1.8 satu sama

1 0 0
                                        


-------
Saat di kelas, Viola masih teringat kata-kata Affan.
Ucapan Affan barusan benar - benar terngiang di ingatan Viola. Seperti kaset rusak.

Viola tahu, Affan tidak akan pernah main - main dengan ucapannya. Ia pasti akan selalu berurusan dengan ketos songong itu. Sejauh apapun Viola menghindar, Affan selalu bisa menemukannya.

" Woy, nglamun aja, entar kesambet baru tau rasa"
Celetuk Siska sambil mengageti Viola.
Memang Siska adalah gadis yang ceplas-ceplos, kalo ngomong ga pernah di saring dulu.

" Eh eh, " Viola mengerjap sambil menormalkan kesadarannya.

" Sis, kebiasaan deh kalo ngomong, saring dulu napa. Ucapan itu doa , kalo kejadian beneran gimana? "
Ucap Sandra menasehati Siska.

" Hehehe iya, maap. Habisnya Viola nglamun aja, kan jadi pingin ngerjain dia "
Sambil cengar-cengir Siska ngomong sok ga bersalah.

Saat mereka asik mengobrol, tiba-tiba

" Kringggggg"
Suara bel istirahat terdengar sangat nyaring.

Semua siswa berhamburan ke kantin untuk memberi makan cacing - cacing di perut mereka.

Tak terkecuali Viola dan para sahabatnya.

Saat hendak keluar, tangan Viola di tarik seseorang yang berdiri tegap di Depan pintu.

" Mau kemana?"
Tanya pria itu dingin.

" Ya mau ke kantin lah, laper tau.
Eh btw ada apa kakak ke kelasku? Ada yang penting. Kalo cuma mau iseng sama aku, aku ga ada waktu. Mau cabut ke kantin dulu ya, dadah kakakku yang tampan. "
Ucap Viola penuh ejekan.

Sebelum Viola melangkah pergi, tangan Reyhan sudah cekatan merangkul pinggang ramping milik Viola, membuat gadis itu tidak bisa bergerak.

Suasana menjadi sangat hening. Para cewek yang lewat di depan mereka, menatap Viola dengan rasa iri yang berlebihan.

" Kak, lepasin. "
Ucap Viola setengah kesal.

" Enggak, kita ke kantin bareng"
Ucap Reyhan dingin tapi masih sukses membuat wanita baper.

" Dek, kalian duluan aja ke kantinnya, nanti Viola nyusul sama gue ".
Ucap Reyhan pada ketiga sahabat Viola.

Sontak ucapan Reyhan membuat ketiga gadis itu patuh. Daripada mereka kena masalah sama Reyhan.

Mereka berjalan perlahan menuju ke kantin dan meninggalkan Viola berdua dengan kakaknya.

" Eh kalian mau kemana? Tungguin aku, aku juga mau ke kantin." Teriak Viola yang percuma. Karena ketiga sahabatnya itu tidak menggubris sama sekali.

--------
Di sisi lain Affan bersama Budi dan Ricky sedang asik Duduk di pojokan kantin. Mereka mengobrol dengan santai.

" Lo yakin mau bikin junior tangguh itu jatuh cinta sama Lo"
Ucap Budi setelah mendengar cerita Affan tentang Viola.

" Lo ngeraguin gue? Apa sih yang ga bisa Affan dapetin. Semua yang menjadi target gue, harus gue dapetin. Termasuk membuat junior songong itu tunduk sama gue" ucap Affan tak terima karena si Budi meremehkan kemampuannya.

" Weittsss santai sob, iya gue percaya. Nanti kalo Lo butuh bantuan, calling kita aja, kita bersedia bantu lo 24 jam nonstop."
Kini giliran Ricky yang menimpali.

_____

" Kak Rey, lepasin rangkulannya. Vio udah gede. Kakak ga perlu krangkeng Vio kayak gini. Malu tau, di depan umum ini."
Rengek Viola pada kakaknya yang merangkulnya dengan sangat erat, sontak membuat semua penghuni kantin menajamkan tatapannya pada kakak beradik itu.

Tak terkecuali Affan, sedari tadi pandangannya tertuju pada gadis cantik dan teman seorganisasinya.

Affan, memperhatikan Viola dan Reyhan dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Fan, bukannya itu Viola ya? Junior yang mau Lo taklukin. Kok dia sama si Reyhan sih, pake rangkulan segala. Apa mereka udah jadian? Atau hanya sebatas teman? "
Tanya Ricky pada Affan yang sama sekali tak mendapat respon.

Tanpa permisi Affan nyelonong pergi dari tempat duduknya. Dan meninggalkan Budi dan Ricky yang masih terheran-heran dengan tingkah si Affan.

____

Reyhan mengambil tempat di pojok kiri, dan di ikuti Viola yang masih setia berada di rangkulan Reyhan.

" Duduk sini"
Perintah Reyhan pada Viola .

Viola pun patuh pada ucapan sang kakak. Ia tidak mau berdebat lagi dengan Reyhan. Karena percuma saja. Ujung-ujungnya Reyhan yang menang.

" Mau pesan apa?"
Tanya Reyhan.

" Ga usah"
Jawab Viola ketus dengan melirik sekilas ke arah Reyhan. Karena dia emang masih ngambek .

"Ya sudah, padahal tadi niatnya gue yang bayarin, berhubung Lo ga mau ya Alhamdulillah"
Ucap Reyhan dengan senyum yang mampu membuat wanita diabetes .

" Eh, tunggu. Kalo di bayarin aku mau bakso 2 mangkuk, jus jambu 1, coklat panas 1. Buruan gih pesenin, laper"
Ucap Viola nyengir.

" Buset dah, ga kurang banyak apa? Dasar perut kadal. Cewek makannya banyak amat"
Olok Reyhan pada Viola kemudian pergi memesan apa yang di sebutkan Viola tadi.

" Hahahaha rasain, bokek - bokek lu kak. Viola di isengin"
Ucap Viola dalam hati.

Reyhan kembali dengan tangan kosong. Ia kemudian menyeret kursi yang belum sempat didudukinya.

"Loh, kok balik ga bawa apa-apa,pesenan aku mana? Dasar PHP." ucap Viola sedikit kecewa.

" Hmmm, sabar napa. Punya adek bawel bener, untung gue sayang. Kalo enggak, udah gue tendang ke laut lu, " ucap Reyhan sensi.

" Ishhh, aku ah gelap"
Ucap Viola dengan jurus andalannya kalo lagi ngambek.
Kemudian ia menelungkupkan tangannya di atas meja.

Tak lama kemudian, ibu kantin datang dengan membawa semua pesanan Viola tadi .

" Mas, mbak, ini pesanannya"
Ucap ibu itu pada mereka berdua.

Ucapan ibu kantin itu sontak membuat Viola menegapkan posisi duduknya

" Oh iya Bu, terima kasih sudah repot-repot membawa makanannya kemari"
Ucap Viola dan tersenyum ramah.

" Udah puas sama pesanannya nona?" Ucap Reyhan penuh penekanan.

" Hehehe makasih abangku.. kamu emang kakak idaman deh kalo lagi baik gini, jadi sayang aku" ucap nya modus.

" Idih, tumben banget omongan Lo manis, biasanya pedes banget kayak cabe di cabein"
Balas Reyhan sambil mencubit hidung Viola.

" Ya sekali kali, kak BTW kita impas ya, satu sama. Kemarin kamu kempesin ban sepeda aku, sekarang aku kuras habis isi dompetmu. Hahaha"
Ucap Viola dengan tawa yang lepas.

" Dasar adek kurang ajar, yaudah habisin tuh makanan, udah mau bel "

" Iya bawel"
Ucapnya kemudian melahap makanan yang ada di depannya.

Setelah selesai makan mereka menuju kelas Viola.

" Ndul, nanti pulang sekolah gue tunggu di parkiran, jangan sampe telat. Awas aja kalo telat"
Ucapnya penuh penekanan

" Iya bawel, udah sana ke kelas kakak, nanti telat ,"
Ucapnya kemudian masuk ke dalam kelasnya tanpa memperdulikan kakaknya yang masih berdiri di depan pintu.

Because a DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang