WARNING ! MATURE CONTENT!
DON'T READ IF YOU FEEL UNCOMFORTABLE. READ AT YOUR OWN RISKS.
YOU HAVE BEEN WARNED.
..
Suara pintu lift terbuka di lantai 20.
Aku mengundang Yoongi untuk masuk ke apartemenku. Tak mungkin kubawa dia ke rumahku itu kan? Yoongi yang awalnya ragu pun akhirnya setuju untuk pergi denganku. Aku menyebut ini dengan sweet escape.
Sama seperti mesin, otak juga perlu yang namanya istirahat kan?
"Silahkan masuk, Yoongi hyung."
Yoongi melangkahkan kakinya mengikutiku yang sudah memasuki ruangan apartemen yang bisa dibilang cukup megah ini lebih dulu. Matanya melihat sekitar. Aku menaruh tasku di karpet dan beranjak ke dapur.
"Jimin, kamu sewa apartemen ini untuk berapa hari?"
Aku mengendorkan ikatan dasi di leherku.
"Hm? Kamar apartemen ini milikku, hyung. Aku hanya perlu bayar tiap bulan saja."
Yoongi membelakkan matanya.
"Hah?! Untuk apa?! Kau kan punya rumah sendiri, Jimin!"
Aku tersenyum, "Tapi aku lebih nyaman kalau disini hyung. Apartemen ini tidak bisa dibilang kecil tapi lebih hangat daripada rumah itu."
Yoongi hendak mengatakan sesuatu tapi dia memilih diam.
"Aku bayar dengan uang sendiri kok, hyung."
"Maksudmu?"
Aku membuka kulkas sembari menjawab pertanyaan Yoongi.
"Aku punya bisnis sebenarnya. Memang belum besar namun setidaknya aku bisa menghasilkan uang sendiri dan tidak dari ayahku."
"Bisnis apa?"
Aku meraih botol wine dari kulkas.
"Jimin!! Kau belum legal!"
Aku seakan tidak mendengar ucapannya.
"Aku punya bisnis properti. Pamanku yang menawarkan awalnya. Pertama tama aku hanya iseng mencoba, tapi ternyata begitu menghasilkan uang yang lumayan aku terus menekuninya hingga sekarang."
Yoongi mendekatiku dan menarik botol wine dari genggamanku.
"Kau mendengarkanku nggak sih? Usiamu masih belum legal tau!"
Aku mendudukkan diriku di dekat pantry.
"Ayolah hyung, untuk hari ini saja. Aku nggak bakal mabuk kok, sudah biasa."
"Sudah biasa?"
"Hm. Stress reliever?" Ujarku tersenyum.
Begitu mendengar ucapanku barusan, sepertinya Yoongi menyerah. Yoongi menaruh wine itu di meja.
"Aku juga ingin."
"Memang hyung kuat?"
Ia mendudukkan badannya di sampingku.
"Menghina kamu ya?! Tentu saja aku kuat! Aku bahkan jauh lebih dewasa darimu tau!"
Aku terkekeh, memang sangat manis kucing kecilku ini.
"Baiklah, ayo kita berbincang sambil minum wine. Wine terkenal dengan kekuatannya menghapus beban beban. Tidak sekuat vodka tapi setidaknya mungkin membantu."
YOU ARE READING
Tangled Strings.
RomanceAku Kim Jimin, bukan kebiasaanku menceritakan kisah hidup. Tapi, kalau kamu sebegitu penasarannya, Why don't you stay and drink your cup of tea with me?