Rupanya aku butuh lebih banyak waktu hanya untuk terlihat baik-baik saja di mata orang banyak.
Dan kini, aku hampir kehabisan stok waktu.
Satu tahun.
Aku menata hidupku setelah kau pergi. Akan tetapi, rupanya di dalam sana, pada sudut hatiku, masih penuh porak-poranda dari keping kehilanganmu.
Aku mendengar kabar istrimu sedang mengandung dan akan melahirkan dalam beberapa bulan lagi.
Meskipun tidak dapat ikut berbahagia—sekali lagi, aku tidak akan membiarkan diriku membohongi perasaan sendiri—tetapi aku cukup antusias membayangkan sosokmu yang akan menjadi ayah.
Apa kau akan menamai anakmu "Theodora" atau "Rei", seperti nama yang kau siapkan untuk anak kita dulu?
Ah, sayang sekali.
Aku tidak akan pernah menjadi perempuan yang memberimu si "Theodora" dan "Rei" kecil.
Omong-omong.
Kemarin, saat aku memberikan oleh-oleh pada tetangga rumahku, sehabis hampir setahun aku tak pernah menginjakkan kakiku di kota ini, Vani menyampaikan pesanmu. Kau ingat Vani tetanggaku yang pernah kukenalkan padamu dulu, 'kan? Katanya, hari itu, hari di mana seharusnya pernikahanmu dilangsungkan, kau datang ke rumah dan mencariku. Katanya juga, penampilanmu sangat kacau saat itu.
Kau tak menemukanku, bukan?
Sebab aku sedang membuat diriku hilang.
Aku menghilangkan diriku sendiri hari itu.
Aku membiarkan "lupa" menjadi kawanku.
Yang lucu adalah, aku benar-benar melupakan namaku, bahkan sampai saat ini. Namun, tidak dengan nama dan kenangan tentangmu.
Orang-orang yang menyebut namaku, tidak akan terekam lebih dari tiga detik di otakku.
Saat kau menghilangkan aku dari hatimu, aku juga turut menghilangkan diriku sendiri dari otakku.
Ah, aku bercerita banyak hari ini.
Mungkin karena ini seperti perjumpaan pertama setelah rindu yang menahun.
Di mana pun keberadaanmu, saat ini aku berharap kita tak bertemu.
Sebab aku tidak ingin tahu... bagaimana buasnya rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
ChickLitAku tahu gigihnya kau melenyapkanku dari sisimu, Mungkin kau lupa, aku tidak akan beranjak sebelum namaku hilang dari hatimu.