataku.

"Ingat kau harus membawa nama baik keluarga Kim. Jangan sampai turun."

Yah, sudah diduga tak sampai 5 menit kemudian mata yang tajam itu kembali masuk ke penjara gadget. Aku hanya mengangguk dan setelah tahu piringku sudah bersih aku langsung beranjak dari sana. For real dude, i lost my freaking appetite.

Tangled Strings.Where stories live. Discover now