Kamu alasan ku untuk tetap tersenyum dan terus bertahan, walau apa yang ku rasakan sudah melebihi batas bertahan. Dan kamu lah yang menjadi dasar semangat untuk ku mewujudkan hal itu.
- Raina Zahsy
Pagi ini Raffa bangun dengan malasnya. Dia langsung bersiap untuk pergi sekolah. Membiarkan rambutnya yang acak-acakan namun membuat dia terlihat tampan. Apa yang dia rasakan hari ini tidak bisa diterjemahkan oleh pikiran nya.
"Ma.. Raffa berangkat dulu. Nanti Raffa sarapan di sekolah." Ujar Raffa kepada mama nya
"Yaudah, yang penting jangan lupa sarapan dan makan siang ya" jawab mama Raffa
"Iya ma.." jawab Raffa sembari berpamitan dengan mama nya dan mencium kening mama nya.
Dalam perjalanannya menuju sekolah, Raffa seperti gelisah. Ada yang ingin dia lakukan tapi dia tak mampu. Ada yang ingin dia sampaikan tapi dia tak bisa.
Tentang Raina kemarin, dia ingin meminta maaf. Tapi dia tak bisa. Dia ingin mengganti waktu Raina yang terbuang, tapi entah bagaimana caranya.
Sepanjang jalan yang Raffa lamunkan hanyalah tentang kejadian kemarin. Entah kenapa dipikiran nya dipenuhi rasa tak nyaman.
"Kenapa sih gue" batin Raffa
***
Raina pun juga akan berangkat ke sekolah. Hari ini dia seperti tak bergairah, namun dia sadar jika dia terus seperti ini, dia tidak akan bisa meluluhkan hati Raffa.
Dengan semangat se-adanya, dia pun mencoba menyemangati dirinya sendiri. Mencoba perlahan-lahan menyingkirkan rasa kecewa sisa kemarin.
"Ayo Rain, lo harus bangkit. Lo nggak boleh kayak gini. Kalo lo kayak gini terus, kapan lo bisa luluhin hati Raffa?" batin Raina yang mencoba menyemangati dirinya sendiri di depan cermin dan mencoba tersenyum.
Raina pun turun menuju ruang makan. Raka kakanya merasa bingung dan bersyukur. Dia bingung tentang apa yang terjadi dengan Raina, dan dia bersyukur bila Raina bisa tersenyum lagi.
Raka dan Raina pun berangkat ke sekolah. Di perjalanan Raka mencoba mendekati adiknya itu. Dia ingin tau apa yang dialami adiknya itu, agar dia bisa membantu adiknya jika dalam kesulitan.
"Lo akhir-akhir ini kok sering ga jelas sih perasaanya? Lo ada masalah atau apa?" tanya Raka kepada Raina.
"Hm.. enggak kok kak. Gue nggak papa kok" jawab Raina dengan pelan
Raka tau bahwa adiknya menyembunyikan sesuatu dari nya. Tapi bila adiknya belum ingin cerita. Dia tak akan memaksanya.
Di perjalanan Raina mencoba menetralkan perasaanya untuk bertemu Raffa hari ini. Dan dia akan mengajak Raffa untuk latihan pensi lagi.
(06:19 WIB)RainaZahsy : Hari ini gue mau ngajak lo latihan lagi, bisa? Semisal lo bener-bener nggak bisa bilang aja. Jangan ngebuat orang nunggu lagi.
Pesan Raina pun terkirim lewat Whatsapp nya kepada Raffa. Sudah mendapat centing abu-abu, dia tinggal menunggu balasan dari Raffa.
Ponsel Raffa berbunyi, ada pesan masuk ke ponsel nya. Matanya menatap serius kepada salah satu pesan di Whatsapp nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFRAIN
Teen Fiction[DON'T COPY PASTE] RAFFRAIN. Silahkan dibaca, jangan lupa vote, dan berikan komentar anda. Agar dalam part selanjutnya bisa dibuat pembenahan. Terima kasih, Salam Author. Cinta, luka, dan kebenaran. Saat lo bener-bener sayang disaat itu pula hati...