Sept.

54 7 3
                                    

Sejak saat itu, entah sudah berapa minggu aku selalu bersama dengan Yoongi. He is my 24/7. Apa saja yang kami lakukan? Well, bisa dibilang cukup banyak. But mostly, kami membahas musik, membuat lagu dan meneguk kopi di tempat biasa. Kami juga mengunjungi tempat tempat yang baru baginya dan familiar bagiku.

Ah, hari - hariku menjadi sangat cerah. Aku tidak bisa bilang hal yang sama bagi Yoongi, tapi aku jelas merasakan ada perbedaan dari raut wajahnya. entahlah, mungkin ia terlihat lebih bebas? Senyumannya terlihat lebih tulus dan lebih lepas.

Soal lelaki yang ia miliki, aku rasa ia juga telah lama tidak menemuinya. Well, aku menghabiskan hampir 2 minggu bersama lelaki mungil berambut hitam ini hampir sampai malam. Aku yakin lelaki itu tidak mungkin bertamu saat malam. Tapi entahlah, aku tidak mau tau. Yang penting begini saja aku sudah merasa kalau Yoongi kekasihku.

Rambut hitam arangnya yang berkilau, gummy smilenya yang selalu muncul tiap kali ia mendengarkan pickup lines konyol yang kubuat, badan petitenya yang selalu ia paksa untuk terlihat macho. Min Yoongi adalah paket lengkap yang membuatku tergila gila setiap hari.

Memikirkannya saja jujur membuat moodku naik berjuta juta kali. This shit sounds cheesy but if it's Min Yoongi I don't care.

"Jimin oppa."

Suara seorang Wanita menyadarkanku dari lamunan. Kang Seulgi, the owner of that voice.

"Ada apa Seulgi?"

Seulgi mendudukkan dirinya di kursi depanku. Kami sedang berada di cafetaria sekolah.

"Oppa mau tidak pulang bareng?" Seulgi menatap mataku memelas.

Aku tersenyum, "Maaf—"

Sebelum aku selesai, Seulgi memotong ucapanku.

"Aku mohon oppa! Adik lelakiku ulang tahun besok, aku butuh teman untuk membeli hadiah!"

Aku mengerjapkan mata. Apa dia tidak punya teman lain selain aku? ah, malas sekali rasanya. Lagian aku sudah ada janji dengan Yoongi hari ini.

"Aku tidak bisa, Seulgi. Aku ada janji." Tolakku lembut.

Seulgi menggeleng dan berdiri. Ia memegang tanganku.

"Oppa! Aku mohon sekali! Nggak bakal lama kok! Cuma 2 jam aja! Please! I am begging you, Oppa!Lagipula, tadi aku tanya ke Bibi Kim katannya Oppa kosong hari ini makanya aku berani ngajak Oppa!" Seulgi memasang wajahnya yang berkaca kaca. Ugh, aku muak sekali.

Ah, keluarga si gadis dengan suara nyaringnya ini memiliki hubungan cukup baik dengan keluargaku. Hanya sebatas bisnis sebenarnya, namun sepertinya gadis ini mengincar hal lain. Mana ibuku yang bahkan bertemu denganku dengan sangat jarang sering sekali menceloteh tentang perjodohanku dengannya. Hell, no.

Aku menghela nafas, "Baiklah, tapi ingat jangan lama lama. Janjiku cukup spesial hari ini."

Seulgi mengangguk, "Baik Oppa! Aku janji! Nanti aku akan ke kelas Oppa saat pulang ya!"

Setelah itu Seulgi langsung berlari meninggalkanku. Wanita memang menyusahkan, sungguhan. Yoongi memang feminin tapi dia tidak semenyusahkan itu. Aku jadi ingat dia beberapa hari lalu menolak untuk kuantar padahal hari sedang hujan deras.

Ah, jadi ingin ketemu. Dia dimana ya?

———————————————

"Iya Taehyungie? Ada apa?"

"Ayolah Yoonie, kita harus bertemu hari ini. Kau menghindariku terus."

Aku memutar bola mataku. Tentu saja aku berani karena kami sedang bertukar suara lewat handphone.

Tangled Strings.Where stories live. Discover now