1.5 dugaan yang tepat.

2 0 0
                                    

------------
Di depan pagar sekolah, perlahan Reyhan melambatkan laju motornya.
Membat Viola sedikit lega.

Saat di parkiran, Viola turun dari  boncengan dan bersiap untuk memarahi kakak kejam yang tega membuatnya jantungan.

Namun diurungkannya, karena ia melihat banyak sekali pasang mata yang menatapnya dengan tatapan benci dan iri.
Dari kejauhan mereka berbisik seolah kata - kata itu di tujukan pada Viola.

" eh lihat deh, Reyhan boncengin cewek cuy, junior kita lagi yang di bonceng."

" hmmm ... Gue ga terima, jelas - jelas gue yang pengagum beratnya Rey aja ga pernah di boncengin"

" labrak cuy - labrak "

" sweet banget mereka... Jadi pengen di bonceng Reyhan juga "

Ocehan demi ocehan terlontar dari mulut idola si Reyhan.

Membuat Viola membulatkan matanya sempurna.  Ternyata dugaannya benar . pasti bakalan banyak cewek yang akan melabrak Vio karena di  bonceng Reyhan.  Sebelum di labrak di muka umum, Viola berjalan menuju kelasnya. Meninggalkan Reyhan yang masih sibuk mencopot helm nya .

Di saat langkahnya yang ketiga,
Reyhan berhasil menarik lengan Viola.

" main yelonong aja "
Ucap Reyhan.

" hmmmm, apa lagi sih, aku mau ke kelas. Gausah ganggu deh, kesel aku sama kamu kak. "
Kekeh Viola nyinyir.
Dia masih sangat kesal sama apa yang di lakuin Reyhan, tega - teganya Reyhan membuat Viola hampir jantungan .

" kekelas bareng sama aku"
Perintah Reyhan pada adiknya. 

" enggak. Aku ga mau.  Kak, udah deh sana pergi,,, itu tuh idola kamu udah ngantri buat ngelabrak aku. Mereka nggak terima kalo seorang Reyhan pramoedya boncengin junior manis kayak aku , makanya aku buru - buru pengen ke kelas. "  ucapnya sambil melirik ke arah gerombolan para cewek yang siap menerkam Viola.

" nggak, aku nggak terima penolakan. Aku cuman pengen mastiin ga ada cowok yang gangguin adek aku, kususnya si ketos Affan itu."

Tanpa permisi Reyhan menarik pelan pinggang ramping milik Viola dan melingkarkan lengan kekarnya di sana. Semua cewek yang memandangi mereka, sontak membulatkan matanya sempurna. Merasa jadi pusat perhatian, Viola berusaha melepas rangkulan kakaknya. Tetapi hasilnya nihil. Semakin Viola berontak, semakin kencang pula rangkulan Reyhan di pinggangnya. Membuat Viola menunduk pasrah .

Tak lama mereka sampai di depan kelas yang bertuliskan
X Mipa 1.

" sekarang udah sampai depan kelas aku kan, kalo gitu kakak cabut dari sini. Nanti temen aku ngiranya macem - macem. Kan mereka belom tau kalo kamu kakak aku"
Ucap Viola dengan sedikit pengusiran halus

" tega bener sih, udah di anterin juga. Malah ngusir - ngusir. Nggak ada ucapan terima kasih gitu buat aku? "
Ucap Reyhan memelas. Berbeda banget dengan ekspresinya saat berjalan tadi. Yang tadinya dingin menjadi hangat. Emang ga bisa di tebak moodnya.

" siapa suruh nganterin ke sini. Aku bisa jalan sendiri kok, kakak aja yang maksa. Bilang aja kalo pengen deket terus sama aku. Emang sih aku ngangenin tapi ga usah segitunya juga kalii"
Ucap Viola penuh ke PD an.

" kalo bukan ibu yang nyuruh gue jagain gadis keras kepala kayak lo, yang ribet bin ruwet . Gue juga ogah . jadi adek nyebelin banget"

"Yeee , ya kamu tuh, jadi abang gak sayang adek. Tega bener bikin aku jantungan"
Ucapnya sewot .

" hehehe, emang hobi aku jahilin kamu, yauda masuk sana. Belajar yang pinter. Jangan malu - maluin, masa adeknya Reyhan ga berprestasi. Langsung merosot dong reputasi gue. "
Jelas Reyhan sambil mengacak pelan rambut Viola.

" hmmm akhirnya.. "
Ucap Viola lega.

Because a DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang