Saat itu, aku tau bahwa cintaku untukmu bukanlah hal yang dibenarkan. Melainkan hal yang hanya menjadi beban.
– Shena Kania
Pagi ini, Raina duduk dengan membaca novel yang baru dibelinya. Matanya hanya bergerak kanan dan kiri. Mulutnya diam tak keluarkan suara. Dalam batinnya, ia sedang membaca apa isi dari novel itu. Dalam otaknya dia berpikir apa yang sedang ia alami sama seperti dalam novel itu.
Tak lama Shena, mendatangi nya dan menyapanya.
"Pagi Rain.." sapa Shena
"Pagi juga Shen" jawab Raina
Lalu Shena duduk disamping Raina. Dalam hatinya dia ingin bertanya kepada Raina, bagaimana latihannya dengan Raffa kemarin.
Apa yang mereka lakukan, apa ada kendala, atau kejadian yang mungkin tidak mengenakan hati. Tapi Shena tak berani untuk bertanya.
Dan akhirnya Raina sendiri lah yang berbicara pada Shena, tanpa ia minta.
Gue kemarin udah latihan sama Raffa, deg-degan gue nya wkwk Raina membisikkan hal itu pada Shena.
"Bagus deh kalo gitu, gue ikut seneng" jawab Shena
"Nanti lo juga mau latihan lagi?" tanya Shena
"Enggak sih, besok aja" jawab Raina
Bel masuk pun akhirnya berbunyi, perbincangan antara kedua nya terhenti. Ada perasaan yang disembunyikan, agar perasaan lainnya tetap bahagia.
***
Guru pengajar pun datang, semua murid bersiap untuk menerima pelajaran. Semua berantusias, kecuali Shena. Hari ini seperti tidak bergairah untuk mengikut pembelajaran, entah apa yang dia pikirkan.
Lamunanya pun dibangunkan oleh Raina.
"Shen, lo kenapa ngelamun?" tanya Raina
"Ah.. gapapa kok. Ngantuk aja" jawab Shena
Mata Shena tertuju pada seseorang yang ada disana.
"Gue bakal ngawasin lo ya, ga akan gue biarin dia kecewa" batin Shena.Entah apa yang Shena pikirkan hanya Shena yang tau. Bahkan Raina dan Dinda yang sahabatnya pun tak tau tentang apa yang Shena pikirkan. Diam adalah cara Shena.
Bel istirahat akhirnya berbunyi. Raina, Shena, dan Dinda setuju untuk menghabiskan istirahat mereka di kantin. Shena mencoba terlihat biasa seperti hari-hari biasanya.
"Jus mangga satu" pesan Raina
"Jus melon gue" sahut Shena
"Yang pesen gue?" jawab Dinda
"Yaiyalah, wkwk" jawab Raina
Dengan muka ditekuk Dinda pergi memesankan kedua sahabatnya apa yang mereka ingin. Dinda memang cewek yang baik. Dan peduli dengan kedua sahabatnya.
Akhirnya mereka pun duduk bersama menikmati pesanan mereka masing-masing dan ngobrol apa yang ingin mereka omongkan.
Tiba-tiba obrolan mereka dipecahkan oleh suara ribut yang ada dikantin. Terutama suara cewek cewek alay
WOII RAFFA KE KANTIN!!
JARANG-JARANG NIH COGAN KE KANTIN
RAFFA, SARANGHAEE OPPA!!
EH APAAN SI LO, RAFFA PUNYA GUE TAU
RAFFA CAYANG QUUUU!
ALAY LO ALAY!!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFRAIN
Teen Fiction[DON'T COPY PASTE] RAFFRAIN. Silahkan dibaca, jangan lupa vote, dan berikan komentar anda. Agar dalam part selanjutnya bisa dibuat pembenahan. Terima kasih, Salam Author. Cinta, luka, dan kebenaran. Saat lo bener-bener sayang disaat itu pula hati...